Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Revitalisasi Separator di Jalan Raya Kartini Depok Tak Diberi Pembatas, Warga: Awalnya Dipasang...

Kompas.com - 28/11/2022, 13:26 WIB
M Chaerul Halim,
Irfan Maullana

Tim Redaksi

DEPOK, KOMPAS.com - Tidak terlihat pembatas atau sekat yang memisahkan antara proyek revitalisasi trotoar dan separator, dengan badan Jalan Raya Kartini, Pancoran Mas, Depok.

Kondisi tersebut berpotensi menimbulkan kecelakaan bagi para pengguna jalan yang melintas.

Pengamatan Kompas.com pada Kamis (28/11/2022) siang, para pekerja terlihat sedang membongkar separator lama di Jalan Raya Kartini, mulai dari depan SPBU hingga Jalan Pemuda.

Para pekerja itu meletakkan bekas bongkaran separator lama di atas aspal sehingga beberapa ruas jalan "terokupasi".

Baca juga: Pengendara Keluhkan Material Revitalisasi Trotoar Berserakan di Jalan Raya Kartini Depok

Kondisi serupa juga terjadi pada sisi revitalisasi trotoar sekaligus saluran air. Pasalnya, puing-puing pembongkaran proyek itu ditumpuk di pinggir jalanan.

Tumpukan tersebut berada di pangkal Jalan Raya Kartini menuju Citayam hingga depan Erha Clinic. Bahkan, tumpukan puing-puing atau batu separator yang memakan badan jalan tak diberikan pembatas atau penghalang antara proyek dengan jalanan.

Kondisi itu juga berpotensi membahayakan para pengendara motor dan mobil yang melintas.

Baca juga: Material Revitalisasi Trotoar di Depok Masih Berserakan, Pengendara Khawatir

Warga sekitar, Iwan, mengatakan bahwa sebelumnya memang dipasangi pembatas antara proyek dengan jalanan dengan seutas pita kuning hitam.

Namun, Iwan tak mengetahui mengapa saat ini pita pembatas itu tak dipasang kembali.

"Awalnya mah pembatas ada kayak gitu (pita kuning hitam), cuma sekarang enggak dipasang lagi," kata Iwan kepada Kompas com.

Menurut dia, pembatas sangat diperlukan selama proyek berlangsung. Terlebih, proyek itu bersinggungan dengan jalan yang mobilitas lalu lintasnya tinggi.

"Kalau pembatasnya enggak dipasang mah bahaya lah, tahu sendiri kendaraan disini pada kencang-kencang," kata Iwan.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Pengelola Imbau Warga Tak Mudah Tergiur Tawaran Jual Beli Rusunawa Muara Baru

Pengelola Imbau Warga Tak Mudah Tergiur Tawaran Jual Beli Rusunawa Muara Baru

Megapolitan
UPRS IV: Banyak Oknum yang Mengatasnamakan Pengelola dalam Praktik Jual Beli Rusunawa Muara Baru

UPRS IV: Banyak Oknum yang Mengatasnamakan Pengelola dalam Praktik Jual Beli Rusunawa Muara Baru

Megapolitan
9 Jam Berdarah: RN Dibunuh, Mayatnya Dimasukkan ke Koper lalu Dibuang ke Pinggir Jalan di Cikarang

9 Jam Berdarah: RN Dibunuh, Mayatnya Dimasukkan ke Koper lalu Dibuang ke Pinggir Jalan di Cikarang

Megapolitan
Seorang Remaja Tenggelam di Kali Ciliwung, Diduga Terseret Derasnya Arus

Seorang Remaja Tenggelam di Kali Ciliwung, Diduga Terseret Derasnya Arus

Megapolitan
Prakiraan Cuaca Jakarta Hari Ini Kamis 2 Mei 2024, dan Besok: Malam Ini Hujan Petir

Prakiraan Cuaca Jakarta Hari Ini Kamis 2 Mei 2024, dan Besok: Malam Ini Hujan Petir

Megapolitan
[POPULER JABODETABEK] Mobil Terbakar di Tol Japek Arah Cawang | Pembunuh Wanita Dalam Koper di Bekasi Ditangkap

[POPULER JABODETABEK] Mobil Terbakar di Tol Japek Arah Cawang | Pembunuh Wanita Dalam Koper di Bekasi Ditangkap

Megapolitan
Perjuangkan Peningkatan Upah Buruh, Lia dan Teman-temannya Rela ke Jakarta dari Cimahi

Perjuangkan Peningkatan Upah Buruh, Lia dan Teman-temannya Rela ke Jakarta dari Cimahi

Megapolitan
Cerita Suratno, Buruh yang Khawatir Uang Pensiunnya Berkurang karena UU Cipta Kerja

Cerita Suratno, Buruh yang Khawatir Uang Pensiunnya Berkurang karena UU Cipta Kerja

Megapolitan
Pembunuh Perempuan Dalam Koper Tak Melawan Saat Ditangkap Polisi di Palembang

Pembunuh Perempuan Dalam Koper Tak Melawan Saat Ditangkap Polisi di Palembang

Megapolitan
Said Iqbal Minta Prabowo Hapus UU Cipta Kerja Klaster Ketenagakerjaan

Said Iqbal Minta Prabowo Hapus UU Cipta Kerja Klaster Ketenagakerjaan

Megapolitan
Pembunuh Wanita Dalam Koper Sempat Ajak Korban Masuk ke Kamar Hotel di Bandung

Pembunuh Wanita Dalam Koper Sempat Ajak Korban Masuk ke Kamar Hotel di Bandung

Megapolitan
Said Iqbal: Upah Buruh di Jakarta yang Ideal Rp 7 Juta Per Bulan

Said Iqbal: Upah Buruh di Jakarta yang Ideal Rp 7 Juta Per Bulan

Megapolitan
Ikut Demo May Day 2024, Buruh Wanita Rela Panas-panasan demi Memperjuangkan Upah yang Layak

Ikut Demo May Day 2024, Buruh Wanita Rela Panas-panasan demi Memperjuangkan Upah yang Layak

Megapolitan
Dua Orang Terluka Imbas Kecelakaan di Tol Jakarta-Cikampek

Dua Orang Terluka Imbas Kecelakaan di Tol Jakarta-Cikampek

Megapolitan
Korban Kedua yang Tenggelam di Sungai Ciliwung Ditemukan Tewas 1,2 Kilometer dari Lokasi Kejadian

Korban Kedua yang Tenggelam di Sungai Ciliwung Ditemukan Tewas 1,2 Kilometer dari Lokasi Kejadian

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com