Di kontrakan berukuran 3x3 meter, Sabtu lalu, Diah menghabiskan waktu bersama putra bungsunya yang berusia 14 tahun.
Diah mengaku, usai shalat ashar, putra bungsunya meminta pergi dari kontrakan itu.
"Anakku sempat ngomong memang, 'Mah, pindah Bekasi yuk, kayaknya suasananya enggak enak. Hawanya Jakarta sudah panas'," ucap Diah menirukan perkataan sang anak.
Baca juga: Kebakaran Kontrakan di Manggarai Disebut karena Petir Sambar Meteran Listrik
Tidak begitu lama, suara sambaran petir terdengar hingga kontrakannya yang berada di lantai dua.
Dalam hitungan detik, tetangga-tetangga Diah berteriak bahwa kebakaran telah terjadi.
Ia tidak langsung keluar dari kontrakannya. Saat itu juga, Diah memikirkan barang yang bisa dibawa. Dia lalu meraih surat-surat berharga yang terletak di sebuah tas.
Karena api menyambar dengan cepat, ia tidak kepikiran untuk menyelamatkan barang-barang lainnya.
Baca juga: Puluhan Rumah Kontrakan di Manggarai Kebakaran, BPBD: 230 Pengungsi Dapat Bantuan Air sampai Sarung
Diah menuturkan, barang-barangnya yang terbakar berupa perabotan, barang dapur, dan pakaian.
Surat-surat berharga yang dibawa adalah ijazah sekolah Diah dan anak-anaknya.
"Yang selamat cuma surat-surat penting, sudah enggak ada lagi sisanya," ucap Diah.
Minggu kemarin, Diah bersama putra bungsunya mengungsi di tempat pengungsian.
Meski kediamannya hangus, Diah mengaku merasa bersyukur bisa beristirahat di tempat pengungsian.
Bersama anak bungsunya, Diah merasa nyaman tidur di tempat pengungsian yang berada di gedung karang taruna setempat.
Ibu tiga anak ini menilai, musibah yang menimpanya merupakan perjalanan hidup yang sebenarnya.
Baca juga: Korban Kebakaran Manggarai Mengais Puing Rumahnya untuk Mencari Harta Benda Tersisa
Diah pun mengaku tak bisa menuntut siapa pun atas kehilangan barang-barang berharganya. Sebab, menurut dia, semua barang miliknya adalah milik Allah.
"Enggak bisa nuntut juga karena semua punya Allah. Sekalipun itu hilangnya karena manusia, tetap enggak bisa," ucap dia.
"Kalau manusia (yang menghilangkan), kita bisa sakit hati, tapi tetap tidak bisa. Allah mengizinkan itu diambil oleh orang. Tapi, kalau hilangnya kebakaran atau kebanjiran, itu sudah kehendak Allah," lanjut dia.
Baca juga: Tak Hanya Rumah, Gerobak Dagangan Warga Manggarai Juga Ludes Dilalap Api
Menurut Diah, ada dua hal penting yang dapat diambil hikmahnya dari musibah ini, yakni kesabaran dan keikhlasan.
Ia meyakini bahwa barang-barangnya yang hangus terbakar bakal tergantikan.
Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.