Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Dua Pekan Berlalu, Ini Hal-hal yang Belum Terungkap dari Kasus Sekeluarga Tewas Misterius di Kalideres

Kompas.com - 25/11/2022, 06:35 WIB
Larissa Huda

Penulis

Barang-barang yang dijual itu di antaranya mobil, kendaraan roda dua, pendingin ruangan (AC), kulkas, blender, dan televisi. Selain itu, adapula sertifikat rumah juga tertulis atas nama Reny Margaretha Gunawan (68).

Barang-barang itu diduga aktif dijual oleh Budyanto Gunawan (68) yang berstatus adik Rudyanto (71).

Seperti diketahui, Budyanto sempat menemui pegawai koperasi simpan pinjam yang sedang mensurvey rumah yang ingin digadai saat Margaretha diketahui sudah jadi mayat pada 13 Mei lalu.

Baca juga: Seluruh Aset Keluarga yang Tewas di Kalideres atas Nama Orangtua, Lantas Kenapa Budyanto yang Aktif Jual Sana-sini?

Kriminolog dari Universitas Indonesia(UI), Adrianus Eliasta Meliala menuturkan, perilaku yang dilakukan oleh Budyanto cukup janggal mengingat sebagian besar barang merupakan milik Rudyanto dan Margaretha.

Menurut Adrianus, langkah kepolisian yang melacak penjualan barang-barang itu dapat membantu penyelidikan untuk mengungkap motif dan penyebab sebenarnya atas kematian tersebut.

"Menurut saya, potensi isu uang amat besar dalam kasus ini. Langkah kepolisian untuk follow the money saya kira bisa menguak banyak hal," tutur Adrianus kepada Kompas.com, Selasa (22/11/2022).

Buku-buku Milik Korban

Tim ahli yang dikerahkan kepolisian tenga menganalisis mengkaji barang-barang seperti buku-buku dan dokumen yang ditemukan di rumah satu keluarga tersebut.

Baca juga: Polisi Dalami Temuan Buku Berbagai Agama di Rumah Sekeluarga yang Tewas di Kalideres

Informasi yang didapatkan tersebut sangat penting dan bisa menjadi petunjuk bagi kepolisian untuk mengungkap misteri tewasnya satu keluarga di Kalideres itu.

Mayat Ibu Masih Diberi Susu dan Rambutnya Disisir

Anak dari anggota keluarga, Dian (40), itu ternyata masih memberikan susu dan menyisir rambut ibunya yang sudah jadi mayat.

Keterangan itu berdasarkan pernyataan pegawai koperasi simpan pinjam yang sempat berkomunikasi dan berinteraksi dengan keluarga tersebut.

Kepada pegawai koperasi yang kaget itu, Dian sempat mengatakan bahwa ibunya yang terbaring di tempat tidur itu masih hidup.

Baca juga: Anak Keluarga yang Tewas di Kalideres Berikan Susu pada Mayat Ibunya, Kriminolog: Indikasi Delusi

Bahkan, Dian mengaku masih memberikan ibunya minum berupa susu. Selain itu, ia juga mengaku masih setia menyisir rambut jenazah ibunya yang mulai rontok.

(Penulis: Larissa Huda, Tria Sutrisna, Mita Amalia Hapsari | Editor: Nursita Sari, Jessi Carina)

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Halaman:


Terkini Lainnya

Senior yang Aniaya Taruna STIP Panik saat Korban Tumbang, Polisi: Dia Berusaha Bantu, tapi Fatal

Senior yang Aniaya Taruna STIP Panik saat Korban Tumbang, Polisi: Dia Berusaha Bantu, tapi Fatal

Megapolitan
Pengemis yang Suka Marah-marah Dijenguk Adiknya di RSJ, Disebut Tenang saat Mengobrol

Pengemis yang Suka Marah-marah Dijenguk Adiknya di RSJ, Disebut Tenang saat Mengobrol

Megapolitan
BOY STORY Bawakan Lagu 'Dekat di Hati' Milik RAN dan Joget Pargoy

BOY STORY Bawakan Lagu "Dekat di Hati" Milik RAN dan Joget Pargoy

Megapolitan
Lepas Rindu 'My Day', DAY6 Bawakan 10 Lagu di Saranghaeyo Indonesia 2024

Lepas Rindu "My Day", DAY6 Bawakan 10 Lagu di Saranghaeyo Indonesia 2024

Megapolitan
Jelang Pilkada 2024, 8 Nama Daftar Jadi Calon Wali Kota Bogor Melalui PKB

Jelang Pilkada 2024, 8 Nama Daftar Jadi Calon Wali Kota Bogor Melalui PKB

Megapolitan
Satpol PP Minta Pihak Keluarga Jemput dan Rawat Ibu Pengemis Viral Usai Dirawat di RSJ

Satpol PP Minta Pihak Keluarga Jemput dan Rawat Ibu Pengemis Viral Usai Dirawat di RSJ

Megapolitan
Mulai Hari Ini, KPU DKI Jakarta Buka Pendaftaran Cagub Independen

Mulai Hari Ini, KPU DKI Jakarta Buka Pendaftaran Cagub Independen

Megapolitan
Kala Senioritas dan Arogansi Hilangkan Nyawa Taruna STIP...

Kala Senioritas dan Arogansi Hilangkan Nyawa Taruna STIP...

Megapolitan
[POPULER JABODETABEK] Kebengisan Pembunuh Wanita Dalam Koper | Kronologi Meninggalnya Siswa STIP yang Dianiaya Senior

[POPULER JABODETABEK] Kebengisan Pembunuh Wanita Dalam Koper | Kronologi Meninggalnya Siswa STIP yang Dianiaya Senior

Megapolitan
Daftar 73 SD/MI Gratis di Tangerang dan Cara Daftarnya

Daftar 73 SD/MI Gratis di Tangerang dan Cara Daftarnya

Megapolitan
Taruna STIP Tewas Dianiaya, Polisi Ungkap Pemukulan Senior ke Junior Jadi Tradisi 'Penindakan'

Taruna STIP Tewas Dianiaya, Polisi Ungkap Pemukulan Senior ke Junior Jadi Tradisi "Penindakan"

Megapolitan
Empat Taruna STIP yang Diduga Saksikan Pelaku Aniaya Junior Tak Ikut Ditetapkan Tersangka

Empat Taruna STIP yang Diduga Saksikan Pelaku Aniaya Junior Tak Ikut Ditetapkan Tersangka

Megapolitan
Motif Pelaku Aniaya Taruna STIP hingga Tewas: Senioritas dan Arogansi

Motif Pelaku Aniaya Taruna STIP hingga Tewas: Senioritas dan Arogansi

Megapolitan
Penyebab Utama Tewasnya Taruna STIP Bukan Pemukulan, tapi Ditutup Jalur Pernapasannya oleh Pelaku

Penyebab Utama Tewasnya Taruna STIP Bukan Pemukulan, tapi Ditutup Jalur Pernapasannya oleh Pelaku

Megapolitan
Polisi Tetapkan Tersangka Tunggal dalam Kasus Tewasnya Taruna STIP Jakarta

Polisi Tetapkan Tersangka Tunggal dalam Kasus Tewasnya Taruna STIP Jakarta

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com