Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Petunjuk Baru di Rumah Keluarga Tewas Membusuk di Kalideres: Gunungan Sampah, Belatung, hingga Jejak Digital

Kompas.com - 17/11/2022, 06:25 WIB
Larissa Huda

Editor

JAKARTA, KOMPAS.com - Kepolisian dan tim gabungan kembali menemukan petunjuk baru dari rumah keluarga tewas misterius di dalam rumah kawasan Kalideres, Jakarta Barat.

Petunjuk baru itu didapatkan saat polisi kembali melakukan olah tempat kejadian perkara (TKP) dari sore hingga malam hari pada Rabu (16/11/2022).

Direktur Kriminal Umum Polda Metro Jaya, Komisaris Besar (Kombes) Hengki Haryadi berujar tim gabungan masih terus mendalami penyebab kematian maupun motif tewasnya satu keluarga tersebut.

Dalam olah TKP lanjutan yang digelar Rabu, Hengki berujar tim gabungan mengantongi petunjuk baru yang bisa mengungkap penyebab dan motif kasus tersebut.

Baca juga: Saat Polisi Kesulitan Ungkap Misteri Kematian Sekeluarga di Kalideres

Gunungan Sampah Mencurigakan

Penyidik kepolisian menemukan gunungan sampah di rumah satu keluarga yang tewas misterius di Perumahan Citra Garden 1, Kalideres, Jakarta Barat.

"Di TKP sore hari ini kami menemukan gunungan sampah yang ada di dalam rumah," ujar Hengki di TKP, Rabu (16/11/2022).

Menurut Hengki, posisi gunungan sampah tersebut berada di rumah bagian belakang. Hengki tidak menyebutkan lebih rinci sampah jenis apa saja yang ada di sana.

Kendati demikian, Hengki menyebutkan salah satunya adalah sampah plastik bekas makanan. Ia hanya mengonfirmasi tidak ada limbah medis di antara gunungan sampah itu.

Baca juga: Pelajari Latar Belakang Sekeluarga yang Tewas di Kalideres, Polisi Temukan Titik Terang

Hengki melanjutkan, temuan gunungan sampah itu cukup mencurigakan karena korban menyimpan sampah di rumah, tidak dibuang ke luar.

"Apakah artinya ini menunjukkan hubungan yang bersangkutan dengan tetangga? Atau sifatnya mengurung diri atau lain sebagainya, ini salah satunya yang kami dalami," lanjut dia.

Belatung Jadi Petunjuk Waktu Kematian

Hengki mengatakan, kepolisian juga menemukan petunjuk penting soal perbedaan waktu kematian keempat jenazah di dalam rumah tersebut.

Kendati demikian, ujar Hengki, kesimpulan tersebut masih menunggu hasil keputusan dari tim ahli. Pasalnya, Hengki berujar tim ahli menemukan belatung dalam rumah tersebut yang bisa jadi titik terang.

"Dari penyelidikan ini kami harus berkoordinasi, mungkin, apakah perlu kami undang ahli entomologi, ahli serangga. Karena kami temukan misalnya belatung," ujar Hengki di tempat kejadian perkara (TKP), Rabu (16/11/2022).

"Ini bisa mengarahkan kapan dia meninggal sebetulnya. Ini tim ahli yang akan mengarahkan," ujar Hengki melanjutkan.

Baca juga: Eks Ketua RT Ungkap Masa Lalu Keluarga yang Tewas di Kalideres: Cuek Saat Orangtua Jatuh Sakit

Untuk mengusut tuntas penyebab dan motif kasus ini, Hengki menyebutkan kepolisian menggandeng sejumlah ahli, salah satunya kedokteran forensik.

Selain itu, kepolisian juga menggandeng Asosiasi Psikologi Forensik Indonesia (Apsifor), laboratorium forensik, Indonesia Automatic Fingerprint Identification System (Inafis), ahli patologi anatomi, forensik medikolegal, hingga ahli toksikologi.

"Ini memang nanti ahli yang akan jelaskan. Ini merupakan interkolaborasi profesi, berbagai ahli dalam rangka scientific crime investigation," tutur Hengki.

Jejak Digital

Polisi menemukan titik terang dari jejak digital dalam penyelidikan untuk mencari keidentikan antara berbagai metode, salah satunya melalui digital forensik.

"Kami libatkan tim digital forensik, dan ternyata ini kami memperoleh beberapa kemajuan atau titik terang dari penyelidikan ini," jelas Hengki.

Baca juga: Update Kasus Kalideres: Dugaan Paham Apokaliptik, Mobil yang Dijual, dan Kesaksian Tukang Jamu

"Ternyata dari digital forensik kami menemukan petunjuk yang sangat penting," ujar Hengki.

Kendati demikian, Hengki enggan menjelaskan jejak digital yang dimaksud hingga penyelidikan rampung. Pasalnya, kata dia, dalam serangkaian olah TKP yang dilakukan tim gabungan banyak mendapatkan temuan dari berbagai metode penyelidikan.

"Kami sedang meneliti sebab kematian dan motif peristiwa ini dan sekarang masih berproses. Karena ini kasus yang cukup rumit. Ini harus benar-benar teliti," kata Hengki.

(Penulis : Zintan Prihatini | Editor : Irfan Maullana, Ihsanuddin)

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Terkini Lainnya

Ulah Nekat Pria di Jakut, Curi Ban Beserta Peleknya dari Mobil yang Terparkir gara-gara Terlilit Utang

Ulah Nekat Pria di Jakut, Curi Ban Beserta Peleknya dari Mobil yang Terparkir gara-gara Terlilit Utang

Megapolitan
Dharma Pongrekun Unggah 840.640 Dukungan Warga DKI ke Silon, KPU: Syarat Minimal Terpenuhi

Dharma Pongrekun Unggah 840.640 Dukungan Warga DKI ke Silon, KPU: Syarat Minimal Terpenuhi

Megapolitan
Istri Oknum Pejabat Kemenhub Akui Suaminya Ucap Sumpah Sambil Injak Kitab Suci

Istri Oknum Pejabat Kemenhub Akui Suaminya Ucap Sumpah Sambil Injak Kitab Suci

Megapolitan
Polisi Tangkap Pelaku Tabrak Lari di Gambir yang Sebabkan Ibu Hamil Keguguran

Polisi Tangkap Pelaku Tabrak Lari di Gambir yang Sebabkan Ibu Hamil Keguguran

Megapolitan
Polisi Akan Datangi Rumah Pemilik Fortuner yang Halangi Perjalanan Ambulans di Depok

Polisi Akan Datangi Rumah Pemilik Fortuner yang Halangi Perjalanan Ambulans di Depok

Megapolitan
Polisi Selidiki Kasus Penistaan Agama yang Diduga Dilakukan Oknum Pejabat Kemenhub

Polisi Selidiki Kasus Penistaan Agama yang Diduga Dilakukan Oknum Pejabat Kemenhub

Megapolitan
Viral Video Perundungan Pelajar di Citayam, Korban Telepon Orangtua Minta Dijemput

Viral Video Perundungan Pelajar di Citayam, Korban Telepon Orangtua Minta Dijemput

Megapolitan
Curhat Warga Rawajati: Kalau Ada Air Kiriman dari Bogor, Banjirnya kayak Lautan

Curhat Warga Rawajati: Kalau Ada Air Kiriman dari Bogor, Banjirnya kayak Lautan

Megapolitan
Heru Budi Bakal Lanjutkan Pelebaran Sungai Ciliwung, Warga Terdampak Akan Didata

Heru Budi Bakal Lanjutkan Pelebaran Sungai Ciliwung, Warga Terdampak Akan Didata

Megapolitan
Ibu Hamil Jadi Korban Tabrak Lari di Gambir, Kandungannya Keguguran

Ibu Hamil Jadi Korban Tabrak Lari di Gambir, Kandungannya Keguguran

Megapolitan
Jawab Kritikan Ahok Soal Penonaktifan NIK KTP, Heru Budi: Pemprov DKI Hanya Menegakkan Aturan

Jawab Kritikan Ahok Soal Penonaktifan NIK KTP, Heru Budi: Pemprov DKI Hanya Menegakkan Aturan

Megapolitan
Paus Fransiskus ke Indonesia September 2024, KWI: Bawa Pesan Persaudaraan Umat Manusia

Paus Fransiskus ke Indonesia September 2024, KWI: Bawa Pesan Persaudaraan Umat Manusia

Megapolitan
Diterima Jadi Polisi, Casis Bintara Korban Begal: Awalnya Berpikir Saya Gagal

Diterima Jadi Polisi, Casis Bintara Korban Begal: Awalnya Berpikir Saya Gagal

Megapolitan
Polisi Kantongi Identitas Pengemudi Fortuner yang Halangi Laju Ambulans di Depok

Polisi Kantongi Identitas Pengemudi Fortuner yang Halangi Laju Ambulans di Depok

Megapolitan
Dapat Ganti Untung Normalisasi Ciliwung, Warga Rawajati Langsung Beli Rumah Baru

Dapat Ganti Untung Normalisasi Ciliwung, Warga Rawajati Langsung Beli Rumah Baru

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com