Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Penyelenggara Jakarta Marathon 2022 Akui Sulit Sterilisasi 49 Ruas Jalan Ibu Kota

Kompas.com - 17/10/2022, 21:38 WIB
Zintan Prihatini,
Irfan Maullana

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Jakarta Marathon (Jakmar) 2022 selesai digelar dengan meninggalkan berbagai catatan. Salah satunya ialah sulitnya pelari mendapatkan jalanan yang steril, agar nyaman berlari.

Hal itu disampaikan CEO Inspiro Ndang Mawardi selaku penyelenggara Jakarta Marathon 2022. Kata Ndang, perlombaan yang memasuki tahun kesembilan ini mungkin sangat dirindukan oleh para pelari meski harus kecewa karena kondisi jalan yang tak mendukung.

“Saya menyadari, para pelari ibaratnya benci tapi rindu pada Jakmar. Rindu untuk berlari bebas di bawah gedung-gedung pencakar langit Jakarta," kata Ndang dalam keterangan tertulis yang diterima Kompas.com, Senin (17/10/2022).

"Namun di sisi lain kecewa karena rute lari belum berhasil mendapatkan suasana steril yang ideal seperti ajang lari dunia yang lain,” sambung dia.

Baca juga: Jakarta Marathon 2022 Lintasi 49 Ruas Jalan, Rekayasa Lalu Lintas dan Transjakarta Diberlakukan

Ndang mengakui, mensterilkan 49 ruas jalan yang dilalui para peserta sangat tidak mudah, meski sudah dilakukan rekayasa lalu lintas dan melibatkan kepolisian.

Apabila menggunakan masukan dari tim pemeriksa internasional dari International Association of Athletics Federations (IAAF, yang sekarang menjadi World Athletics), kondisi steril ideal untuk rute tercapai ketika pembangunan MRT sudah selesai tahap 3, sehingga masyarakat memiliki pilihan menggunakan jalur lalu lintas yang lain.

Faktor penting lainnya, kata dia, adalah belum efektifnya edukasi kepada pengguna jalan di Jakarta untuk mendukung perlombaaan.

“Di marathon race kota-kota besar dunia, masyarakatnya cukup aktif dan mendukung setiap gelaran. Tapi ini memang bukan pekerjaan mudah yang bisa selesai dalam setahun dua tahun,” kata Ndang.

Baca juga: DKI Jakarta Akan Gelar Jakarta Marathon, Berharap Bisa Perkuat Posisi sebagai Kota Global

Dia tak menampik, sistem transportasi terintegrasi Jaklingko, MRT, dan LRT antarkota yang dikembangkan pemerintah daerah sangat membantu proses sterilisasi rute.

Dukungan Pemerintah Provinsi DKI melalui Organisasi Perangkat Daerah (OPD) atau Satuan Kerja Perangkat Daerah) pun dinilai sudah baik.

Di satu sisi, catatan dari penyelenggaraan lomba maraton itu tidak lepas dari kurangnya pendanaan lantaran tidak ada sponsor utama.

Untuk penyelenggaraan yang lebih baik di masa mendatang, pengelola berharap ada kolaborasi lebih dalam dengan Pemerintah Provinsi DKI Jakarta.

“Tahun ini bisa dikatakan kami rugi karena tidak ada sponsor utama seperti tahun-tahun sebelumnya yang penuh kontribusi dari perusahaan-perusahaan BUMN," ucap Ndang.

Dirinya memaklumi, sebab selama pandemi Covid-19 perusahaan bisa jadi kehabisan anggaran.

Dia menyampaikan, Jakmar sesungguhnya sudah berkembang menarik perhatian banyak orang, dengan jumlah peserta yang terus meningkat. Jakmar tahun ini diikuti 14.300 peserta, termasuk 869 pelari asing dari 26 negara.

Dengan membawa nama Jakarta, Ndang berharap, pada penyelenggaraan maraton selanjutnya ada dukungan penuh dari pemerintah.

Dengan demikian, kegiatan internasional yang membawa misi sport-tourism tersebut bisa dijalankan berkelanjutan secara berkelas.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Viral Video Gibran, Bocah di Bogor Menangis Minta Makan, Lurah Ungkap Kondisi Sebenarnya

Viral Video Gibran, Bocah di Bogor Menangis Minta Makan, Lurah Ungkap Kondisi Sebenarnya

Megapolitan
Kriteria Sosok yang Pantas Pimpin Jakarta bagi Ahok, Mau Buktikan Sumber Harta sampai Menerima Warga di Balai Kota

Kriteria Sosok yang Pantas Pimpin Jakarta bagi Ahok, Mau Buktikan Sumber Harta sampai Menerima Warga di Balai Kota

Megapolitan
Sedang Jalan Kaki, Perempuan di Kebayoran Baru Jadi Korban Pelecehan Payudara

Sedang Jalan Kaki, Perempuan di Kebayoran Baru Jadi Korban Pelecehan Payudara

Megapolitan
Polisi Tangkap Aktor Epy Kusnandar Terkait Penyalahgunaan Narkoba

Polisi Tangkap Aktor Epy Kusnandar Terkait Penyalahgunaan Narkoba

Megapolitan
Pemprov DKI Jakarta Bakal Cek Kesehatan Hewan Kurban Jelang Idul Adha 1445 H

Pemprov DKI Jakarta Bakal Cek Kesehatan Hewan Kurban Jelang Idul Adha 1445 H

Megapolitan
Pekerja yang Jatuh dari Atap Stasiun LRT Kuningan Disebut Sedang Bersihkan Talang Air

Pekerja yang Jatuh dari Atap Stasiun LRT Kuningan Disebut Sedang Bersihkan Talang Air

Megapolitan
Setuju Jukir Ditertibakan, Pelanggan Minimarket: Kalau Enggak Dibayar Suka Marah

Setuju Jukir Ditertibakan, Pelanggan Minimarket: Kalau Enggak Dibayar Suka Marah

Megapolitan
Bercak Darah Masih Terlihat di Lokasi Terjatuhnya Pekerja dari Atap Stasiun LRT Kuningan

Bercak Darah Masih Terlihat di Lokasi Terjatuhnya Pekerja dari Atap Stasiun LRT Kuningan

Megapolitan
Pekerja Proyek Jatuh dari Atap Stasiun LRT Kuningan, Diduga Tak Pakai Alat Pengaman

Pekerja Proyek Jatuh dari Atap Stasiun LRT Kuningan, Diduga Tak Pakai Alat Pengaman

Megapolitan
Pendaftar Masih Kurang, Perekrutan Anggota PPS di Jakarta untuk Pilkada 2024 Diperpanjang

Pendaftar Masih Kurang, Perekrutan Anggota PPS di Jakarta untuk Pilkada 2024 Diperpanjang

Megapolitan
Pekerja Proyek Diduga Jatuh dari Atap Stasiun LRT Kuningan

Pekerja Proyek Diduga Jatuh dari Atap Stasiun LRT Kuningan

Megapolitan
25 Warga Depok Tertipu Investasi Emas 'Bodong', Total Kerugian Capai Rp 6 Miliar

25 Warga Depok Tertipu Investasi Emas "Bodong", Total Kerugian Capai Rp 6 Miliar

Megapolitan
Pelanggan Minimarket: Ada atau Enggak Ada Jukir, Tak Bisa Jamin Kendaraan Aman

Pelanggan Minimarket: Ada atau Enggak Ada Jukir, Tak Bisa Jamin Kendaraan Aman

Megapolitan
4 Bocah Laki-laki di Cengkareng Dilecehkan Seorang Pria di Area Masjid

4 Bocah Laki-laki di Cengkareng Dilecehkan Seorang Pria di Area Masjid

Megapolitan
KPU DKI Bakal 'Jemput Bola' untuk Tutupi Kekurangan Anggota PPS di Pilkada 2024

KPU DKI Bakal "Jemput Bola" untuk Tutupi Kekurangan Anggota PPS di Pilkada 2024

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com