Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Guru SD di Bekasi Diduga Beri Imbalan ke Murid Saat Berbuat Cabul

Kompas.com - 17/11/2022, 16:16 WIB
Joy Andre,
Ihsanuddin

Tim Redaksi

BEKASI, KOMPAS.com - Oknum guru SD di Jatiasih, Bekasi, diduga memberikan imbalan kepada murid saat melancarkan aksi cabulnya.

Kepala Satuan Reserse Kriminal Polres Metro Bekasi Kompol Ivan Adhitira mengatakan, imbalan itu diberikan agar murid SD pasrah saat dicabuli dan tak melaporkan kejadian yang dialaminya. 

"(Pelaku) biasa membujuk korban, kemudian memegang area sensitif korban. Mungkin juga memberi imbalan," ucap Ivan saat dikonfirmasi oleh wartawan, Kamis (17/11/2022).

Baca juga: Predator Anak Berkedok Guru SD di Bekasi Belum Lulus Sarjana, Kini Dipecat...

Belakangan, oknum guru yang diketahui belum lulus sarjana itu kabur saat aksi cabulnya mulai terkuak.

Polisi pun menyatakan akan terus memburu predator anak tersebut.

Penyidik saat ini masih terus menggali seluruh alat bukti yang ada terkait aksi bejat terduga pelaku.

"Jadi, saat diketahui melecehkan di sekolah, hari itu juga pelaku hilang. Pelaku hilang sejak tanggal 4 November dan tim kami sampai saat ini sedang mencarinya," ujar Ivan.

Baca juga: Predator Anak yang Menyusup Menjadi Guru SD di Bekasi Kabur Setelah Ketahuan

"Saat ini korban sudah ada 3 orang. Dari laporan ini, sudah ada 5 saksi yang dipanggil. Pokoknya akan kami cara sampai dapat," sambung dia.

Salah satu orangtua murid berinisial DI mengaku anak perempuannya menjadi korban pelecehan sejak masih duduk di kelas 3 SD.

"Kebetulan sekarang kelas 4. Anak saya mengaku kepada temannya, kalau dia (dilecehkan) waktu kelas 3 SD," ujar DI.

DI mengaku baru mengetahui peristiwa pelecehan tersebut setelah sang anak ditanya dan didesak oleh kakaknya.

Baca juga: Guru SD di Bekasi Kabur Usai Lecehkan Murid, Polisi: Kami Cari Sampai Dapat

Ketika ditanya, korban sempat menolak berbicara. Namun, setelah ditelusuri oleh DI, korban akhirnya berani berbicara.

"Jadi, begitu dia (korban) ditanya sama kakaknya, baru mengaku pernah dilecehkan. Ternyata begitu ditelusuri, masih banyak (korbannya)," tutur DI.

Orangtua dari siswi lain, yakni SJ, juga menyebut anaknya mengalami kejadian serupa.

Anaknya yang masih duduk di kelas 2, dilecehkan pada Kamis (3/11/2022) lalu. Akibat peristiwa tersebut, anak perempuannya pun mengalami trauma berat.

"Semenjak itu, dia (korban) sudah enggak mau sekolah lagi sampai sekarang, kemarin sempat bilang kalau hari Senin mau sekolah, tapi enggak jadi. Sejak kejadian tanggal 3 November itu, enggak mau sekolah lagi," tutur SJ.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

DLH DKI Angkut 83 Meter Kubik Sampah dari Pesisir Marunda Kepu

DLH DKI Angkut 83 Meter Kubik Sampah dari Pesisir Marunda Kepu

Megapolitan
Janggal, Brigadir RAT Bunuh Diri Saat Jadi Pengawal Bos Tambang, tapi Atasannya Tak Tahu

Janggal, Brigadir RAT Bunuh Diri Saat Jadi Pengawal Bos Tambang, tapi Atasannya Tak Tahu

Megapolitan
8 Pasien DBD Masih Dirawat di RSUD Tamansari, Mayoritas Anak-anak

8 Pasien DBD Masih Dirawat di RSUD Tamansari, Mayoritas Anak-anak

Megapolitan
Pengelola Imbau Warga Tak Mudah Tergiur Tawaran Jual Beli Rusunawa Muara Baru

Pengelola Imbau Warga Tak Mudah Tergiur Tawaran Jual Beli Rusunawa Muara Baru

Megapolitan
UPRS IV: Banyak Oknum yang Mengatasnamakan Pengelola dalam Praktik Jual Beli Rusunawa Muara Baru

UPRS IV: Banyak Oknum yang Mengatasnamakan Pengelola dalam Praktik Jual Beli Rusunawa Muara Baru

Megapolitan
9 Jam Berdarah: RM Dibunuh, Mayatnya Dimasukkan ke Koper lalu Dibuang ke Pinggir Jalan di Cikarang

9 Jam Berdarah: RM Dibunuh, Mayatnya Dimasukkan ke Koper lalu Dibuang ke Pinggir Jalan di Cikarang

Megapolitan
Seorang Remaja Tenggelam di Kali Ciliwung, Diduga Terseret Derasnya Arus

Seorang Remaja Tenggelam di Kali Ciliwung, Diduga Terseret Derasnya Arus

Megapolitan
Prakiraan Cuaca Jakarta Hari Ini Kamis 2 Mei 2024, dan Besok: Malam Ini Hujan Petir

Prakiraan Cuaca Jakarta Hari Ini Kamis 2 Mei 2024, dan Besok: Malam Ini Hujan Petir

Megapolitan
[POPULER JABODETABEK] Mobil Terbakar di Tol Japek Arah Cawang | Pembunuh Wanita Dalam Koper di Bekasi Ditangkap

[POPULER JABODETABEK] Mobil Terbakar di Tol Japek Arah Cawang | Pembunuh Wanita Dalam Koper di Bekasi Ditangkap

Megapolitan
Perjuangkan Peningkatan Upah Buruh, Lia dan Teman-temannya Rela ke Jakarta dari Cimahi

Perjuangkan Peningkatan Upah Buruh, Lia dan Teman-temannya Rela ke Jakarta dari Cimahi

Megapolitan
Cerita Suratno, Buruh yang Khawatir Uang Pensiunnya Berkurang karena UU Cipta Kerja

Cerita Suratno, Buruh yang Khawatir Uang Pensiunnya Berkurang karena UU Cipta Kerja

Megapolitan
Pembunuh Perempuan Dalam Koper Tak Melawan Saat Ditangkap Polisi di Palembang

Pembunuh Perempuan Dalam Koper Tak Melawan Saat Ditangkap Polisi di Palembang

Megapolitan
Said Iqbal Minta Prabowo Hapus UU Cipta Kerja Klaster Ketenagakerjaan

Said Iqbal Minta Prabowo Hapus UU Cipta Kerja Klaster Ketenagakerjaan

Megapolitan
Pembunuh Wanita Dalam Koper Sempat Ajak Korban Masuk ke Kamar Hotel di Bandung

Pembunuh Wanita Dalam Koper Sempat Ajak Korban Masuk ke Kamar Hotel di Bandung

Megapolitan
Said Iqbal: Upah Buruh di Jakarta yang Ideal Rp 7 Juta Per Bulan

Said Iqbal: Upah Buruh di Jakarta yang Ideal Rp 7 Juta Per Bulan

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com