Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Cerita Kapolsek Taman Sari yang Kesulitan Meredam Amarah Gerombolan Ojol yang Ngamuk karena Rekannya Dipukuli

Kompas.com - 12/11/2022, 06:05 WIB
Rakhmat Nur Hakim

Editor

JAKARTA, KOMPAS.com - Ketegangan menyelimuti proses evakuasi seorang pejalan kaki yang digeruduk ratusan ojek online (ojol) di sebuah hotel di kawasan Taman Sari, Jakarta Barat, Rabu (9/11/2022).

Musababnya, pejalan kaki itu memukul salah satu ojol lalu melarikan diri ke hotel tersebut. Penyebabnya sederhana, terjadi perselisihan paham saat sang pejalan kaki hampir tertabrak di jalan.

Akibat pemukulan yang dilakukan KDF (48) terhadap seorang ojol, rekan ojol di sekitar lokasi mengejar KDF. Jumlah ojol terus bertambah seiring informasi yang tersebar melalui perpesanan singkat dan sosial media.

Baca juga: Momen Menegangkan Saat Redam Massa Ojol yang Geruduk Hotel, Kapolsek: Kami Kalah Jumlah

Kapolsek Taman Sari AKBP Rohman Yonky pun turun tangan langsung dalam proses evakuasi untuk menangkap pejalan kaki tersebut. Wajah Yonky terlihat tegang. Ia tak ingin terjadi keributan akibat aksi main hakim sendiri di wilayah hukumnya malam itu.

"Kalau ojol kan solidaritas dan cepat viral juga. Jadi massa yang berkumpul makin malam makin banyak orang. Barangkali yang diterima rekan-rekan ojol, tidak utuh peristiwanya. Sehingga banyak terdengar provokasi dari masa yang bercampur antara ojol, masyarakat, anak kecil, ibu-ibu, semua pada nonton," ungkap Yonky saat dihubungi, Jumat (11/11/2022).

Tak hanya Yonky, dalam proses evakuasi malam itu, Kapolres Metro Jakarta Barat Kombes Pol Pasma Royce juga turun tangan langsung.

Keduanya terlihat sibuk meredam amarah massa ojol. Yonky pun berupaya menenangkan mereka menggunakan pelantang suara.

"Kalau teriak sendiri suaranya enggak kuat, akhirnya pakai toa. Tapi tetap enggak bisa, enggak mau mundur juga mereka. Sampai habis suara saya, sampai sekarang," kenang Yonky.

Baca juga: Pejalan Kaki Dikepung Ratusan Orang di Taman Sari karena Pukul Pengemudi Ojol

"Apalagi saat saya datang, kaca sudah pecah. Saya juga lihat beberapa pot rusak. Saya khawatir provokasi yang berkembang. Info yang diterima massa bisa saja tidak utuh, takutnya emosi tersulut dan berkembang menjadi anarkis. Itu yang kami takutkan," ujar dia.

Selain itu, ia juga khawatir terjadi bentrokan antara massa dan anggota kepolisian. Dengan jumlah anggota polsek yang sangat sedikit dibandingkan ratusan massa, ia khawatir selain massa, petugas turut menjadi korban.

"Saya khawatir justru pertikaian antara masa dan petugas. Saya bilang ke massa bahwa kami tidak ada permasalahan. Saya juga mewanti ke pentolan massa ojolnya, bahwa jangan sampai anggota saya jadi korban gara-gara mengamankan ini. Karena jumlahnya sangat enggak imbang," ungkap Yonky.

Kalah jumlah

Menyadari situasi yang berbahaya, Yonky pun meminta perbantuan dari Polres Metro Jakarta Barat. Namun, meski bantuan datang, perbandingan jumlah antara petugas dan massa masih sangat tidak berimbang.

"Kami, gabungan Polsek dan Polres sekitar 50 personel. Massanya ratusan orang, malah bisa jadi hampir seribu kalau sama orang yang di luar-luar," sebut dia.

Baca juga: Alasan Pejalan Kaki Pukul Ojol di Taman Sari, Selisih Paham dan Merasa Diledek

"Jumlah massa dengan kekuatan petugas sangat tidak berimbang. Takutnya malah kami yang menjadi bulan-bulanan," ujar Yonky.

Akhirnya setelah satu jam lebih bernegosiasi dan membuat kesepakatan dengan sejumlah pentolan ojol, pelaku pemukulan berhasil dibawa masuk ke mobil.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Epy Kusnandar dan Yogi Gamblez Positif Narkoba

Epy Kusnandar dan Yogi Gamblez Positif Narkoba

Megapolitan
Prakiraan Cuaca Jakarta Sabtu dan Besok: Tengah Malam Berawan

Prakiraan Cuaca Jakarta Sabtu dan Besok: Tengah Malam Berawan

Megapolitan
Pencuri Motor yang Dihakimi Warga Pasar Minggu Ternyata Residivis, Pernah Dipenjara 3,5 Tahun

Pencuri Motor yang Dihakimi Warga Pasar Minggu Ternyata Residivis, Pernah Dipenjara 3,5 Tahun

Megapolitan
Aksinya Tepergok, Pencuri Motor Babak Belur Diamuk Warga di Pasar Minggu

Aksinya Tepergok, Pencuri Motor Babak Belur Diamuk Warga di Pasar Minggu

Megapolitan
Polisi Temukan Ganja dalam Penangkapan Epy Kusnandar dan Yogi Gamblez

Polisi Temukan Ganja dalam Penangkapan Epy Kusnandar dan Yogi Gamblez

Megapolitan
Bukan Hanya Epy Kusnandar, Polisi Juga Tangkap Yogi Gamblez Terkait Kasus Narkoba

Bukan Hanya Epy Kusnandar, Polisi Juga Tangkap Yogi Gamblez Terkait Kasus Narkoba

Megapolitan
Diduga Salahgunakan Narkoba, Epy Kusnandar dan Yogi Gamblez Ditangkap di Lokasi yang Sama

Diduga Salahgunakan Narkoba, Epy Kusnandar dan Yogi Gamblez Ditangkap di Lokasi yang Sama

Megapolitan
Anies-Ahok Disebut Sangat Mungkin Berpasangan di Pilkada DKI 2024

Anies-Ahok Disebut Sangat Mungkin Berpasangan di Pilkada DKI 2024

Megapolitan
Pria yang Lecehkan 5 Bocah Laki-laki di Cengkareng Ditetapkan Tersangka

Pria yang Lecehkan 5 Bocah Laki-laki di Cengkareng Ditetapkan Tersangka

Megapolitan
Disuruh Beli Rokok tapi Tidak Pulang-pulang, Ternyata AF Diamuk Warga

Disuruh Beli Rokok tapi Tidak Pulang-pulang, Ternyata AF Diamuk Warga

Megapolitan
Korban Pelecehan Payudara di Jaksel Trauma, Takut Saat Orang Asing Mendekat

Korban Pelecehan Payudara di Jaksel Trauma, Takut Saat Orang Asing Mendekat

Megapolitan
Dilecehkan Pria di Jakbar, 5 Bocah Laki-laki Tak Berani Lapor Orangtua

Dilecehkan Pria di Jakbar, 5 Bocah Laki-laki Tak Berani Lapor Orangtua

Megapolitan
Rute Transjakarta 12C Waduk Pluit-Penjaringan

Rute Transjakarta 12C Waduk Pluit-Penjaringan

Megapolitan
Rute KA Gumarang, Tarif dan Jadwalnya 2024

Rute KA Gumarang, Tarif dan Jadwalnya 2024

Megapolitan
Kronologi Perempuan di Jaksel Jadi Korban Pelecehan Payudara, Pelaku Diduga Pelajar

Kronologi Perempuan di Jaksel Jadi Korban Pelecehan Payudara, Pelaku Diduga Pelajar

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com