Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Anaknya Bisa Kembali Bersekolah di SDN Pondok Cina 1, Sejumlah Orangtua Murid Menangis Haru

Kompas.com - 11/11/2022, 13:23 WIB
M Chaerul Halim,
Irfan Maullana

Tim Redaksi

DEPOK, KOMPAS.com - Sejumlah orangtua murid SDN Pondok Cina 1, Beji, menangis terharu setelah Komisi D dan Dinas Pendidikan Kota Depok dalam audiensi menyatakan berpihak kepada mereka.

Pantauan Kompas.com di lokasi, perwakilan dari orangtua murid yang melakukan audiensi tampak keluar dari ruang Komisi D dan langsung menghampiri orangtua murid lainnya yang menunggu di halaman Gedung DPRD Depok.

Salah seorang perwakilan orangtua murid itu memberikan informasi bahwa siswa-siswa diperkenankan kembali melakukan kegiatan belajar mengajar di SDN Pondok Cina 1.

Baca juga: Buntut Panjang Revitalisasi Trotoar di Depok, Kegiatan SDN Pondok Cina 1 Dipindah hingga Orangtua Tak Terima

Sontak informasi yang disampaikan itu membuat sejumlah orangtua murid menangis histeris lantaran hasil audiensi menegaskan Komisi D dan Dindik Kota Depok memberikan rekomendasi yang berpihak kepada siswa SDN Pondok Cina 1.

Mereka langsung saling berpelukan dan menyampaikan rasa syukurnya bahwa perjuangannya tak sia-sia.

"Akhirnya perjuangan kami selama ini tidak sia-sia," kata salah seorang orangtua murid sembari nangis tersedu.

Sebelumnya, puluhan orangtua murid itu berkumpul di halaman Gedung DPRD Kota Depok pukul 11.03 WIB.

Baca juga: Anggota DPRD: Mestinya Pemkot Depok Siapkan Sekolah Baru Sebelum Relokasi SDN Pondok Cina 1

Mereka berkumpul sambil memantau audiensi yang disiarkan langsung lelalui Instagram Live.

Mereka tampak serius menyimak jalannya audiensi sebelum akhirnya tangis haru memecah suasana.

Sebab, dalam hasil audiensi itu siswa-siswi diberikan rekomendasi oleh Komisi D DPRD Depok agar bisa melakukan kegiatan belajar mengajar di SDN Pondok Cina 1, mulai Senin (14/11/2022).

"Alhamdulilah, anak-anak kami bisa sekolah Senin depan," kata salah satu orangtua sembari memberikan info kepada yang lain.

Baca juga: Datangi Gedung DPRD Depok, Orangtua Murid SDN Pondok Cina 1 Audiensi dengan Komisi D hingga Dinas Pendidikan

Sebagai informasi, berdasarkan surat dari Dinas Pendidikan Kota Depok, tanggal 4 November 2022, seluruh perangkat SDN Pondok Cina 1 harus mulai mempersiapkan kepindahan kegiatan belajar mengajar.

Untuk kelas 1, 2, dan 6, dipindahkan ke SDN Pondok Cina 5. Sementara, untuk kelas 3, 4, dan 5, dipindahkan ke SDN Pondok Cina 3.

SDN Pondok Cina 1 seharusnya sudah dalam keadaan kosong. Sebab, aktivitas belajar mengajar di sekolah tersebut menerapkan sistem belajar dari rumah (BDR).

Namun, masih ada beberapa orangtua murid mengantarkan anak-anaknya ke SDN Pondok Cina 1 untuk proses pembelajaran tatap muka (PTM).

Berdasarkan informasi yang dihimpun, area SDN Pondok Cina 1 hendak digusur Pemerintah Kota Depok. Rencananya, akan dibangun masjid agung di area itu.

Sementara, kegiatan belajar mengajar siswa-siswi di sekolah itu sudah beberapa hari dialihkan menjadi daring untuk sementara waktu. Selanjutnya, mereka akan dilebur ke sekolah lain.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Perjuangkan Peningkatan Upah Buruh, Lia dan Teman-temannya Rela ke Jakarta dari Cimahi

Perjuangkan Peningkatan Upah Buruh, Lia dan Teman-temannya Rela ke Jakarta dari Cimahi

Megapolitan
Cerita Suratno, Buruh yang Khawatir Uang Pensiunnya Berkurang karena UU Cipta Kerja

Cerita Suratno, Buruh yang Khawatir Uang Pensiunnya Berkurang karena UU Cipta Kerja

Megapolitan
Pembunuh Perempuan Dalam Koper Tak Melawan Saat Ditangkap Polisi di Palembang

Pembunuh Perempuan Dalam Koper Tak Melawan Saat Ditangkap Polisi di Palembang

Megapolitan
Said Iqbal Minta Prabowo Hapus UU Cipta Kerja Klaster Ketenagakerjaan

Said Iqbal Minta Prabowo Hapus UU Cipta Kerja Klaster Ketenagakerjaan

Megapolitan
Pembunuh Wanita Dalam Koper Sempat Ajak Korban Masuk ke Kamar Hotel di Bandung

Pembunuh Wanita Dalam Koper Sempat Ajak Korban Masuk ke Kamar Hotel di Bandung

Megapolitan
Said Iqbal: Upah Buruh di Jakarta yang Ideal Rp 7 Juta Per Bulan

Said Iqbal: Upah Buruh di Jakarta yang Ideal Rp 7 Juta Per Bulan

Megapolitan
Ikut Demo May Day 2024, Buruh Wanita Rela Panas-panasan demi Memperjuangkan Upah yang Layak

Ikut Demo May Day 2024, Buruh Wanita Rela Panas-panasan demi Memperjuangkan Upah yang Layak

Megapolitan
Dua Orang Terluka Imbas Kecelakaan di Tol Jakarta-Cikampek

Dua Orang Terluka Imbas Kecelakaan di Tol Jakarta-Cikampek

Megapolitan
Korban Kedua yang Tenggelam di Sungai Ciliwung Ditemukan Tewas 1,2 Kilometer dari Lokasi Kejadian

Korban Kedua yang Tenggelam di Sungai Ciliwung Ditemukan Tewas 1,2 Kilometer dari Lokasi Kejadian

Megapolitan
Rayakan 'May Day Fiesta', Massa Buruh Mulai Padati Stadion Madya GBK

Rayakan "May Day Fiesta", Massa Buruh Mulai Padati Stadion Madya GBK

Megapolitan
Fahira Idris: Gerakan Buruh Terdepan dalam Perjuangkan Isu Lintas Sektoral

Fahira Idris: Gerakan Buruh Terdepan dalam Perjuangkan Isu Lintas Sektoral

Megapolitan
Polisi Tangkap Pembunuh Wanita Dalam Koper di Bekasi

Polisi Tangkap Pembunuh Wanita Dalam Koper di Bekasi

Megapolitan
Hadiri 'May Day Fiesta', Massa Buruh Mulai Bergerak Menuju GBK

Hadiri "May Day Fiesta", Massa Buruh Mulai Bergerak Menuju GBK

Megapolitan
Pakai Caping Saat Aksi 'May Day', Pedemo: Buruh seperti Petani, Semua Pasti Butuh Kami...

Pakai Caping Saat Aksi "May Day", Pedemo: Buruh seperti Petani, Semua Pasti Butuh Kami...

Megapolitan
Penyebab Mobil Terbakar di Tol Japek: Pecah Ban lalu Ditabrak Pikap

Penyebab Mobil Terbakar di Tol Japek: Pecah Ban lalu Ditabrak Pikap

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com