"Begitu dilihat langsung teriak takbir, Allahuakbar, ini sudah mayat. Itu tanggal 13 Mei 2022," ujar Hengki.
Budiyanto yang menjadi pihak penggadai sertifikat rumah lantas mengejar pegawai koperasi dan rekan-rekannya itu ketika meninggalkan lokasi.
Budiyanto meminta saksi tidak melaporkan bahwa saat itu Margaretha sudah tewas.
"Salah satu saksi ini dikejar oleh Budiyanto. 'Tolong, Pak, jangan sampai dilaporkan ke polisi, jangan dilaporkan pihak RT ataupun warga sini.' Dan ternyata tidak dilaporkan," tutur Hengki.
Di sisi lain, Dian menunjukkan gelagat aneh ketika pegawai koperasi menemukan Margaretha ternyata sudah tak bernyawa dan jasadnya mengeluarkan bau tidak sedap.
"Pada saat pegawai koperasi simpan pinjam (saksi) menyatakan, wah ini (Margaretha) sudah menjadi mayat, jawaban Dian adalah, 'Ibu saya ini masih hidup. Tiap hari masih saya berikan minum susu,'" ujar Hengky.
Baca juga: Polisi Temukan 2 Ponsel Berisi Pesan-pesan Negatif Milik Satu Keluarga Tewas di Kalideres
Masih menurut saksi, lanjut Hengky, Dian mengatakan hal tersebut sembari menyisir rambut Margaretha yang rontok. Saksi menyebutkan bahwa Dian bersikeras Margaretha masih hidup.
Jasad Margaretha pun dibiarkan terbaring di atas kasur, sampai akhirnya Dian dan dua penghuni lainnya ditemukan meninggal dunia di dalam rumah pada November 2022.
Dalam proses penyelidikan yang dilakukan sejauh ini, penyidik bersama tim ahli forensik memastikan tidak menemukan jejak-jejak atau DNA selain keempat korban di dalam rumah.
Selain itu, penyidik dan tim ahli gabungan juga tidak menemukan adanya bercak darah seperti bekas kekerasan.
"Hasil olah TKP kemarin ternyata tidak ditemukan jejak-jejak yang lain di luar empat penghuni ini," tegas Hengki.
"Tidak ditemukan bercak-bercak darah, termasuk di lantai 2," sambung dia.
Kondisi ini memperkuat dugaan kepolisian bahwa tidak ada pihak lain yang berada di lokasi kejadian dan terlibat dalam tewasnya satu keluarga tersebut.
Terlebih, penyidik juga menemukan sejumlah bukti bahwa tidak ada pencurian atau penggelapan atas barang-barang korban.
Sebab, barang hingga kendaraan yang sebelumnya diduga hilang dari rumah tersebut ternyata dijual oleh para penghuni semasa mereka hidup.