Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Ketika Sistem E-TLE Belum Sempurna, "Salah Tilang" atas Pelanggaran yang Tidak Pernah Dilakukan...

Kompas.com - 13/11/2022, 09:06 WIB
Joy Andre,
Irfan Maullana

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Sistem tilang berbasis kamera electronic traffic law enforcement (E-TLE) kini digunakan oleh aparat polisi untuk menindak pelanggar lalu lintas.

Dengan tilang elektronik, polisi resmi menghapus sistem tilang di tempat atau manual. Harapannya, lalu lintas dan juga para pelanggar dapat mudah dipantau dan diberi sanksi.

Namun, harapan dan kenyataan di lapangan justru berbeda. Sistem tilang ini ternyata memiliki kelemahan dan belum sesuai dengan apa yang diinginkan.

Setidaknya itu yang dialami oleh Egir Rivki. Warga Jakarta Selatan itu menjadi korban "salah tilang" kamera E-TLE.

Baca juga: Kelemahan E-TLE, dari Belum Bisa Ciduk Pengendara Tak Pakai Helm hingga Salah Tilang

Rivki dikirimi surat tilang karena dianggap melanggar lalu lintas, padahal dirinya sedang tidak dalam berkendara.

"Saya dapat surat konfirmasi tilangnya kemarin, 9 November 2022. Yang buka keluarga saya, kaget dong, kok tiba-tiba dapat surat tilang," ujar Rivki kepada Kompas.com, Kamis (10/11/2022) lalu.

Dalam surat tilang tersebut, dirinya dianggap melanggar lalu lintas pada tanggal 3 November dini hari. Padahal, di hari yang disangkakan itu, ia tidak sedang dalam berkendara.

Baca juga: Seorang Pengendara Mobil Jadi Korban Salah Tilang ETLE, Diduga akibat Pelatnya Dipalsukan Seseorang

Ia menduga pelanggar yang terekam dalam kamera tersebut sudah memalsukan nomor polisi mobil miliknya.

"Pelanggarannya tanggal 3 November 2022 pukul 03.00 WIB dini hari di kawasan Senayan. Padahal saat itu mobil kami ada di rumah. Sayanya juga di rumah," kata Rivki.

Dalam surat konfirmasi tilang elektronik yang didapatkan Rivki, terdapat foto mobil merek Daihatsu Sirion berwarna hitam hasil jepretan kamera ETLE.

Di dalamnya, pengemudi mobil terlihat tidak menggunakan sabuk pengaman atau safety belt saat berkendara.

Baca juga: Polisi Anulir Pelanggaran Lalu Lintas Korban Salah Tilang E-TLE

"Cuma ada yang aneh, pelatnya memang sama dengan mobil saya. Tapi ini mobilnya beda, cuma memang sama-sama Sirion. Mobil saya berwarna abu-abu silver, sedangkan mobil yang ditilang berwarna hitam," tutur Rivki.

Selain warna mobil, kondisi fisik mobil pelanggar juga berbeda dengan mobil Rivki. Perbedaan itu terlihat dari bumper depan, spoiler belakang, serta aksesori yang digunakan di dalam foto jepretan kamera E-TLE.

Ia yang tak terima disebut pelanggar pun mendatangi langsung posko ETLE Subdit Gakkum Ditrektorat Lalu Lintas Polda Metro Jaya yang berada di Jalan MT Haryono, Tebet, Jakarta Selatan.

Ia datang dengan maksud menjelaskan bahwa tindakan pelanggaran yang disangkakan kepadanya sepenuhnya salah.

Pelanggaran dianulir

Seusai mendatangi posko ETLE Subdit Gakkum Ditlantas Polda Metro Jaya, usaha Rivki membuahkan hasil.

Di sana, Rivki menjelaskan bahwa kendaraan yang melanggar dalam surat konfirmasi tilang bukanlah miliknya.

"Saya bawa mobil, STNK sama surat konfirmasi tilang elektronik. Kemudian sama petugas dicocokkin mobil saya sama mobil yang ada di surat tilang itu," ujar Rivki, Sabtu.

Pelanggarannya pun akhirnya dianulir polisi. Status tilang kendaraannya langsung dihapus dalam situs resmi E-TLE.

"Sudah (dianulir). Kemarin sore dicek sudah enggak ada di web-nya," jelas dia.

Berharap pemalsu pelat ditangkap

Meski pelanggarannya telah dianulir, namun Rivki ingin polisi segera menangkap pemalsu pelat nomor kendaraannya.

Menurut dia, kasus salah tilang itu sudah menguras waktu dan tenaganya untuk mengonfirmasi bahwa dirinya tidak salah.

"Pelaku yang palsuin harusnya ditangkap jugalah. Jangan hanya kami yang korban yang kerepotan," ujar dia.

Di sisi lain, pengemudi mobil yang diduga memalsukan pelat nomor kendaraan miliknya dan melanggar lalu lintas justru belum diketahui.

Kepolisian pun beluk memberikan kepastian soal tindak lanjut yang akan dilakukan terhadap pelaku.

"Mengurus konfirmasi sampai harus izin kerja, tetapi yang malsuin enak-enak aja dia enggak diapa-apain. Yang repot yang dipalsukan," tuturnya.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Suasana Berbeda di RTH Tubagus Angke yang Dulunya Tempat Prostitusi, Terang Setelah Pohon Dipangkas

Suasana Berbeda di RTH Tubagus Angke yang Dulunya Tempat Prostitusi, Terang Setelah Pohon Dipangkas

Megapolitan
Dedie Rachim Daftar Penjaringan Cawalkot ke Partai Lain, Bentuk Bujuk Rayu PAN Cari Koalisi di Pilkada

Dedie Rachim Daftar Penjaringan Cawalkot ke Partai Lain, Bentuk Bujuk Rayu PAN Cari Koalisi di Pilkada

Megapolitan
Kemenhub Tambah CCTV di STIP usai Kasus Pemukulan Siswa Taruna hingga Tewas

Kemenhub Tambah CCTV di STIP usai Kasus Pemukulan Siswa Taruna hingga Tewas

Megapolitan
Kasus Kecelakaan HR-V Tabrak Bus Kuning UI Diselesaikan Secara Kekeluargaan

Kasus Kecelakaan HR-V Tabrak Bus Kuning UI Diselesaikan Secara Kekeluargaan

Megapolitan
Taruna STIP Dipukul Senior hingga Tewas, Kemenhub Bentuk Tim Investigasi

Taruna STIP Dipukul Senior hingga Tewas, Kemenhub Bentuk Tim Investigasi

Megapolitan
Dedie Rachim Ikut Penjaringan Cawalkot Bogor ke Beberapa Partai, PAN: Agar Tidak Terkesan Sombong

Dedie Rachim Ikut Penjaringan Cawalkot Bogor ke Beberapa Partai, PAN: Agar Tidak Terkesan Sombong

Megapolitan
Kebakaran Landa Ruko Tiga Lantai di Kebon Jeruk, Petugas Masih Padamkan Api

Kebakaran Landa Ruko Tiga Lantai di Kebon Jeruk, Petugas Masih Padamkan Api

Megapolitan
Kronologi Penganiayaan Taruna STIP hingga Tewas, Pukulan Fatal oleh Senior dan Pertolongan yang Keliru

Kronologi Penganiayaan Taruna STIP hingga Tewas, Pukulan Fatal oleh Senior dan Pertolongan yang Keliru

Megapolitan
Dijenguk Adik di RSJ Bogor, Pengemis Rosmini Disebut Tenang dan Tak Banyak Bicara

Dijenguk Adik di RSJ Bogor, Pengemis Rosmini Disebut Tenang dan Tak Banyak Bicara

Megapolitan
Senior yang Aniaya Taruna STIP Panik saat Korban Tumbang, Polisi: Dia Berusaha Bantu, tapi Fatal

Senior yang Aniaya Taruna STIP Panik saat Korban Tumbang, Polisi: Dia Berusaha Bantu, tapi Fatal

Megapolitan
Pengemis yang Suka Marah-marah Dijenguk Adiknya di RSJ, Disebut Tenang saat Mengobrol

Pengemis yang Suka Marah-marah Dijenguk Adiknya di RSJ, Disebut Tenang saat Mengobrol

Megapolitan
BOY STORY Bawakan Lagu 'Dekat di Hati' Milik RAN dan Joget Pargoy

BOY STORY Bawakan Lagu "Dekat di Hati" Milik RAN dan Joget Pargoy

Megapolitan
Lepas Rindu 'My Day', DAY6 Bawakan 10 Lagu di Saranghaeyo Indonesia 2024

Lepas Rindu "My Day", DAY6 Bawakan 10 Lagu di Saranghaeyo Indonesia 2024

Megapolitan
Jelang Pilkada 2024, 8 Nama Daftar Jadi Calon Wali Kota Bogor Melalui PKB

Jelang Pilkada 2024, 8 Nama Daftar Jadi Calon Wali Kota Bogor Melalui PKB

Megapolitan
Satpol PP Minta Pihak Keluarga Jemput dan Rawat Ibu Pengemis Viral Usai Dirawat di RSJ

Satpol PP Minta Pihak Keluarga Jemput dan Rawat Ibu Pengemis Viral Usai Dirawat di RSJ

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com