Anggota DPRD Komisi D Kota Depok Fraksi PKB/PSI, Babai Suhaimi mengungkapkan Pemkot Depok tak pernah mengajak bicara Komisi D DPRD untuk membahas rencana alih fungsi lahan SDN Pondok Cina 1.
"Persoalan pembangunan sekolah, kami di DPRD tidak pernah diajak bicara oleh Pemkot apa tujuannya sekolah ini harus diubah menjadi masjid," kata Babai saat meninjau SDN Pondok Cina 1, Kamis.
Babai pun mempertanyakan tujuan pengalihfungsian tersebut. Babai tak menampik bahwa pihaknya mengetahui Gubernur Jawa Barat Ridwan Kamil sempat meninjau ke SDN Pondok Cina 1 pada Februari lalu.
Akan tetapi, dia menyayangkan soal masyarakat dan Komisi D yang tidak pernah diajak bermusyawarah.
Baca juga: Polemik Relokasi SDN Pondok Cina 1 untuk Pembangunan Masjid Agung, DPRD Depok Bakal Panggil Disdik
"Kami tahu pada saat itu Pak Ridwan Kamil diajak ke mari tanpa ada musyawarah lagi, tanpa ada komunikasi lagi bahwa ini mau dibongkar untuk dibangun masjid," ujar Babai.
Dengan demikian, Babai menilai sikap Pemkot Depok itu sangat menyalahi etika dalam penyelenggaraan pemerintahan.
"Secara etika politik, pemerintahan itu tidak boleh dilakukan secara sepihak, karena apa pun yang dibangun oleh pemerintah itu banyak pihak yang harus diajak bicara," imbuh dia.
Di sela-sela kedatangan Babai di SDN Pondok Cina 1 itu untuk mendengarkan aspirasi para orangtua murid yang meminta gedung baru sebelum direlokasi.
"Jadi, apa sih yang diinginkan dari para orangtua murid ini?" tanya Babai.
Salah seorang perwakilan orangtua murid menyampaikan bahwa mereka memprotes pengalihfungsian lahan sekolah menjadi masjid agung.
Baca juga: Pemkot Depok Klaim Sudah Sosialisasikan Proyek Revitalisasi Trotoar yang Halangi Akses Sekolah
Para orangtua murid juga meminta jika sekolah dipindahkan, murid jangan dilebur ke dalam sekolah yang sudah ada, melainkan dibangun sekolah baru.
"Kami meminta siswa ada gedung baru," kata salah seorang wali murid.
Babai mengatakan, akan menyerap aspirasi para orangtua murid SDN Pondok Cina 1 dan akan mendiskusikannya terlebih dahulu dengan instansi terkait.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.