Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Teka-teki Spaghetti Diduga Pemicu Keracunan 16 Siswa MTs di Pesanggrahan

Kompas.com - 01/11/2022, 07:52 WIB
Muhammad Isa Bustomi,
Ambaranie Nadia Kemala Movanita

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Sejumlah siswa Madrasah Tsanawiyah (MTs) Darussalam di Ulujami, Pesanggrahan, Jakarta Selatan, diduga keracunan jajanan kaki lima pada Rabu (27/10/2022).

Ada 16 siswa yang mengalami pusing, mual hingga muntah-muntah pada Rabu siang. Mereka sebelumnya menyantap jajanan spaghetti pada saat jam istirahat sekolah.

Baca juga: Belum Periksa Pedagang Spagetti Terkait Kasus 16 Siswa Keracunan, Polisi Tunggu Uji Sampel

Polsek Pesanggrahan menyelidiki kasus dugaan keracunan yang dialami oleh sejumlah pelajar MTs Darussalam itu sambil menunggu uji sampel makanan oleh tenaga kesehatan di laboratorium kesehatan daerah (Labkesda).

Buru pedagang spaghetti

Kepala Polisi Sektor (Kapolsek) Pesanggrahan, Kompol Nazirwan menjelaskan, penyidik sampai saat ini masih memburu pedagang spaghetti yang sudah tak terlihat satu hari sejak kejadian.

"Kami sudah mencari ke pedagang samping sampingnya. kami koordinasi, kami sudah cari beberapa tempat," ujar Nazirwan, Senin (31/10/2022).

Penyidikd dari Polsek Pesanggrahan sudah meminta keterangan sejumlah saksi. Saksi-saksi yang telah diperiksa itu merupakan pedagang kaki lima (PKL) di MTs Darussalam.

Baca juga: 16 Pelajar MTs di Pesanggrahan Diduga Keracunan Jajanan Spaghetti, Polisi: Itu Pedagang Baru

Pedagang spageti itu diketahui baru satu minggu berjualan. Dia kerap diantar seseorang yang menggunakan jaket ojek online (ojol) ke lokasi berdagang.

Selama enam hari sebelumnya makanan yang dijual kepada sejumlah siswa MTs Darusslaam itu tak bermasalah. Namun baru hari ketujuh itu siswa merasakan perbedaan.

"Baru tujuh hari berdagang, enam harinya tidak kenapa-kenapa. Keterangan korban, saat saya interogasi, kata dia waktu makan itu ada yang beda rasanya. Tapi kan kita harus uji dulu Hasilnya belum keluar," ucap Nazirwan.

Baca juga: Polisi: Pedagang yang Diduga Bikin Keracunan 16 Siswa MTs di Pesanggrahan Tak Dikenal PKL Lain

Tak dikenal pedagang lain

Para pedagang yang menjadi saksi dalam pemeriksaan polisi menyebutkan penjual spaghetti tersebut tidak pernah bersosialisasi selama satu pekan berdagang di lokasi.

Dengan demikian, identitas lengkap dari pedagang spaghetti tidak diketahui. Pedagang itu disebut seorang laki-laki dengan usia sekitar 45 tahun.

Baca juga: 16 Siswa MTs di Pesanggrahan Pusing dan Muntah, Berawal dari Menyantap Jajanan Spageti

"Baru satu minggu dan tidak bersosialisasi. Pedagang lain yang ada di sebelahnya (berdagang) bareng, tidak tahu (identitasnya)," kata Nazirwan.

Namun, berdasarkan informasi dari masyarakat, pedagang spaghetti selama ini diantar oleh seseorang menggunakan sepeda motor yang menggunakan jaket ojek online (ojol).

"Tidak ada yang tahu (identitasnya). Ada yang bersebelahan sama dia tidak tahu pedagang itu ngotrak di mana, tapi katanya diantar sama orang yang pakai jaket ojek online," ucap Nazirwan.

Baca juga: Diduga Keracunan Jajanan, 16 Pelajar MTs di Pesanggrahan Pusing hingga Muntah

Hingga kini, penyidik dari Polsek Pesanggrahan masih menelusuri kasus dugaan keracunan yang dialami oleh para siswa MTs Darussalam.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Polisi Grebek Laboratorium Narkoba di Perumahan Elite Kawasan Sentul Bogor

Polisi Grebek Laboratorium Narkoba di Perumahan Elite Kawasan Sentul Bogor

Megapolitan
Bau Sampah Terasa Menyengat di Lokbin Pasar Minggu

Bau Sampah Terasa Menyengat di Lokbin Pasar Minggu

Megapolitan
Ini Tujuan Benyamin Ikut Penjaringan Bakal Cawalkot Tangsel di Tiga Partai Rival

Ini Tujuan Benyamin Ikut Penjaringan Bakal Cawalkot Tangsel di Tiga Partai Rival

Megapolitan
Usaha Dinsos Bogor Akhiri Perjalanan Mengemis Rosmini dengan Telusuri Keberadaan Keluarga

Usaha Dinsos Bogor Akhiri Perjalanan Mengemis Rosmini dengan Telusuri Keberadaan Keluarga

Megapolitan
Pembunuh Perempuan Dalam Koper Sempat Tinggalkan Jasad Korban di Hotel

Pembunuh Perempuan Dalam Koper Sempat Tinggalkan Jasad Korban di Hotel

Megapolitan
Dipecat karena Dituduh Gelapkan Uang, Ketua RW di Kalideres: Buat Apa Saya Korupsi Kalau Datanya Lengkap

Dipecat karena Dituduh Gelapkan Uang, Ketua RW di Kalideres: Buat Apa Saya Korupsi Kalau Datanya Lengkap

Megapolitan
Sudah Sepi Pembeli, Uang Retribusi di Lokbin Pasar Minggu Naik 2 Kali Lipat

Sudah Sepi Pembeli, Uang Retribusi di Lokbin Pasar Minggu Naik 2 Kali Lipat

Megapolitan
Benyamin-Pilar Kembalikan Berkas Penjaringan Pilkada Tangsel, Demokrat Sambut dengan Nasi Kebuli

Benyamin-Pilar Kembalikan Berkas Penjaringan Pilkada Tangsel, Demokrat Sambut dengan Nasi Kebuli

Megapolitan
Sehari Berlalu, Remaja yang Tenggelam di Kali Ciliwung Belum Ditemukan

Sehari Berlalu, Remaja yang Tenggelam di Kali Ciliwung Belum Ditemukan

Megapolitan
Polisi Masih Observasi Kondisi Kejiwaan Anak yang Bacok Ibu di Cengkareng

Polisi Masih Observasi Kondisi Kejiwaan Anak yang Bacok Ibu di Cengkareng

Megapolitan
Pedagang Sebut Lokbin Pasar Minggu Sepi karena Lokasi Tak Strategis

Pedagang Sebut Lokbin Pasar Minggu Sepi karena Lokasi Tak Strategis

Megapolitan
Ini Kantong Parkir Penonton Nobar Timnas Indonesia U-23 Vs Irak U-23 di Monas

Ini Kantong Parkir Penonton Nobar Timnas Indonesia U-23 Vs Irak U-23 di Monas

Megapolitan
Golkar Depok Ajukan Ririn Farabi Arafiq untuk Maju Pilkada 2024

Golkar Depok Ajukan Ririn Farabi Arafiq untuk Maju Pilkada 2024

Megapolitan
Jasad Bayi Tergeletak di Pinggir Tol Jaksel

Jasad Bayi Tergeletak di Pinggir Tol Jaksel

Megapolitan
Fakta Kasus Pembunuhan Wanita Dalam Koper di Cikarang: Korban Disetubuhi lalu Dibunuh oleh Rekan Kerja

Fakta Kasus Pembunuhan Wanita Dalam Koper di Cikarang: Korban Disetubuhi lalu Dibunuh oleh Rekan Kerja

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com