Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Jakarta Banjir, Wagub DKI: Banyak Kali yang Harus Dikeruk, Perlu Waktu...

Kompas.com - 12/10/2022, 07:15 WIB
Muhammad Naufal,
Nursita Sari

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Pemerintah Provinsi DKI Jakarta disebut warga belum pernah lagi menangani persoalan banjir di Pejaten Timur, Pasar Minggu, Jakarta Selatan, akibat luapan Kali Ciliwung.

Menanggapi hal tersebut, Wakil Gubernur DKI Jakarta Ahmad Riza Patria mengaku terdapat banyak kali yang harus dikeruk dalam program gerebek lumpur.

"Memang ini perlu waktu karena ini kan jumlahnya banyak sekali yang harus dikeruk," kata Riza di Balai Kota DKI Jakarta, Jakarta Pusat, Selasa (11/10/2022).

Baca juga: Keluh Kesah Warga Pejaten Timur Kebanjiran Delapan Kali, tetapi Merasa Tak Tersentuh Program Pemprov DKI

Riza lantas meminta warga melapor jika terdapat kali yang belum dikeruk. Pemprov DKI nantinya akan menyusun jadwal dan teknis pengerukan.

"Kalau ada sungai daerah yang belum kena, nanti disampaikan saja," tutur Riza.

"Nanti kami akan susun kembali dan akan kami lakukan, keruk-keruk lumpur yang ada, termasuk di Kali Ciliwung," sambung politisi Gerindra itu.


Dalam kesempatan itu, ia menegaskan bahwa Pemprov DKI bakal mengeruk Kali Ciliwung secepatnya.

"Secepatnya kami upayakan (pengerukan)," ujar Riza.

Baca juga: Banjir Rendam 50 RT di Jakarta Rabu Pagi Ini, Paling Tinggi 2,2 Meter di Cawang

Adapun banjir akibat luapan Ciliwung melanda sejumlah titik di Jakarta pada Senin (10/10/2022).

Salah satunya Jalan Masjid Al-Makmur, Kelurahan Pejaten Timur. Banjir diperkirakan mencapai 40 sentimeter hingga 3 meter.

Warga bernama Vani mengatakan, banjir di Jalan Masjid Al Makmur pada Senin dini hari merupakan yang kesekian. Total sudah delapan kali banjir sejak pertengahan Agustus 2022.

Seingat Vani, selama ini belum ada lagi program dari Pemprov DKI Jakarta untuk menangani persoalan banjir di lingkungan tempat tinggalnya.

"Kalau tidak salah sekarang belum ada lagi," kata Vani.

Baca juga: Kala Anies Sebut Jakarta Pasti Banjir Saat Curah Hujan Ekstrem, Sudahkah Pemprov Berbenah?

Vani mengatakan, program yang dilakukan pemerintah pada saat itu adalah mengeruk lumpur Kali Ciliwung, yang berjarak beberapa meter dari permukiman warga.

Tampak tak ada dinding yang membatasi Kali Ciliwung dengan dataran rumah warga.

"Saat habis dikeruk waktu itu jarang banjir, kalau pun banjir itu tidak dalam," kata Vani.

Warga lain bernama Muhammad Yakub mengungkapkan hal yang sama.

Menurut Yakub, lima tahun terakhir ini belum ada program pemerintah sebagai penanganan banjir di permukimannya.

"Sudah sering dari tahun 1996 di sini banjir. Dulu ada (program pemerintah buat mengatasi banjir) pas zaman Gubernur Ahok. Pas zaman Anies tidak ada," kata Yakub.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Terkini Lainnya

Naedi Acungkan Jempol dan Tersenyum Usai Faizal Terhasut Bunuh Sang Paman di Pamulang

Naedi Acungkan Jempol dan Tersenyum Usai Faizal Terhasut Bunuh Sang Paman di Pamulang

Megapolitan
PDI-P Bebaskan Sekda Supian Suri Pilih Bakal Calon Wakil Wali Kota di Pilkada 2024

PDI-P Bebaskan Sekda Supian Suri Pilih Bakal Calon Wakil Wali Kota di Pilkada 2024

Megapolitan
Dibacok Empat Kali oleh Keponakan yang Dendam, Penyebab Pria di Pamulang Tewas di Tempat

Dibacok Empat Kali oleh Keponakan yang Dendam, Penyebab Pria di Pamulang Tewas di Tempat

Megapolitan
Banyak Motor Lewat Trotoar di Matraman, Diduga akibat Penyempitan Jalan Imbas Proyek LRT

Banyak Motor Lewat Trotoar di Matraman, Diduga akibat Penyempitan Jalan Imbas Proyek LRT

Megapolitan
Bunuh Pamannya, Faizal Emosi Dibangunkan Saat Baru Tidur untuk Layani Pembeli di Warung

Bunuh Pamannya, Faizal Emosi Dibangunkan Saat Baru Tidur untuk Layani Pembeli di Warung

Megapolitan
Hindari Kecurigaan, Faizal Sempat Simpan Golok untuk Bunuh Pamannya di Atas Tumpukan Tabung Gas

Hindari Kecurigaan, Faizal Sempat Simpan Golok untuk Bunuh Pamannya di Atas Tumpukan Tabung Gas

Megapolitan
Minta Dishub DKI Pilah-pilah Penertiban, Jukir Minimarket: Kalau Memaksa, Itu Salah

Minta Dishub DKI Pilah-pilah Penertiban, Jukir Minimarket: Kalau Memaksa, Itu Salah

Megapolitan
Babak Baru Kasus Panca Pembunuh 4 Anak Kandung, Berkas Segera Dikirim ke PN Jaksel

Babak Baru Kasus Panca Pembunuh 4 Anak Kandung, Berkas Segera Dikirim ke PN Jaksel

Megapolitan
KPU DKI Beri Waktu Tiga Hari ke Dharma Pongrekun untuk Unggah Bukti Dukungan Cagub Independen

KPU DKI Beri Waktu Tiga Hari ke Dharma Pongrekun untuk Unggah Bukti Dukungan Cagub Independen

Megapolitan
Mahasiswa Unjuk Rasa di Depan Istana Bogor, Minta Jokowi Berhentikan Pejabat yang Antikritik

Mahasiswa Unjuk Rasa di Depan Istana Bogor, Minta Jokowi Berhentikan Pejabat yang Antikritik

Megapolitan
Banyak Motor Lewat Trotoar di Matraman, Warga: Sudah Jadi Pemandangan yang Umum Setiap Pagi

Banyak Motor Lewat Trotoar di Matraman, Warga: Sudah Jadi Pemandangan yang Umum Setiap Pagi

Megapolitan
Menolak Ditertibkan, Jukir Minimarket: Besok Tinggal Parkir Lagi, Bodo Amat...

Menolak Ditertibkan, Jukir Minimarket: Besok Tinggal Parkir Lagi, Bodo Amat...

Megapolitan
3 Pemuda di Kalideres Sudah 5 Kali Lakukan Penipuan dan Pemerasan Lewat Aplikasi Kencan

3 Pemuda di Kalideres Sudah 5 Kali Lakukan Penipuan dan Pemerasan Lewat Aplikasi Kencan

Megapolitan
Kejari Jaksel: Rubicon Mario Dandy Dikorting Rp 100 Juta Agar Banyak Peminat

Kejari Jaksel: Rubicon Mario Dandy Dikorting Rp 100 Juta Agar Banyak Peminat

Megapolitan
Jebak Korban di Aplikasi Kencan, Tiga Pemuda di Kalideres Kuras 'Limit Paylater' hingga Rp 10 Juta

Jebak Korban di Aplikasi Kencan, Tiga Pemuda di Kalideres Kuras "Limit Paylater" hingga Rp 10 Juta

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com