TANGERANG, KOMPAS.com - Sinar matahari sedang terik saat sekelompok orang tampak sibuk menyiapkan diri untuk menggelar aksi di Pusat Pemerintah Kota Tangerang, Senin (31/10/2022).
Sekelompok orang tersebut merupakan beberapa warga dari Panunggangan Barat, Kecamatan Cibodas, Kota Tangerang.
Mereka bersiap melakukan aksi menolak relokasi makam Syekh Buyut Jenggot atau Syekh Tubagus Rajasuta bin Sultan Ageng Tirtayasa.
Sebagaimana diketahui, lokasi makam Syekh Buyut Jenggot rencananya akan diubah menjadi perumahan oleh sebuah perusahaan swasta.
Baca juga: Tolak Relokasi Makam Syekh Buyut Jenggot di Tangerang, Massa Lakukan Aksi Kubur Diri
Peserta aksi sudah mulai berdatangan sejak pukul 10.00 WIB. Sebagian dari mereka menurunkan ribuan bendera kuning dari dalam mobil.
Sedangkan beberapa orang lainnya membawa bendera kuning itu dan memasangnya di pagar halaman Puspemkot Tangerang.
Seribu lebih bendera kuning itu juga ditanam di tanah karena badan pagar tidak muat lagi.
Puluhan bendera kuning juga dibagikan kepada ratusan peserta aksi.
Koordinator aksi Syaiful Basri mengungkapkan, bendera kuning yang dibuat dan dipasang merupakan simbol kematian.
Simbol kematian yang dimaksudkan adalah rasa peduli dan perhatian dari pemerintah daerah atas perkara ini.
"(Bendera kuning itu) ya artinya pemerintah itu sudah tidak lagi berpihak kepada masyarakat. Matinya keberpihakan pemerintah kota Tangerang terhadap aspirasi masyarakat dan persoalan-persoalan masyarakat," kata Syaiful Basri yang akrab disapa Marsel di depan Puspemkot Tangerang, Senin.
Baca juga: Pemerintah Diminta Tetapkan Makam Syekh Buyut Jenggot sebagai Cagar Budaya
Sementara itu, beberapa peserta aksi terlihat sibuk memasang tiga tenda. Satu tenda besar tanpa dinding dan dua lainnya tenda camping.
Ketiga tenda itu rencananya akan menjadi tempat para peserta aksi menginap selama lima hari di sana.
Mereka akan melakukan tahlil akbar, orasi serta menyampaikan argumentasi-argumentasi mereka sampai ada kepastian atau pernyataan sikap resmi dari Pemerintah Kota Tangerang.
Hari ini, mereka baru memulai orasi sekitar pukul 13.30 WIB setelah bersantap siang mengisi tenaga yang habis saat mempersiapkan berbagai keperluan aksi sejak kemarin.
Baca juga: Makam Mbah Buyut Jenggot Belum Bisa Ditetapkan Jadi Cagar Budaya
"Aksi kita tidak hanya hari ini kita melakukan aksi Senin sampai Jumat dengan agenda tahlil akbar, dan kita juga akan buka ruang aspirasi," ucap Marsel.
Adapun tujuan aksi yang mereka lakukan yakni agar makam Syekh Buyut Jenggot tidak direlokasi atas alasan apapun, sekalipun saat ini makam tersebut sudah ditetapkan sebagai bukan cagar budaya.
Untuk diketahui, Dirjen Kebudayaan melalui surat Nomor: 2294/F4/KB.09.01/2022 Direktorat Jenderal Kebudayaan memutuskan bahwa Makam Syekh Buyut Jenggot tidak direkomendasikan sebagai cagar budaya pada 25 Oktober 2022.
"Terkait keputusan dari pada penetapan balai cagar budaya yang tidak menetapkan Syekh Buyut Jenggot sebagai situs cagar budaya buat kami tidak persoalan," kata dia.
"Tujuannya pemerintah agar makam syekh Buyut Jenggot tidak direkolasi ke mana pun, karena ketika makam Syekh Buyut Jenggot direlokasi, ini akan menghilangkan sejarah," tambah Marsel.
Menurut Marsel, sejarah mengenai makam Syekh Buyut Jenggot ini sudah terbangun di masyarakat sejak ratusan tahun lalu.
Selain itu, makam juga sudah menjadi bagian dari kearifan lokal karena ritual ziarah yang dilakukan masyakarat sekitar bahkan masyarakat di luar Pulau Jawa.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.