Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Fakta Kasus Anak Kombes Pukuli Temannya: Pelaku Dianggap Anak Kecil dan Diduga Penuh Intervensi

Kompas.com - 21/11/2022, 05:00 WIB
Ivany Atina Arbi

Editor

JAKARTA, KOMPAS.com - Seorang anak berinisial FB (16 tahun) diduga mengalami penganiayaan oleh terduga pelaku berinisial RC, ketika berada di lingkungan Perguruan Tinggi Ilmu Kepolisian (PTIK), Kebayoran Baru, Jakarta Selatan.

Yusna, ibunda dari korban penganiayaan, pun melaporkan kejadian yang dialami anaknya ke Polres Metro Jakarta Selatan, atas tindak pidana kekerasan terhadap anak.

Permasalahan bermula saat keduanya mengikuti bimbingan belajar persiapan masuk Akademi Kepolisian di PTIK. FB dan RC merupakan teman satu camp pelatihan.

Dalam proses bimbingan belajar, RC menuding FB menyembunyikan topi miliknya saat latihan. Kemudian pelaku diduga memukul korban karena merasa tidak terima.

FB sudah meminta maaf kepada RC, namun FB tetap dipukul. Bahkan pelatih yang melihat kejadian itu berlangsung, berdasarkan cerita FB, hanya diam.

Baca juga: Polisi Sebut Anak Kombes Aniaya Teman Bimbel di PTIK Berawal dari Canda

Pelaku diduga selalu menyebut dirinya merupakan anak seorang Inspektur Pengawas Daerah sebuah Polda. RC juga berulang kali menyebut dirinya seorang putra polisi berpangkat Komisaris Besar atau Kombes.

"Anak saya bilang, dia (RC) anak Kombes, Bu. Pelatih aja takut sama dia karena di mana-mana dia bikin masalah selalu bawa-bawa nama anak Kombes," ucap Yusna.

Dianggap masalah anak-anak

Yusna melaporkan tindak penganiayaan yang menimpa anaknya ke Polres Metro Jakarta Selatan pada Sabtu (12/11/2022) pukul 11.35 WIB.

Sayangnya Yusna mendapat perlakuan tidak mengenekkan sejak membuat laporan. Menurut dia, ada petugas kepolisian yang menganggap apa yang menimpa FB hanyalah perkelahian anak-anak biasa.

"Masa orang Polres Jakarta Selatan bilangnya itu anak-anak kecil pelakunya. Katanya hanya perkelahian yang tidak serius," kata Yusna kepada Kompas.com Jumat (18/11/2022).

Baca juga: Kombes yang Anaknya Bikin Onar di PTIK Bisa Dapat Sanksi Teguran

"Ini bukan perkelahian loh! Ini anak saya dianiaya," sambungnya.

Menuntut keadilan

Permintaan maaf dan permohonan damai telah disampaikan orangtua dari terduga pelaku berinisial RC. Yusna mengatakan permintaan maaf tersebut disampaikan melalui pesan singkat.

Ia mengaku telah menerima permintaan maaf dari perwira polisi yang merupakan ayah terduga pelaku yang menganiaya putranya.

Namun, Yusna secara tegas menyampaikan kepada orangtua terduga pelaku bahwa ia tetap memproses secara hukum kasus demi mandapatkan keadilan.

"Saya bilang, menyangkut masalah aturan yang ada di dalam bimbel, kami tidak pernah tahu dan kami tidak pernah dapatkan sebelumnya. Kalau masalah permintaan maaf bapak, kami sudah terima, tapi kami menginginkan keadilan," kata Yusna.

Baca juga: Polisi Olah TKP Kasus Anak Kombes Aniaya Teman Bimbel di PTIK

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

[POPULER JABODETABEK] Motif Pembunuhan Wanita Dalam Koper: Korban Ternyata Minta Dinikahi | Misteri Mayat Wanita Dalam Koper Mulai Terkuak

[POPULER JABODETABEK] Motif Pembunuhan Wanita Dalam Koper: Korban Ternyata Minta Dinikahi | Misteri Mayat Wanita Dalam Koper Mulai Terkuak

Megapolitan
Rute Transjakarta 10M Pulo Gadung - Walikota Jakarta Utara via Cakung

Rute Transjakarta 10M Pulo Gadung - Walikota Jakarta Utara via Cakung

Megapolitan
Lokasi dan Jadwal Pencetakan KTP dan KK di Tangerang Selatan

Lokasi dan Jadwal Pencetakan KTP dan KK di Tangerang Selatan

Megapolitan
Kecelakaan di UI, Saksi Sebut Mobil HRV Berkecepatan Tinggi Tabrak Bus Kuning

Kecelakaan di UI, Saksi Sebut Mobil HRV Berkecepatan Tinggi Tabrak Bus Kuning

Megapolitan
Polisi Periksa 10 Saksi Kasus Tewasnya Siswa STIP yang Diduga Dianiaya Senior

Polisi Periksa 10 Saksi Kasus Tewasnya Siswa STIP yang Diduga Dianiaya Senior

Megapolitan
Diduga Ngebut, Mobil Tabrak Bikun UI di Hutan Kota

Diduga Ngebut, Mobil Tabrak Bikun UI di Hutan Kota

Megapolitan
Pembunuh Wanita Dalam Koper Sempat Tinggalkan Mayat Korban di Kamar Hotel

Pembunuh Wanita Dalam Koper Sempat Tinggalkan Mayat Korban di Kamar Hotel

Megapolitan
Siswa STIP Dianiaya Senior di Sekolah, Diduga Sudah Tewas Saat Dibawa ke Klinik

Siswa STIP Dianiaya Senior di Sekolah, Diduga Sudah Tewas Saat Dibawa ke Klinik

Megapolitan
Terdapat Luka Lebam di Sekitar Ulu Hati Mahasiswa STIP yang Tewas Diduga Dianiaya Senior

Terdapat Luka Lebam di Sekitar Ulu Hati Mahasiswa STIP yang Tewas Diduga Dianiaya Senior

Megapolitan
Dokter Belum Visum Jenazah Mahasiswa STIP yang Tewas akibat Diduga Dianiaya Senior

Dokter Belum Visum Jenazah Mahasiswa STIP yang Tewas akibat Diduga Dianiaya Senior

Megapolitan
Polisi Pastikan RTH Tubagus Angke Sudah Bersih dari Prostitusi

Polisi Pastikan RTH Tubagus Angke Sudah Bersih dari Prostitusi

Megapolitan
Mahasiswa STIP Tewas Diduga akibat Dianiaya Senior

Mahasiswa STIP Tewas Diduga akibat Dianiaya Senior

Megapolitan
Berbeda Nasib dengan Chandrika Chika, Rio Reifan Tak Akan Dapat Rehabilitasi Narkoba

Berbeda Nasib dengan Chandrika Chika, Rio Reifan Tak Akan Dapat Rehabilitasi Narkoba

Megapolitan
Lansia Korban Hipnotis di Bogor, Emas 1,5 Gram dan Uang Tunai Jutaan Rupiah Raib

Lansia Korban Hipnotis di Bogor, Emas 1,5 Gram dan Uang Tunai Jutaan Rupiah Raib

Megapolitan
Polisi Sebut Keributan Suporter di Stasiun Manggarai Libatkan Jakmania dan Viking

Polisi Sebut Keributan Suporter di Stasiun Manggarai Libatkan Jakmania dan Viking

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com