Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Mengadu ke Komnas HAM, Orangtua Murid SDN Pondok Cina 1: Mental Anak Saya "Down"...

Kompas.com - 12/12/2022, 20:00 WIB
M Chaerul Halim,
Nursita Sari

Tim Redaksi

DEPOK, KOMPAS.com - Salah satu orangtua bernama Lala menyebutkan, polemik SDN Pondok Cina 1 sudah membuat mental anaknya menurun.

Menurut dia, anaknya sudah tidak mau bersekolah setelah pelaksanaan penilaian akhir semester (PAS) berakhir. Padahal, anaknya masih ada kegiatan remedial pada Senin (12/12/2022) pagi tadi.

Hal itu disampaikan Lala di hadapan empat komisioner Komisi Nasional Hak Asasi Manusia (Komnas HAM) saat berdialog dengan orangtua siswa pada Senin sore.

"Selama ini anak saya merasa tidak dikekang, tapi mentalnya sudah down. Contohnya hari ini, ujian sudah selesai, tapi saya ajak anak saya sekolah ke Pondok Cina 1, tapi dia jawabannya, 'Enggak ah, Bu, aku sudah pusing lihat sekolahan,'" kata Lala kepada komisioner Komnas HAM.

Baca juga: Datangi SDN Pondok Cina 1, Komnas HAM Dengarkan Keluhan Orangtua Murid

Mendengar respons anaknya, Lala mencoba membujuknya. Akan tetapi, sang anak tetap enggan berangkat ke sekolah.

Kemudian, Lala berinisiatif mencari informasi dengan mendatangi SDN Pondok Cina 1 dan ternyata benar ada remedial yang harus dikerjakan oleh para siswa.

Akhirnya, Lala mengambil lembar soal ujian untuk dikerjakan sang anak di rumahnya.

"Itu sudah ngenes banget saya hari ini, akhirnya anak saya enggak sekolah tapi saya yang datang, karena saya takutnya ada remedial," ujar Lala.

"Benar hari ini ada remedial, saya pulang dulu tadi saya ajak, tapi katanya dia enggak mau sekolah. Akhirnya saya bawa kertas ujiannya ke rumah," sambung dia.

Baca juga: Deolipa Sebut Wali Kota Depok Diduga Lakukan Pidana Penelantaran Siswa SDN Pondok Cina 1

Pantauan Kompas.com di lokasi, empat komisioner Komnas HAM tiba di sekitar pukul 17.15 WIB.

Empat komisioner Komnas HAM itu yakni Uli Parulian Sihombing, Anis Hidayah, Hari Kurniawan dan Putu Elvina.

Mereka langsung menemui para orangtua murid yang sudah menunggu di sebuah ruang kelas.

Komnas HAM kemudian meminta para orangtua untuk menyampaikan keluhannya atas polemik SDN Pondok Cina 1.

Baca juga: Abaikan Pemprov Jabar, Idris Ngotot Gusur SDN Pondok Cina 1 untuk Bangun Masjid Raya

Dalam pertemuan itu, komisioner Komnas HAM mencatat beberapa keluhan para orangtua murid.

Salah satunya berkaitan dengan relokasi murid SDN Pondok Cina 1 ke dua sekolah berbeda.

"Karena itu kami tetap menyekolahkan anak-anak kami di SDN Pondok Cina 1, semenjak Disdik meminta anak-anak kami belajar dari rumah," kata salah satu orangtua murid, Wawan, saat menyampaikan keluhannya kepada Komnas HAM, Senin.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Seorang Pria Tewas Tertabrak Kereta di Matraman

Seorang Pria Tewas Tertabrak Kereta di Matraman

Megapolitan
Disdik DKI Bantah Siswa di Jaksel Lompat dari Lantai 3 Gedung Sekolah karena Dirundung

Disdik DKI Bantah Siswa di Jaksel Lompat dari Lantai 3 Gedung Sekolah karena Dirundung

Megapolitan
BNN Masih Koordinasi dengan Filipina Soal Penjemputan Gembong Narkoba Johan Gregor Hass

BNN Masih Koordinasi dengan Filipina Soal Penjemputan Gembong Narkoba Johan Gregor Hass

Megapolitan
Polisi Minta Keterangan MUI, GBI, dan Kemenag Terkait Kasus Dugaan Penistaan Agama Pendeta Gilbert

Polisi Minta Keterangan MUI, GBI, dan Kemenag Terkait Kasus Dugaan Penistaan Agama Pendeta Gilbert

Megapolitan
Walkot Depok: Bukan Cuma Spanduk Supian Suri yang Kami Copot...

Walkot Depok: Bukan Cuma Spanduk Supian Suri yang Kami Copot...

Megapolitan
Satpol PP Copot Spanduk Supian Suri, Walkot Depok: Demi Allah, Saya Enggak Nyuruh

Satpol PP Copot Spanduk Supian Suri, Walkot Depok: Demi Allah, Saya Enggak Nyuruh

Megapolitan
Polisi Bakal Panggil Indonesia Flying Club untuk Mengetahui Penyebab Jatuhnya Pesawat di BSD

Polisi Bakal Panggil Indonesia Flying Club untuk Mengetahui Penyebab Jatuhnya Pesawat di BSD

Megapolitan
Siswi SLB di Jakbar Dicabuli hingga Hamil, KPAI Siapkan Juru Bahasa Isyarat dan Pendampingan

Siswi SLB di Jakbar Dicabuli hingga Hamil, KPAI Siapkan Juru Bahasa Isyarat dan Pendampingan

Megapolitan
Ada Pembangunan Saluran Penghubung di Jalan Raya Bogor, Rekayasa Lalu Lintas Diterapkan

Ada Pembangunan Saluran Penghubung di Jalan Raya Bogor, Rekayasa Lalu Lintas Diterapkan

Megapolitan
KPAI Minta Polisi Kenakan UU Pornografi ke Ibu yang Rekam Anaknya Bersetubuh dengan Pacar

KPAI Minta Polisi Kenakan UU Pornografi ke Ibu yang Rekam Anaknya Bersetubuh dengan Pacar

Megapolitan
Sudah Lakukan Ganti Untung, Jakpro Minta Warga Kampung Susun Bayam Segera Kosongi Rusun

Sudah Lakukan Ganti Untung, Jakpro Minta Warga Kampung Susun Bayam Segera Kosongi Rusun

Megapolitan
Anak di Jaktim Disetubuhi Ayah Kandung, Terungkap Ketika Korban Tertular Penyakit Kelamin

Anak di Jaktim Disetubuhi Ayah Kandung, Terungkap Ketika Korban Tertular Penyakit Kelamin

Megapolitan
Viral Video Pencopotan Spanduk Sekda Supian Suri oleh Satpol PP Depok

Viral Video Pencopotan Spanduk Sekda Supian Suri oleh Satpol PP Depok

Megapolitan
BNN Tangkap 7 Tersangka Peredaran Narkoba, dari Mahasiswa sampai Pengedar Jaringan Sumatera-Jawa

BNN Tangkap 7 Tersangka Peredaran Narkoba, dari Mahasiswa sampai Pengedar Jaringan Sumatera-Jawa

Megapolitan
Tren Penyelundupan Narkoba Berubah: Bukan Lagi Barang Siap Pakai, tapi Bahan Baku

Tren Penyelundupan Narkoba Berubah: Bukan Lagi Barang Siap Pakai, tapi Bahan Baku

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com