Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Saat BPBD DKI Disebut Sebar Hoaks Terkait Kerusakan Gempa Cianjur...

Kompas.com - 25/11/2022, 08:17 WIB
Zintan Prihatini,
Ihsanuddin

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) DKI Jakarta dianggap menyebar hoaks terkait kerusakan di apartemen Ancol Mansion di Pademangan, Jakarta Utara. 

BPBD menyebutkan, terdapat sejumlah keretakan di apartemen itu disebabkan gempa magnitudo 5,6 yang berpusat di Cianjur, Jawa Barat.

Namun, pengelola apartemen membantah dan menegaskan bahwa keretakan itu sudah ada sejak lama. 

Empat keretakan

Pernyataan BPBD soal keretakan di apartemen Ancol Mansion dirilis pada Senin (21/11/2022), tak lama setelah gempa terjadi.

Baca juga: Imbas Gempa di Cianjur, 4 Titik di Apartemen Ancol Retak

Kepala Pelaksana BPBD DKI Jakarta Isnawa Adji menyebutkan, setidaknya ada empat keretakan pada bangunan apartemen imbas gempa magnitudo 5,6 di Cianjur yang guncangannya terasa sampai Jakarta. 

"Obyek terdampak Ancol Mansion. Ditemukan keretakan di beberapa titik pada ruang lift lantai 50, ruang lift lantai 51, tangga darurat, dan parkir mobil lantai LG," ucap Isnawa kepada awak media, Senin (21/11/2022).

Menurut dia, meski ada sejumlah titik yang retak, penghuni Apartemen Ancol Mansion tak ada yang terluka.

Penghuni di sana juga tidak ada yang diungsikan karena gempa tersebut.

"Korban dan pengungsi (warga Apartemen Ancol Mansion) nihil," tutur Isnawa.

Baca juga: Pengelola Apartemen Ancol Mansion Tuding BPBD Sebar Hoaks Terkait Keretakan Gedung Pasca-gempa

Bantahan pengelola apartemen

Pernyataan Kepala BPBD itu kemudian dibantah oleh pengelola Apartemen Ancol Mansion.

Ketua pengurus P3SRS Apartemen Ancol Mansion, Eddi, menyatakan retak rambut di bangunan apartemen sudah ada sejak lama.

Pihaknya memastikan bahwa retak rambut sudah ada sebelum Maret 2022.

"Ada pecah rambut itu dilihat adalah peninggalan sebelum kami take over. Di-take over pada bulan Maret, sebelumnya dipegang oleh ASG, itu sudah ada," kata Eddi saat ditemui Kompas.com di Apartemen Ancol Mansion, Rabu (23/11/2022).

Baca juga: Bantah BPBD DKI, Pengelola: Apartemen Ancol Mansion Bukan Retak akibat Gempa Cianjur

Keretakan apartemen akibat gempa Cianjur sebagaimana keterangan BPBD DKI Jakarta, lanjut Eddi, dapat dipastikan tidak benar.

"Kami klarifikasi bahwa (pernyataan BPBD) itu enggak benar, hoaks," ungkap Eddi.

Chief Engineering Apartemen Ancol Mansion Ipung mengatakan hal senada.

Ipung berkata, retak rambut yang dirilis oleh BPBD sesungguhnya sudah diketahui oleh pengelola.

"Keretakan rambut itu memang sudah ada sebelumnya, itu pun terjadi di dinding non-struktur ya. Jadi itu tidak ada keterkaitannya dengan kejadian gempa yang terjadi di hari Senin kemarin," ucap Ipung.

Baca juga: Pengelola Apartemen Ancol Mansion Tuding BPBD Sebar Hoaks Terkait Keretakan Gedung Pasca-gempa

Pantauan Kompas.com di lokasi, terdapat sejumlah retak rambut sepanjang sekitar 1 meter yang terlihat di dinding area ruang lift lantai 50.

Retak rambut ini, menurut Ipung, segera ditangani oleh kontraktor.

"Kami mau clear ke mereka kenapa kok bisa ada berita keluar seperti itu, yang tidak benar adanya dan menjadi heboh," jelas Eddi.

"Ini membuat warga menjadi ribut, padahal enggak ada apa-apa," sambungnya.

Penjelasan Kepala BPBD

Isnawa pun buka suara soal tudingan pengelola Apartemen Ancol Mansion mengenai berita bohong adanya keretakan usai gempa.

Dia mengatakan, petugas BPBD hanya melakukan tugasnya untuk mengecek informasi keretakan bangunan pasca-gempa.

"Sebenarnya saya enggak bela diri, silakan saja Ancol Mansion bilang kami salah atau enggak, karena menurut saya lebih baik ada tim bangunan yang bisa mengkaji," papar Isnawa saat dihubungi Kompas.com, Kamis (24/11/2022).

Baca juga: Dituding Sebar Hoaks Apartemen Ancol Mansion Retak Usai Gempa Cianjur, BPBD Tidak Membela Diri

Isnawa mengaku, petugas BPBD hanya melihat sekaligus mengecek keretakan pada bangunan di lokasi, setelah mendapatkan informasi.

Kendati demikian, dia menegaskan bahwa BPBD bukanlah institusi ahli yang bertugas mengkaji bangunan.

"Karena kemarin dari teman media sudah viral Ancol Mansion (mengalami keretakan), makanya kami segera turun ke sana mengecek," ungkap Isnawa.

"Jangan sampai tidak ada institusi yang memberikan statement walaupun sebenarnya kami akui BPBD lebih kepada mitigasi bencana, bukan masalah bangunan retak atau mau roboh," katanya.

Isnawa berujar, informasi adanya retakan bersumber dari pengelola. Sehingga, pihaknya langsung merilis informasi tersebut kepada masyarakat.

"Kalau pun kami merilis itu akibat gempa pasti kan kami bersumber dari pengelola. Kami tanya pengelolanya, kan enggak mungkin BPBD membuat statement sendiri," tegasnya.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Penyebab Utama Tewasnya Taruna STIP Bukan Pemukulan, tapi Ditutup Jalur Pernapasannya oleh Pelaku

Penyebab Utama Tewasnya Taruna STIP Bukan Pemukulan, tapi Ditutup Jalur Pernapasannya oleh Pelaku

Megapolitan
Polisi Tetapkan Tersangka Tunggal dalam Kasus Tewasnya Taruna STIP Jakarta

Polisi Tetapkan Tersangka Tunggal dalam Kasus Tewasnya Taruna STIP Jakarta

Megapolitan
Hasil Otopsi Taruna STIP yang Tewas Dianiaya Senior: Memar di Mulut, Dada, hingga Paru

Hasil Otopsi Taruna STIP yang Tewas Dianiaya Senior: Memar di Mulut, Dada, hingga Paru

Megapolitan
Akhir Penantian Ibu Pengemis yang Paksa Orang Sedekah, Dua Adiknya Datang Menjenguk ke RSJ

Akhir Penantian Ibu Pengemis yang Paksa Orang Sedekah, Dua Adiknya Datang Menjenguk ke RSJ

Megapolitan
Polisi Sebut Ahmad dan RM Semula Rekan Kerja, Jalin Hubungan Asmara sejak Akhir 2023

Polisi Sebut Ahmad dan RM Semula Rekan Kerja, Jalin Hubungan Asmara sejak Akhir 2023

Megapolitan
Praktik Prostitusi di RTH Tubagus Angke Dinilai Bukan PR Pemprov DKI Saja, tapi Juga Warga

Praktik Prostitusi di RTH Tubagus Angke Dinilai Bukan PR Pemprov DKI Saja, tapi Juga Warga

Megapolitan
Keluarga Harap Tak Ada Intervensi dalam Pengusutan Kasus Mahasiswa STIP yang Tewas Dianiaya Senior

Keluarga Harap Tak Ada Intervensi dalam Pengusutan Kasus Mahasiswa STIP yang Tewas Dianiaya Senior

Megapolitan
Pro-Kontra Warga soal Janji Dishub DKI Tertibkan Juru Parkir, Tak Keberatan jika Jukir Resmi

Pro-Kontra Warga soal Janji Dishub DKI Tertibkan Juru Parkir, Tak Keberatan jika Jukir Resmi

Megapolitan
Mahasiswa STIP Tewas Dianiaya Senior, Pengawasan dan Tata Tertib Kampus Jadi Sorotan

Mahasiswa STIP Tewas Dianiaya Senior, Pengawasan dan Tata Tertib Kampus Jadi Sorotan

Megapolitan
Hari Ini, Polisi Lakukan Gelar Perkara Kasus Mahasiswa STIP Tewas Diduga Dianiaya Senior

Hari Ini, Polisi Lakukan Gelar Perkara Kasus Mahasiswa STIP Tewas Diduga Dianiaya Senior

Megapolitan
Usul Heru Budi Bangun “Jogging Track” di RTH Tubagus Angke Dinilai Tak Tepat dan Buang Anggaran

Usul Heru Budi Bangun “Jogging Track” di RTH Tubagus Angke Dinilai Tak Tepat dan Buang Anggaran

Megapolitan
Polisi Sebut Pembunuh Wanita Dalam Koper Tak Berniat Ambil Uang Kantor yang Dibawa Korban

Polisi Sebut Pembunuh Wanita Dalam Koper Tak Berniat Ambil Uang Kantor yang Dibawa Korban

Megapolitan
Ketimbang “Jogging Track”, RTH Tubagus Angka Diusulkan Jadi Taman Bermain Anak untuk Cegah Prostitusi

Ketimbang “Jogging Track”, RTH Tubagus Angka Diusulkan Jadi Taman Bermain Anak untuk Cegah Prostitusi

Megapolitan
Mahasiswa STIP Tewas Dianiaya Senior, Keluarga Minta Keadilan dan Tanggung Jawab Kampus

Mahasiswa STIP Tewas Dianiaya Senior, Keluarga Minta Keadilan dan Tanggung Jawab Kampus

Megapolitan
Mahasiswa STIP Tewas Diduga Dianiaya Senior, Keluarga Temukan Banyak Luka Lebam

Mahasiswa STIP Tewas Diduga Dianiaya Senior, Keluarga Temukan Banyak Luka Lebam

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com