JAKARTA, KOMPAS.com - Demi memastikan unit beroperasi dengan aman dan nyaman, rangkaian Moda Raya Terpadu (MRT) Jakarta rutin melakukan perawatan setiap hari, hingga pemeriksaan dalam jangka waktu panjang.
Kepala Departemen Rolling Stock Workshop MRT Jakarta Christoforus Deberland mengatakan, setiap kereta MRT wajib melalui pemeriksaan dan perawatan meskipun tidak memiliki "penyakit" tertentu.
"Jadi ini preventif maintenance, rangkaian biasa dilakukan itu ada pemeriksaan harian, bulanan, 4 tahunan atau semi perawatan akhir, dan 8 tahunan atau overhaul di mana semua akan dicek," kata Berland di Gedung Workshop, Depo Lebak Bulus, Selasa.
Baca juga: PT MRT Jakarta Targetkan Buka 5 Taman Literasi di Ibu Kota Tahun 2023
Kompas.com berkesempatan mengunjungi bengkel perawatan MRT yang terletak di Depo Lebak Bulus, Jakarta Selatan, pada Selasa (6/12/2022).
Pada hari ini, sebuah kereta dari rangkaian MRT nomor 9, tengah dilakukan pemeriksaan berkala 4 tahunan atau perawatan semi overhaul.
Bengkel tersebut luas dengan sebagian areanya terdiri dari dua lintasan rel yang cukup untuk menampung 6 unit kereta. Sebagian area rel juga berdiri beberapa mesin pengangkat kereta yang berfungsi seperti dongkrak pada mobil.
Sedangkan, sebagian area lainnya, berisi mesin-mesin perawatan kereta untuk mengecek dan memperbaiki spare part kereta asal Jepang tersebut.
Unit kereta kemudian diparkir di dalam lintasan yang yang sudah dinantikan oleh para petugas berpakaian lengkap. Mereka berdiri di sisi rel hingga di anjungan lantai dua yang setara dengan level atap kereta.
Baca juga: Ratusan Miliar Rupiah Menggelontor demi LRT-MRT yang Lebih Baik...
Perawatan dimulai dengan pembongkaran sejumlah bagian seperti Air Conditioner (AC) kereta hingga bogie atau kerangka yang membentuk set roda kereta.
"Semuanya dibongkar, dari AC dibongkar, pantograph dibongkar, bogienya juga dilepas kemudian dibongkar, ada air compressor juga dilepas dibongkar, kemudian ada breaker dibongkar," jelas Berland.
Terlihat petugas membongkar AC yang terletak di bagian atap kereta. AC kemudian diangkat dan diturunkan menggunakan alat berat.
Dalam satu unit kereta, terdapat dua unit AC yang dibongkar. Keduanya pun ditumpuk lalu dibawa untuk dibersihkan dan diperiksa.
Sembari pembongkaran AC dengan alat berat di atas, terlihat sejumlah teknisi melakukan pemeriksaan pada bagian bawah kereta. Petugas ada yang berada di kolong kereta dan di pinggir kereta.
Baca juga: Cerita Warga Bantaran Kali Ciliwung, Sampah di Aliran Sungai Sudah Jadi Pemandangan Biasa
Setelah rampung, unit kereta kemudian bergerak ke depan menuju area yang memiliki mesin "dongkrak". Dengan mesin itu, kereta kemudian diangkat dan petugas melepas bogie untuk diperiksa.
"Breaker dibongkar lalu dilakukan pemeriksaan dan perawatan. Kita rawat dengan cara dibersihkan, diganti elastimericnya. Kami cek segala macam, setelah itu kita lakukan testing," jelas dia.
Proses maintenance dari 96 unit kereta MRT Jakarta, lanjut Berland, bisa memakan waktu hingga 33 hari.
Setelahnya, unit kereta akan dites dengan melintasi rel di dalam depo hingga menjajal operasional di lintasan MRT Jakarta di luar jam operasional atau sekitar dini hari.
Jika unit kereta dan rangkaiannya lolos pengujian dan laik beroperasi, rangkaian tersebut sudah bisa digunakan untuk beroperasi seperti biasa.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.