Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Masih Tahap Penyelesaian, Skydeck Halte Bundaran HI Ditutup Sementara

Kompas.com - 11/10/2022, 16:42 WIB
Reza Agustian,
Jessi Carina

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Area anjungan atau skydeck di Halte Transjakarta Bundaran HI yang menjadi daya pikat warga untuk mengabadikan momen foto-foto berlatar belakang Monumen Selamat Datang ditutup sementara, pada Selasa (11/10/2022) siang.

Berdasarkan pantauan Kompas.com, bangunan halte berlantai dua ini hanya beroperasi pada bagian lantai satu.

Di bagian lantai satu halte, terlihat segelintir warga baik yang akan naik atau turun menggunakan layanan transjakarta di halte yang saat ini masih dalam tahap uji coba itu.

Salah satu petugas mengatakan, bagian lantai dua yang terdapat fasilitas seperti musala, skydeck, hingga tenant-tenant masih dalam proses pengerjaan untuk diselesaikan.

Baca juga: Daya Pikat Halte Bundaran HI Kini, Warga Rela Tap In demi Foto Berlatar Patung Selamat Datang

"Lagi ada penguatan di atas (lantai dua), kemarin kan sudah ada warga yang foto-foto, sebetulnya mah belum dibuka," kata petugas saat ditemui di lokasi, Selasa (11/10/2022).

Menurut dia, bagian lantai dua Halte Bundaran HI ditutup sementara untuk umum untuk menghindari risiko kecelakaan saat warga berbondong-bondong ke skydeck tersebut.

"Takutnya kalau dipaksa terus ada gimana-gimana," ucap petugas itu.

Petugas tersebut mengungkapkan, bagian lantai dua halte akan kembali dibuka untuk umum pada esok hari yakni Rabu (12/10/2022).

Adapun, Halte Bundaran HI ramai dikunjungi oleh warga saat kegiatan Hari Bebas Kendaraan Bermotor (HBKB) atau car free day berlangsung, Minggu (9/10/2022).

Baca juga: Sejarah Patung Selamat Datang yang Kini Kembali Populer karena Revitalisasi Halte Bundaran HI...

Mereka masuk ke halte bukan untuk menggunakan transjakarta, tetapi sekadar foto-foto.

Warga bernama Yuni (24) mengaku datang ke Halte Bundaran HI untuk berswafoto setelah berolahraga pada car free day di kawasan Bundaran HI.

Sebagai informasi, untuk masuk ke Halte Bundaran HI setiap pengunjung harus menempelkan kartu uang elektronik (KUE) ketika masuk dan keluar halte atau tap in dan tap out dan dikenakan biaya sebesar Rp 3.500.

"Untuk spot fotonya itu lebih bagus, karena kan di sini banyak bangunan-bangunan tinggi, jadi kalau di lantai bawah (halte) itu kurang bagus tapi begitu naik ke lantai atas, fotonya jadi lebih better (bagus)," kata Yuni saat ditemui di lokasi.

Kendati demikian, Yuni harus berhati-hati ketika memasuki sejumlah sisi di halte tersebut, sebab sampai saat ini proses revitalisasi belum sepenuhnya rampung.

"Walaupun belum nyaman karena kan masih banyak tempelan-tempelan kayak hati-hati, itu saya jadi sedikit worry," ucap Yuni.

Baca juga: Kebocoran Pipa Air di Kawasan Bundaran HI Diduga Terimbas Proyek Revitalisasi Halte Transjakarta

"Belum fix bangunannya takut roboh atau segala macam, harus hati-hati mungkin itu saja," sambung dia.

Tak hanya Yuni, warga bernama Agus mengatakan, desain Halte Bundaran HI yang menarik dapat memikat para pengunjung untuk melakukan swafoto di halte tersebut.

"Menurut saya ini bagus sih jadi bisa ada spot foto baru," kata Agus.

Saat ditanya mengenai polemik Halte Bundaran HI yang dinilai menghalangi pandangan ke arah Monumen Selamat Datang, Agus berujar hal tersebut tergantung dari pendapat masing-masing orang lain.

"Menurut saya sebetulnya kalau dari jalur pedestrian itu enggak ngehalangin pemandangan, paling terhalang kalau dari poros jalan saja," ungkap dia.

Agus memaklumi atas polemik yang terjadi atas direvitalisasinya Halte Bundaran HI.

"Memang semua pasti ada yang baru dan ada yang hilang, tapi kalau lebih baik kenapa enggak," tegasnya.

Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Antisipasi Banjir, Dinas Bina Marga DKI Sebar Petugas untuk Bersihkan Tali Air yang Tersumbat

Antisipasi Banjir, Dinas Bina Marga DKI Sebar Petugas untuk Bersihkan Tali Air yang Tersumbat

Megapolitan
Kronologi Pembunuhan Wanita di Bogor oleh Pacarnya Sendiri

Kronologi Pembunuhan Wanita di Bogor oleh Pacarnya Sendiri

Megapolitan
BPBD dan KPU DKI Bahas Strategi Penanganan 2.841 TPS Rawan Banjir

BPBD dan KPU DKI Bahas Strategi Penanganan 2.841 TPS Rawan Banjir

Megapolitan
Usai Bunuh Pacarnya di Bogor, Alung Ternyata Dibantu Temannya Saat 'Buang' Jasad Korban ke Ruko Kosong

Usai Bunuh Pacarnya di Bogor, Alung Ternyata Dibantu Temannya Saat "Buang" Jasad Korban ke Ruko Kosong

Megapolitan
KPU DKI: 2.841 TPS di Jakarta Rawan Banjir Saat Pemilu 2024

KPU DKI: 2.841 TPS di Jakarta Rawan Banjir Saat Pemilu 2024

Megapolitan
Gibran Diduga Kampanye di CFD, Heru Budi: Saya Enggak Tahu, Masih Tidur...

Gibran Diduga Kampanye di CFD, Heru Budi: Saya Enggak Tahu, Masih Tidur...

Megapolitan
Pembunuh Lansia di Bekasi Terancam Hukuman 20 Tahun Penjara

Pembunuh Lansia di Bekasi Terancam Hukuman 20 Tahun Penjara

Megapolitan
Usai Dilantik, Kadis Bina Marga DKI Heru Suwondo Tancap Gas Benahi Jalan Rusak

Usai Dilantik, Kadis Bina Marga DKI Heru Suwondo Tancap Gas Benahi Jalan Rusak

Megapolitan
Heru Budi Bakal Bantu Ajukan Wisma Atlet jadi Gudang Logistik Pemilu 2024

Heru Budi Bakal Bantu Ajukan Wisma Atlet jadi Gudang Logistik Pemilu 2024

Megapolitan
Pengendara Motor Kecelakaan di Jalan MT Haryono, Ponselnya Malah Dicuri Penolong

Pengendara Motor Kecelakaan di Jalan MT Haryono, Ponselnya Malah Dicuri Penolong

Megapolitan
Pegawai Rumah Makan yang Tenggelam di Aliran Kali Sasak Ciputat Ditemukan Tewas

Pegawai Rumah Makan yang Tenggelam di Aliran Kali Sasak Ciputat Ditemukan Tewas

Megapolitan
Pihak UI Telusuri Dugaan Pelecehan Mahasiswi di Bus Kuning

Pihak UI Telusuri Dugaan Pelecehan Mahasiswi di Bus Kuning

Megapolitan
Polisi Tangkap Dua Pelaku Judi Sabung Ayam di Bekasi

Polisi Tangkap Dua Pelaku Judi Sabung Ayam di Bekasi

Megapolitan
Minimarket di Bekasi Dirampok, Karyawan Tak Berkutik Ditodong Celurit dan Senpi

Minimarket di Bekasi Dirampok, Karyawan Tak Berkutik Ditodong Celurit dan Senpi

Megapolitan
Tak Kapok Pernah Dipenjara akibat Penganiayaan, Alung Malah Bunuh dan Rekayasa Kematian Pacarnya di Bogor

Tak Kapok Pernah Dipenjara akibat Penganiayaan, Alung Malah Bunuh dan Rekayasa Kematian Pacarnya di Bogor

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Lengkapi Profil
Lengkapi Profil

Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.

Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com