Selama tiga hari, pelaku berselancar di dunia maya dan akhirnya mempraktikkan cara membunuh itu ke AYR.
"Pelaku mencari (di internet) bagaimana cara membunuh orang agar tak bersuara. Itu (cara membunuh) dipelajari oleh pelaku selama tiga hari," ucap Panjiyoga.
Tersenyum saat membawa korban dalam troli
Rekaman video saat Rudolf membawa korban AYR dalam troli kemudian dengan cepat menyebar di internet.
Dalam video yang beredar, tampak Rudolf dengan santai mendorong troli yang berisi korban AYR.
Pelaku bahkan terlihat tersenyum dan berbincang dengan pengguna lift yang lain.
Baca juga: Sebelum Membunuh, Rudolf Tobing Paksa Korban Transfer Rp 19,5 Juta untuk Habisi Target Utama
Kriminolog Reza Indragiri mengatakan, Rudolf tersenyum saat di lift agar tak ada yang curiga dengan aksinya.
Menurut Reza, apa yang dilakukan pelaku adalah upaya untuk bisa lolos dari jerat hukum. Upaya itu dengan cara, menghindari kecurigaan dari orang di sekitarnya.
"Saya menghindari penggunaan istilah psikopat atau sosiopat atau gangguan kepribadian antisosial. Karena penyebutan istilah-istilah tadi malah seakan memberikan bahan pembelaan diri kepada pelaku," ujar Reza.
Reza menilai, perbuatan pelaku terjadi semata-mata karena tersulut atau terpicu dari perlakuan korban terhadap dirinya.
Baca juga: Polisi: Jasad Perempuan di Kolong Tol Becakayu Bukan Target Utama Rudolf Tobing
Oleh karena itu, bukan tanpa alasan pelaku berbuat demikian.
"Tidak ada jeda waktu atau sangat singkat jeda antara provokasi (tindakan pemicu) korban dan serangan pelaku terhadap korban," ujar Reza.
"Jadi, pandang saja emosi pelaku di CCTV itu sebagai cara yang memang sudah seharusnya dilakukannya agar lolos dari hukum. Yakni, agar tidak ada yang curiga bahwa dia sedang membawa jenazah korban," lanjut dia.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.