Widyastuti menuturkan terdapat dua kasus gangguan ginjal akut pada Januari 2022, nol kasus pada Februari, satu kasus pada Maret, tiga kasus pada April, nol kasus pada Mei.
Baca juga: Kasus Gagal Ginjal Akut Melonjak di Jakarta, Ini Langkah Antisipasi yang Perlu Diambil Orang Tua…
Kemudian, dua kasus pada Juni, satu kasus pada Juli, 10 kasus pada Agustus, 21 kasus pada September, dan 31 kasus pada Oktober.
Menurut Widyastuti, peningkatan kasus ini terjadi karena ada lebih banyak informasi memadai tentang gangguan ginjal akut belakangan ini.
"Kenapa kok meningkat? Karena memang infonya sudah lebih lengkap, Ikatan Dokter Anak Indonesia (IDAI) sudah mengeluarkan edaran, Kementerian Kesehatan mengeluarkan edaran," tutur dia.
Selain itu, peningkatan juga terjadi karena sejak Agustus sudah banyak RS yang melaporkan pernah atau sedang merawat pasien gangguan ginjal akut.
Pasien tidak hanya berdomisili di Jakarta
Sebanyak 71 kasus gangguan ginjal akut hasil laporan Rumah Sakit DKI Jakarta tidak hanya berasal dari pasien yang berdomisili di Ibu Kota DKI Jakarta.
Baca juga: Gagal Ginjal Akut Merebak di Jakarta, Heru Budi Perintahkan RSUD dan Puskesmas Siaga
"Dari 71 kasus tadi, sebanyak 35 pasien berdomisili di DKI Jakarta," kata Wdiyastuti.
Sementara itu, sebanyak 9 kasus berdomisili di Banten. Kemudian, 16 kasus lain berdomisili di Jawa Barat, sedangkan 7 kasus sisanya berasal dari provinsi lain.
(Penulis: Muhammad Naufal/Editor: Ihsanuddin)
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.