Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Riwayat Pasar Senen, dari Pasar yang Ramai di Hari Senin hingga Menjadi Kawasan Berorientasi Transit

Kompas.com - 11/10/2022, 07:00 WIB
Ivany Atina Arbi

Editor

Dalam perjalanannya, seperti dikisahkan dalam buku Jaya: 50 Years and Beyond (2012), Ciputra mengalami perjalanan yang sulit saat membangun Pasar Senen.

Baca juga: Sejarah Pasar Senen, Bekas Tempat Tuan Tanah Belanda hingga PKL Era Ali Sadikin

Ciputra harus memindahkan pedagang, mendata penghuni, dan memindahkan warga yang bermukim di sana.

Bahkan, seorang yang mengaku tentara menolak pindah dari tanah kediamannya. Orang itu mendatangi Ciputra dan meletakkan pistol di meja kantornya.

Selain itu, saat membebaskan tanah untuk proyek Senen, Ciputra juga dihalang-halangi seorang makelar.

Makelar itu memengaruhi orang-orang agar tidak membebaskan tanah di sana.

Makelar lalu dipanggil ke Balai Kota oleh Gubernur DKI Jakarta yang kala itu dijabat oleh Ali Sadikin, kemudian ditempeleng.

Terapi kejut yang diberikan Ali Sadikin ternyata manjur dan tak ada lagi yang menghalangi Ciputra membangun Senen.

Musibah kebakaran

Tahun 1974, untuk pertama kali, Pasar Senen terbakar karena terjadi kerusuhan Malapetaka Lima Belas Januari (Malari).

Kemudian, pada 23 November 1996, Pasar Senen Blok IV dan V kembali terbakar. Tahun 2003, terjadi kebakaran di Blok IV dan V. Kemudian tahun 2010 juga terjadi kebakaran.

Tahun 2014, Blok III terbakar. Tahun 2016, kebakaran di Pusat Grosir Senen Jaya. Terakhir, pada 2017, Blok I dan II terbakar.

Revitalisasi berorientasi transit

Karena lokasinya yang sangat strategis, Pasar Senen Blok I dan II yang terbakar direvitalisasi dengan konsep kawasan berorientasi transit (transit oriented development/ TOD).

Konsep TOD itu dirancang untuk memperbaiki moda transportasi yang ada sekaligus menata pedagang kaki lima. Dengan konsep itu, Senen diharapkan menjadi poros perdagangan yang hidup.

Baca juga: Revitalisasi Pasar Senen Dimulai

Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan mengatakan, adopsi konsep kawasan berorientasi transit dalam revitalisasi Pasar Senen telah menggeser arah pembangunan di Jakarta yang sebelumnya berorientasi kendaraan pribadi (car oriented development).

Kawasan Senen diproyeksikan memiliki koneksi intermoda paling lengkap, mulai dari terminal bus, stasiun KRL Commuterline, hingga LRT Jakarta.

Konektivitas kawasan tersebut akan terhubung dengan baik untuk memudahkan pergantian moda transportasi.

"Oleh karena itu, saya berharap lokasi ini kelak menjadi multifungsi serta bisa menjadi salah satu ikon sentra perdagangan di Jakarta," ujar Anies.

(Harian Kompas : Dian Dewi Purnamasari/Kompas.com : Ihsanuddin)

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Menyusuri Jalan yang Dilalui Para Korban Tragedi 12 Mei 1998...

Menyusuri Jalan yang Dilalui Para Korban Tragedi 12 Mei 1998...

Megapolitan
Sosok Dimas Aditya Korban Kecelakaan Bus Ciater Dikenal Tak Mudah Marah

Sosok Dimas Aditya Korban Kecelakaan Bus Ciater Dikenal Tak Mudah Marah

Megapolitan
Dua Truk TNI Disebut Menerobos CFD Jakarta, Ini Klarifikasi Kapendam Jaya

Dua Truk TNI Disebut Menerobos CFD Jakarta, Ini Klarifikasi Kapendam Jaya

Megapolitan
Diiringi Isak Tangis, 6 Korban Kecelakaan Bus Ciater Dimakamkan di TPU Parung Bingung

Diiringi Isak Tangis, 6 Korban Kecelakaan Bus Ciater Dimakamkan di TPU Parung Bingung

Megapolitan
Titik Terang Kasus Mayat Terbungkus Sarung di Pamulang: Terduga Pelaku Ditangkap, Identitas Korban Diketahui

Titik Terang Kasus Mayat Terbungkus Sarung di Pamulang: Terduga Pelaku Ditangkap, Identitas Korban Diketahui

Megapolitan
3 Pelajar SMK Lingga Kencana Korban Kecelakaan Bus Dishalatkan di Musala Al Kautsar Depok

3 Pelajar SMK Lingga Kencana Korban Kecelakaan Bus Dishalatkan di Musala Al Kautsar Depok

Megapolitan
Isak Tangis Iringi Kedatangan 3 Jenazah Korban Kecelakaan Bus Ciater: Enggak Nyangka, Pulang-pulang Meninggal...

Isak Tangis Iringi Kedatangan 3 Jenazah Korban Kecelakaan Bus Ciater: Enggak Nyangka, Pulang-pulang Meninggal...

Megapolitan
Terduga Pembunuh Pria Dalam Sarung di Pamulang Ditangkap

Terduga Pembunuh Pria Dalam Sarung di Pamulang Ditangkap

Megapolitan
Pemprov DKI Lepas Ratusan Jemaah Haji Kloter Pertama Asal Jakarta

Pemprov DKI Lepas Ratusan Jemaah Haji Kloter Pertama Asal Jakarta

Megapolitan
Pesan Terakhir Guru SMK Lingga Kencana Korban Kecelakaan Bus di Ciater Subang

Pesan Terakhir Guru SMK Lingga Kencana Korban Kecelakaan Bus di Ciater Subang

Megapolitan
Gratis Untuk Anak Pejuang Kanker, Begini Syarat Menginap di 'Rumah Anyo'

Gratis Untuk Anak Pejuang Kanker, Begini Syarat Menginap di 'Rumah Anyo'

Megapolitan
Gelar 'Napak Reformasi', Komnas Perempuan Ajak Masyarakat Mengingat Tragedi 12 Mei 1998

Gelar "Napak Reformasi", Komnas Perempuan Ajak Masyarakat Mengingat Tragedi 12 Mei 1998

Megapolitan
Jatuh Bangun Pinta Mendirikan 'Rumah Anyo' Demi Selamatkan Para Anak Pejuang Kanker

Jatuh Bangun Pinta Mendirikan 'Rumah Anyo' Demi Selamatkan Para Anak Pejuang Kanker

Megapolitan
Saat Epy Kusnandar Ditangkap karena Narkoba, Diam Seribu Bahasa

Saat Epy Kusnandar Ditangkap karena Narkoba, Diam Seribu Bahasa

Megapolitan
Misteri Mayat Pria Terbungkus Sarung di Pamulang, Diduga Dibunuh Lalu Dibuang

Misteri Mayat Pria Terbungkus Sarung di Pamulang, Diduga Dibunuh Lalu Dibuang

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com