JAKARTA, KOMPAS.com - Sudah enam bulan warga di Kampung Nelayan Marunda Kepu, Cilincing, Jakarta Utara, mengalami krisis air bersih.
Sejak akhir April 2022 lalu, aliran air bersih yang disalurkan PT Aetra Air Jakarta ke rumah warga terganggu.
Namun, sampai saat ini belum juga ada solusi atas permasalahan yang mereka hadapi.
Padahal, krisis air bersih ini jelas membuat para warga mengalami kesulitan.
Baca juga: Ada Krisis Air Bersih di Pesisir Jakarta, Warga Kampung Nelayan Marunda Ajukan Petisi
Selama enam bulan, para warga hanya mengandalkan mobil tangki air yang berasal dari Pam Jaya sebagai sumber air bersih.
Warga bernama Sawi (46) mengaku air bantuan itu tidak mencukupi untuk kebutuhan sehari-hari.
Sebab, mobil tangki hanya datang dua hari sekali dan setiap rumah hanya mendapatkan satu drum air berkapasitas 100 liter.
"Satu rumah, satu drum yang biru. Dua hari sekali (datangnya), harus cukup," ujar Sawi saat ditemui Kompas.com di lokasi, Selasa (11/10/2022).
Baca juga: Suplai Air Bersih di Utan Kayu Sempat Terhenti, Pipa PAM Rusak Kena Alat Berat Sudin SDA
Akibatnya ia harus menghemat penggunaan air di rumah tangganya.
Terkadang, ia mengalah untuk tidak mandi agar anak-anaknya bisa mandi.
"Kita mandi, entar anak-anak enggak mandi. (Harus) nyuci seragam segala," lanjutnya.
Sementara itu, tanaman cabai yang ditanam depan rumahnya juga terkena dampak.
Dulu, Sawi hampir tiap hari tidak pernah membeli cabai karena tanamannya tumbuh subur.
Namun, kini cabai di depan rumahnya tumbuh kering dan menguning.
"Tadinya mah cabai enggak beli-beli ya. Tetangga dateng dibagiin. Sekarang mah pada abis, pada kering semua pohon cabai. Kagak disiram-siram," katanya.
Baca juga: Ironi Warga Tanah Abang, Tinggal di Pusat Jakarta tetapi Kesulitan Dapat Air Bersih