"Salah satu dari keluarga saya pada saat di Soekarno-hatta mendapatkan telepon dari satu anggota Koopsud III di Biak, bahwasanya adik saya ini harus langsung dibawa ke rumah duka, setelah itu langsung dimakamkan," ujar Rika
Baca juga: Cerita Keluarga, Buka Paksa Peti Jenazah Prada Indra dengan Palu
Permintaan tersebut pun menjadi tanda tanya besar bagi pihak keluarga. Terlebih lagi, jenazah Prada Indra dibawa ke rumah duka menggunakan peti yang digembok tanpa kunci.
Perwira TNI AU yang ditugaskan mendampingi pengantaran jenazah pun mengaku tak dibekali kunci untuk membuka peti tersebut.
"Beliau menjawab bahwa dia tidak diberikan kunci dari Koopsud-nya sendiri. Dari sana dari Biak tidak dikasih kunci," kata Rika.
"Akhirnya pihak keluarga membuka paksa gembok peti jenazah, dengan merusak gembok menggunakan palu," sambung dia.
Penuh darah dan luka
Setelah peti berhasil dibuka, kecurigaan keluarga pun terjawab. Keluarga mendapati kepala Prada Indra mengeluarkan darah.
"Kami buka kain kafannya mulai dari bagian kepala. Nah, mulai dari bagian kepala yang kami lihat adalah darah," ujar Rika.
Kondisi tersebut pun langsung membuat pihak keluarga yang menyaksikan langsung di rumah duka menangis histeris.
"(Darah itu) menembus kain kafan di bagian wajah jenazah, sehingga membuat para keluarga histeris," ungkap Rika.
Baca juga: Pengantar Jenazah Tolak Jelaskan Penyebab Tubuh Prada Indra Wijaya Penuh Luka dan Berdarah
Pihak keluarga yang curiga dan merasa ada kejanggalan dengan kematian Prada Indra akhirnya meminta seluruh kain kafan dibuka.
Langkah tersebut dilakukan untuk memastikan kondisi jenazah Prada Indra secara keseluruhan.
Keluarga kembali menemukan luka lebam dan diduga sayatan di bagian dada hingga perut almarhum.
"Di atas dada sendiri saya melihat ada luka antara goresan atau sayatan. Saya sendiri tidak bisa mendiagnosis karena dari hasil otopsi sendiri belum keluar," kata Rika.
Masih menunggu hasil otopsi