Kepala Dinas Kesehatan Kota Bekasi Tanti Rohilawati mengatakan stok vaksin Covid-19 yang ada di Kota Bekasi kosong karena memang stok di pemerintah pusat langka.
"Vaksin ini di-drop dari Pemerintah Pusat, saat ini memang kondisinya sedang langka (stok menipis)," ujar Tanti saat dihubungi wartawan, Senin (17/10/2022).
Baca juga: Meski Stok Vaksin Kosong, Vaksinasi Booster Tetap Jadi Syarat Perjalanan
Atas dasar itu, stok vaksin di Kota Bekasi pun ikut menipis. Bahkan, stok vaksin yang ada bisa dihitung dengan jari.
"Kalau memang ada, cuma 1 atau 2 dosis (vial). Jadi, memang kondisinya kosong," ucap dia.
Saat ini, Pemkot Bekasi pun telah mengusulkan ke Provinsi Jawa Barat dan ke Kemenkes untuk kembali menyetok dosis vaksin Covid-19.
Adapun berdasarkan data terbaru dari situs resmi vaksin.kemkes.go.id, Senin (17/10/2022), saat ini hanya ada 124 dosis vaksin covid-19 yang tersedia di Kota Bekasi.
Adapun vaksin booster Covid-19 masih menjadi salah satu syarat wajib bagi masyarakat yang ingin bepergian melalui jalur udara saat ini.
Kepala Kantor Kesehatan Pelabuhan Kelas 1 Soekarno Hatta, Naning Nugrahini mengatakan persyaratan perjalanan masih berlaku seperti biasanya sesuai dengan surat edaran (SE) yang ada, termasuk soal vaksin booster.
“Kami menjalankan SE Satuan Tugas Nasional (Satgasnas) Covid-19 No. 24 Tahun 2022 tentang Pelaku Perjalanan Dalam Negeri, di situ disebutkan tentang kewajiban untuk melakukan vaksinasi booster,” kata Naning, Selasa (18/10/2022).
Baca juga: Stok Vaksin Menipis, Dinkes DKI: Vaksinasi Covid-19 Bakal Dilakukan secara Selektif
Menurut Naning, saat ini belum ada perubahan syarat perjalanan, termasuk soal vaksin booster.
Ia pun menyarankan warga yang hendak naik pesawat tetapi belum bisa mendapat booster karena stok vaksin kosong bisa meminta diskresi ke Satuan Tugas Covid-19.
“Kalau mau ada diskresi-diskresi keringanan itu, kami kan di KKP hanya pelaksana nih ceritanya, itu mesti ada yang membuat surat diskresi dari yang menerbitkan SE (surat edaran),” kata Naning.
Pakar Biostatistika Epidemologi Fakultas Kesehatan Masyarakat (FKM) Universitas Airlangga (UNAIR) Windhu Purnomo berujar pemerintah pusat bisa mengalihkan atau relokasi vaksin dari daerah yang pasokannya cukup banyak ke wilayah yang pasokannya menipis.
"Contoh, (pasokan) Sulawesi Barat stoknya masih 1.130 hari. Papua, Maluku Utara, dan Gorontalo juga masih lebih dari 400 hari," ujar Windhu kepada Kompas.com, Rabu (19/10/2022).
Windhu memang meyakini stok vaksin di Ibu Kota masih dalam batas aman. Ia mencatat stok vaksin di Jakarta dari data Kementerian Kesehatan RI masih ada untuk 19 hari ke depan.
Namun, kata Windhu, apabila pasokan vaksin sudah tinggal 10 hari atau kurang, maka kondisi tersebut patut diwaspadai. Dengan demikian, ia berujar wilayah DKI Jakarta harus menjadi prioritas untuk mendapatkan pasokan vaksin.
Baca juga: DKI Dinilai Perlu Dapat Prioritas Pasokan Vaksin Covid-19, Pakar: Alasan Kepentingan Ekonomi
"Bukan karena angka cakupan vaksinasi dan angka hospitalisasi, tapi karena alasan kepentingan ekonomi. Sebagian besar perputaran uang ada di DKI," tutur Windhu kepada Kompas.com, Rabu (19/10/2022).
(Penulis : Muhammad Isa Bustomi, Annisa Ramadani Siregar, M Chaerul Halim, Joy Andre, Larissa | Editor : Ambaranie Nadia Kemala Movanita, Ihsanuddin, Irfan Maullana)
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.