Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Tren Kasus Gangguan Ginjal Akut di Jakarta Naik, Dinkes DKI Ungkap Alasannya

Kompas.com - 20/10/2022, 15:51 WIB
Muhammad Naufal,
Nursita Sari

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Pemerintah Provinsi (Pemprov) DKI Jakarta menyatakan bahwa tren kasus gangguan ginjal akut misterius pada anak di Ibu Kota mulai meningkat pada Agustus 2022.

Namun, Kepala Dinas Kesehatan DKI Jakarta Widyastuti berujar, tren peningkatan ini belum tentu valid 100 persen. Sebab, informasi berkait gangguan ginjal akut pada awal 2022 tergolong masih sedikit.

"Mungkin ini belum tentu tepat 100 persen karena sensitivitas dari Januari (2022) kan belum ada informasi apa-apa," ujar Widyastuti di Laboratorium Kesehatan Daerah (Labkesda) DKI Jakarta, Jakarta Pusat, Kamis (20/10/2022).

Baca juga: 71 Anak di Jakarta Terserang Gangguan Ginjal Akut, 40 di Antaranya Meninggal

Ia menuturkan, terdapat dua kasus gangguan ginjal akut pada Januari 2022, nol kasus pada Februari, satu kasus pada Maret, tiga kasus pada April, nol kasus pada Mei.

Kemudian, dua kasus pada Juni, satu kasus pada Juli, 10 kasus pada Agustus, 21 kasus pada September, dan 31 kasus pada Oktober.

Menurut Widyastuti, peningkatan kasus ini terjadi karena ada lebih banyak informasi memadai tentang gangguan ginjal akut belakangan ini.

"Kenapa kok meningkat? Karena memang infonya sudah lebih lengkap, Ikatan Dokter Anak Indonesia (IDAI) sudah mengeluarkan edaran, Kementerian Kesehatan mengeluarkan edaran," tutur dia.

Baca juga: Ada 2 Kasus Gangguan Ginjal Akut Misterius di Jakpus, 1 Balita Dirawat, 1 Orang Sembuh

Selain itu, peningkatan juga terjadi karena sudah banyak RS yang melaporkan pernah atau sedang merawat pasien gangguan ginjal akut.

"Kami sosialisasi sehingga RS yang sempat merawat dan sedang merawat melaporkan kepada kami," ucap Widyastuti.

Diberitakan sebelumnya, tercatat ada 71 anak di Ibu Kota terjangkit gangguan ginjal akut sejak Januari 2022 hingga Rabu kemarin.

Dari 71 orang itu, sebanyak 40 anak di antaranya meninggal dunia.

Baca juga: Puluhan Anak di Jakarta Diduga Idap Gagal Ginjal Akut hingga Meninggal Dunia, Dinkes DKI Beberkan Penyebabnya

Sebanyak 85 persen dari total kasus atau setara dengan 60 kasus merupakan anak bawah lima tahun (balita).

Kemudian, sebanyak 15 persen atau setara dengan 11 kasus merupakan anak berusia 5-18 tahun.

Ia menambahkan, masih ada 16 penderita gangguan ginjal akut yang masih dirawat.

Dalam kesempatan itu, Widyastuti menyebutkan bahwa Dinkes DKI tengah menyisir seluruh RS di Ibu Kota.

Hal ini dilakukan untuk memastikan bahwa seluruh kasus gangguan ginjal akut telah dilaporkan ke Dinkes DKI.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

[POPULER JABODETABEK] Kebengisan Pembunuh Wanita Dalam Koper | Kronologi Meninggalnya Siswa STIP yang Dianiaya Senior

[POPULER JABODETABEK] Kebengisan Pembunuh Wanita Dalam Koper | Kronologi Meninggalnya Siswa STIP yang Dianiaya Senior

Megapolitan
Daftar 73 SD/MI Gratis di Tangerang dan Cara Daftarnya

Daftar 73 SD/MI Gratis di Tangerang dan Cara Daftarnya

Megapolitan
Taruna STIP Tewas Dianiaya, Polisi Ungkap Pemukulan Senior ke Junior Jadi Tradisi 'Penindakan'

Taruna STIP Tewas Dianiaya, Polisi Ungkap Pemukulan Senior ke Junior Jadi Tradisi "Penindakan"

Megapolitan
Empat Taruna STIP yang Diduga Saksikan Pelaku Aniaya Junior Tak Ikut Ditetapkan Tersangka

Empat Taruna STIP yang Diduga Saksikan Pelaku Aniaya Junior Tak Ikut Ditetapkan Tersangka

Megapolitan
Motif Pelaku Aniaya Taruna STIP hingga Tewas: Senioritas dan Arogansi

Motif Pelaku Aniaya Taruna STIP hingga Tewas: Senioritas dan Arogansi

Megapolitan
Penyebab Utama Tewasnya Taruna STIP Bukan Pemukulan, tapi Ditutup Jalur Pernapasannya oleh Pelaku

Penyebab Utama Tewasnya Taruna STIP Bukan Pemukulan, tapi Ditutup Jalur Pernapasannya oleh Pelaku

Megapolitan
Polisi Tetapkan Tersangka Tunggal dalam Kasus Tewasnya Taruna STIP Jakarta

Polisi Tetapkan Tersangka Tunggal dalam Kasus Tewasnya Taruna STIP Jakarta

Megapolitan
Hasil Otopsi Taruna STIP yang Tewas Dianiaya Senior: Memar di Mulut, Dada, hingga Paru

Hasil Otopsi Taruna STIP yang Tewas Dianiaya Senior: Memar di Mulut, Dada, hingga Paru

Megapolitan
Akhir Penantian Ibu Pengemis yang Paksa Orang Sedekah, Dua Adiknya Datang Menjenguk ke RSJ

Akhir Penantian Ibu Pengemis yang Paksa Orang Sedekah, Dua Adiknya Datang Menjenguk ke RSJ

Megapolitan
Polisi Sebut Ahmad dan RM Semula Rekan Kerja, Jalin Hubungan Asmara sejak Akhir 2023

Polisi Sebut Ahmad dan RM Semula Rekan Kerja, Jalin Hubungan Asmara sejak Akhir 2023

Megapolitan
Praktik Prostitusi di RTH Tubagus Angke Dinilai Bukan PR Pemprov DKI Saja, tapi Juga Warga

Praktik Prostitusi di RTH Tubagus Angke Dinilai Bukan PR Pemprov DKI Saja, tapi Juga Warga

Megapolitan
Keluarga Harap Tak Ada Intervensi dalam Pengusutan Kasus Mahasiswa STIP yang Tewas Dianiaya Senior

Keluarga Harap Tak Ada Intervensi dalam Pengusutan Kasus Mahasiswa STIP yang Tewas Dianiaya Senior

Megapolitan
Pro-Kontra Warga soal Janji Dishub DKI Tertibkan Juru Parkir, Tak Keberatan jika Jukir Resmi

Pro-Kontra Warga soal Janji Dishub DKI Tertibkan Juru Parkir, Tak Keberatan jika Jukir Resmi

Megapolitan
Mahasiswa STIP Tewas Dianiaya Senior, Pengawasan dan Tata Tertib Kampus Jadi Sorotan

Mahasiswa STIP Tewas Dianiaya Senior, Pengawasan dan Tata Tertib Kampus Jadi Sorotan

Megapolitan
Hari Ini, Polisi Lakukan Gelar Perkara Kasus Mahasiswa STIP Tewas Diduga Dianiaya Senior

Hari Ini, Polisi Lakukan Gelar Perkara Kasus Mahasiswa STIP Tewas Diduga Dianiaya Senior

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com