Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kisah Hendra Tohjaya, Kembali Berjaya dari Pandemi Setelah Jadi Driver Gojek

Kompas.com - 31/10/2022, 23:26 WIB
Wahyu Adityo Prodjo,
Jessi Carina

Tim Redaksi


JAKARTA, KOMPAS.com - "Yang gue punya saat itu hanya aplikasi Gojek, ya gue jalanin, Kalau buat ngelamar ke tempat lain sih kepikiran ya. Cuma gue bingung mau lamar ke mana," ujar Hendra Tohjaya (41).

Di awal pandemi Covid-19, Hendra terpaksa "nganggur". Kantornya yang bergerak di bidang desain grafis di kawasan Jakarta Selatan berhenti beroperasi lantaran terhantam pandemi Covid-19.

Tak ada order jasa pembuatan desain grafis yang biasa ia kerjakan di kantornya. Biasanya, kantornya menerima order terkait kebutuhan logo, annual report, event, flyer, dan company profile. Akhirnya, perusahaan tempatnya bekerja merumahkan Hendra di awal pandemi Covid-19.

Hendra bingung harus ke mana melangkah setelah dirumahkan. Tak banyak pilihan lowongan kerja. Apalagi, Hendra punya banyak tanggungan dan uang tabungan yang semakin menipis.

Baca juga: Kisah UMKM Bangkit dan Naik Kelas di Kala Pandemi Bersama GoFood...

Hendra tak menyangka pandemi Covid-19 ternyata begitu "menyeramkan". Saat itu, Ia yakin pandemi Covid-19 tak selama kasus virus Severe Acute Respiratory Syndrome (SARS) pada tahun 2002. Ia pun sempat bertahan dengan uang tabungannya meski akhirnya pun tumbang.

"Waktu itu saya patuh sama aturan pemerintah yang harus di rumah. Jadi enggak keluar sama sekali. Makanan order lewat GoFood. Terus saya pikir-pikir, 2-3 bulan pandemi, wah bisa habis nih duit tabungan," kata Hendra yang tinggal di kawasan Tangerang, Banten.

Hendra sebenarnya sudah cukup mapan secara gaji. Ia punya kepastian gaji setiap bulannya. Dari gaji bulanan bekerja sebagai desainer grafis, Hendra bisa mencukupi biaya sewa rumah, biaya listrik, kebutuhan makan sehari-hari, cicilan kredit mobil, dan biaya sewa lahan parkir mobil.

Pengeluaran per bulan Hendra per bulan jika ditotal mencapai Rp6 juta. Begitu ada pandemi, penghasilannya pun sirna. Asa muncul ketika dirinya ingat pernah mendaftar sebagai driver Gojek. Hendra pun bergerak melawan badai pandemi.

"Waktu pandemi Covid-19, beban yang saya harus tanggung yaitu sewa rumah, sewa lahan parkir mobil, operasional sehari-hari seperti makan. Alhamdulillah ada Gojek ini. Aplikasi Gojek ini menjadi tulang punggung saya untuk hidupi keluarga," ujar Hendra.

Mulai Bangkit dan Berjaya

Hendra Tohjaya (41) mendokumentasikan saat menyerahkan pesanan konsumen. Hendra merupakan salah satu dari jutaan orang yang berhasil bertahan di tengah pandemi Covid-19 dengan menjadi driver Gojek.Dok. Pribadi Hendra Tohjaya (41) mendokumentasikan saat menyerahkan pesanan konsumen. Hendra merupakan salah satu dari jutaan orang yang berhasil bertahan di tengah pandemi Covid-19 dengan menjadi driver Gojek.

Rutinitas Hendra sebagai driver Gojek mulai bergulir. Rute Ciledug-Petogogan Blok A-Kalibata, tempat dulunya bekerja berubah. Ia pun berkeliling menyusuri jalan-jalan di Jakarta, Tangerang Selatan, dan Tangerang mencari rizki berbekal aplikasi Gojek.

Hendra sadar pendapatannya pasti berbeda antara Gojek dan desainer grafis. Ia tak patah semangat. Orderan demi orderan dari aplikasi Gojek ia jalani.

"Alhamdulillah ada Gojek ini. Setelah dua bulan, saya kebanjiran order karena waktu itu kan semua orang butuh Gofood, butuh ngirim obat lewat Gosend. Itu benar-benar yang saya sendiri waktu itu sampai kewalahan. Zaman waktu itu (pandemi), apotek aja antre" ujar Hendra, alumni sebuah sekolah menengah kejuruan di kawasan Rawamangun tersebut.

Hendra pun keluar masuk kompleks perumahan warga. Seringkali, ia harus mengantarkan obat untuk pasien Covid-19 yang sedang isolasi mandiri. Hendra tetap teguh untuk bangkit meski ada risiko penularan.

Baca juga: Mengenal KOMPAG, Jurus Ampuh GoFood Bantu UMKM Naik Kelas

Tak terhitung berapa kali tubuhnya disemprot disinfektan saat bertugas. Hendra menjalani hari-harinya dengan penuh optimistis. Pekerjaan driver Gojek seperti yang dilakoni Hendra  merupakan pekerjaan yang tetap bisa dilakukan di luar rumah meski Indonesia sedang berstatus pandemi Covid-19. 

Halaman:


Terkini Lainnya

Pendaftaran Cagub Independen DKI Dibuka, Syarat Calon Dapat 618.968 Dukungan Warga Jakarta

Pendaftaran Cagub Independen DKI Dibuka, Syarat Calon Dapat 618.968 Dukungan Warga Jakarta

Megapolitan
Fenomena Tawuran di Pasar Deprok, Disebut Ulah Provakator dan Diawali Pemasangan Petasan

Fenomena Tawuran di Pasar Deprok, Disebut Ulah Provakator dan Diawali Pemasangan Petasan

Megapolitan
Syoknya Lansia di Bogor, Nyaris Tewas Usai Tertimbun Reruntuhan Rumahnya yang Ambruk akibat Longsor

Syoknya Lansia di Bogor, Nyaris Tewas Usai Tertimbun Reruntuhan Rumahnya yang Ambruk akibat Longsor

Megapolitan
Pengakuan Alumni STIP soal Senioritas di Kampus: Telan Duri Ikan hingga Disundut Rokok

Pengakuan Alumni STIP soal Senioritas di Kampus: Telan Duri Ikan hingga Disundut Rokok

Megapolitan
Junior Tewas Dianiaya Senior di STIP, Keluarga Pelaku Belum Datangi Pihak Korban

Junior Tewas Dianiaya Senior di STIP, Keluarga Pelaku Belum Datangi Pihak Korban

Megapolitan
Sopir Diduga Mengantuk, Mobil Dinas Polda Jabar Sebabkan Kecelakaan Beruntun di Tol MBZ

Sopir Diduga Mengantuk, Mobil Dinas Polda Jabar Sebabkan Kecelakaan Beruntun di Tol MBZ

Megapolitan
Toko Pakaian di Pecenongan Terbakar, Pegawai Berhamburan ke Luar Gedung

Toko Pakaian di Pecenongan Terbakar, Pegawai Berhamburan ke Luar Gedung

Megapolitan
Warga yang Buang Sampah Sembarangan di Dekat Lokbin Pasar Minggu Bakal Didenda Rp 500.000

Warga yang Buang Sampah Sembarangan di Dekat Lokbin Pasar Minggu Bakal Didenda Rp 500.000

Megapolitan
Sopir di Tangerang Curi Uang Majikan Rp 150 Juta, Ajak Istri Saat Beraksi

Sopir di Tangerang Curi Uang Majikan Rp 150 Juta, Ajak Istri Saat Beraksi

Megapolitan
Polisi: Kami Butuh Partisipasi Warga untuk Atasi Tawuran

Polisi: Kami Butuh Partisipasi Warga untuk Atasi Tawuran

Megapolitan
Toko Pakaian di Pecenongan Terbakar, Kepulan Asap Putih Bikin Pemadam Kewalahan

Toko Pakaian di Pecenongan Terbakar, Kepulan Asap Putih Bikin Pemadam Kewalahan

Megapolitan
Harapan Masyarakat untuk RTH Tubagus Angke, Nyaman Tanpa Praktik Prostitusi...

Harapan Masyarakat untuk RTH Tubagus Angke, Nyaman Tanpa Praktik Prostitusi...

Megapolitan
Jadwal LRT Jabodebek Terbaru Mei 2024

Jadwal LRT Jabodebek Terbaru Mei 2024

Megapolitan
Nahas, Balita di Matraman Tewas Terperosok ke Selokan Saat Main Hujan-hujanan

Nahas, Balita di Matraman Tewas Terperosok ke Selokan Saat Main Hujan-hujanan

Megapolitan
Proyek Pengembangan Stasiun Tanah Abang Ditargetkan Rampung Akhir 2024

Proyek Pengembangan Stasiun Tanah Abang Ditargetkan Rampung Akhir 2024

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com