Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Ketika Petir Menyambar Meteran Listrik, Puluhan Rumah di Manggarai Hangus Dimakan Api...

Kompas.com - 19/12/2022, 06:05 WIB
Muhammad Naufal,
Nursita Sari

Tim Redaksi

Di kontrakan berukuran 3x3 meter, Sabtu lalu, Diah menghabiskan waktu bersama putra bungsunya yang berusia 14 tahun.

Diah mengaku, usai shalat ashar, putra bungsunya meminta pergi dari kontrakan itu.

"Anakku sempat ngomong memang, 'Mah, pindah Bekasi yuk, kayaknya suasananya enggak enak. Hawanya Jakarta sudah panas'," ucap Diah menirukan perkataan sang anak.

Baca juga: Kebakaran Kontrakan di Manggarai Disebut karena Petir Sambar Meteran Listrik

Tidak begitu lama, suara sambaran petir terdengar hingga kontrakannya yang berada di lantai dua.

Dalam hitungan detik, tetangga-tetangga Diah berteriak bahwa kebakaran telah terjadi.

Ia tidak langsung keluar dari kontrakannya. Saat itu juga, Diah memikirkan barang yang bisa dibawa. Dia lalu meraih surat-surat berharga yang terletak di sebuah tas.

Karena api menyambar dengan cepat, ia tidak kepikiran untuk menyelamatkan barang-barang lainnya.

Baca juga: Puluhan Rumah Kontrakan di Manggarai Kebakaran, BPBD: 230 Pengungsi Dapat Bantuan Air sampai Sarung

Diah menuturkan, barang-barangnya yang terbakar berupa perabotan, barang dapur, dan pakaian.

Surat-surat berharga yang dibawa adalah ijazah sekolah Diah dan anak-anaknya.

"Yang selamat cuma surat-surat penting, sudah enggak ada lagi sisanya," ucap Diah.

Minggu kemarin, Diah bersama putra bungsunya mengungsi di tempat pengungsian.

Merasa ikhlas dan sabar

Meski kediamannya hangus, Diah mengaku merasa bersyukur bisa beristirahat di tempat pengungsian.

Bersama anak bungsunya, Diah merasa nyaman tidur di tempat pengungsian yang berada di gedung karang taruna setempat.

Ibu tiga anak ini menilai, musibah yang menimpanya merupakan perjalanan hidup yang sebenarnya.

Baca juga: Korban Kebakaran Manggarai Mengais Puing Rumahnya untuk Mencari Harta Benda Tersisa

Diah pun mengaku tak bisa menuntut siapa pun atas kehilangan barang-barang berharganya. Sebab, menurut dia, semua barang miliknya adalah milik Allah.

"Enggak bisa nuntut juga karena semua punya Allah. Sekalipun itu hilangnya karena manusia, tetap enggak bisa," ucap dia.

"Kalau manusia (yang menghilangkan), kita bisa sakit hati, tapi tetap tidak bisa. Allah mengizinkan itu diambil oleh orang. Tapi, kalau hilangnya kebakaran atau kebanjiran, itu sudah kehendak Allah," lanjut dia.

Baca juga: Tak Hanya Rumah, Gerobak Dagangan Warga Manggarai Juga Ludes Dilalap Api

Menurut Diah, ada dua hal penting yang dapat diambil hikmahnya dari musibah ini, yakni kesabaran dan keikhlasan.

Ia meyakini bahwa barang-barangnya yang hangus terbakar bakal tergantikan.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Polisi Dalami Peran Belasan Saksi Dalam Kasus Tewasnya Taruna STIP yang Dianiaya Senior

Polisi Dalami Peran Belasan Saksi Dalam Kasus Tewasnya Taruna STIP yang Dianiaya Senior

Megapolitan
Kepada Kapolres Jaktim, Warga Klender Keluhkan Aksi Lempar Petasan dan Tawuran

Kepada Kapolres Jaktim, Warga Klender Keluhkan Aksi Lempar Petasan dan Tawuran

Megapolitan
Belasan Taruna Jadi Saksi dalam Prarekonstruksi Kasus Tewasnya Junior STIP

Belasan Taruna Jadi Saksi dalam Prarekonstruksi Kasus Tewasnya Junior STIP

Megapolitan
Polisi Tangkap Lebih dari 1 Orang Terkait Pengeroyokan Mahasiswa di Tangsel

Polisi Tangkap Lebih dari 1 Orang Terkait Pengeroyokan Mahasiswa di Tangsel

Megapolitan
RTH Tubagus Angke Dirapikan, Pedagang Minuman Harap Bisa Tetap Mangkal

RTH Tubagus Angke Dirapikan, Pedagang Minuman Harap Bisa Tetap Mangkal

Megapolitan
Prarekonstruksi Kasus Penganiayaan Taruna STIP Digelar hingga 4 Jam

Prarekonstruksi Kasus Penganiayaan Taruna STIP Digelar hingga 4 Jam

Megapolitan
Masih Bonyok, Maling Motor di Tebet Belum Bisa Diperiksa Polisi

Masih Bonyok, Maling Motor di Tebet Belum Bisa Diperiksa Polisi

Megapolitan
Cegah Prostitusi, RTH Tubagus Angke Kini Dipasangi Lampu Sorot

Cegah Prostitusi, RTH Tubagus Angke Kini Dipasangi Lampu Sorot

Megapolitan
Balita yang Jasadnya Ditemukan di Selokan Matraman Tewas karena Terperosok dan Terbawa Arus

Balita yang Jasadnya Ditemukan di Selokan Matraman Tewas karena Terperosok dan Terbawa Arus

Megapolitan
PDI-P Buka Penjaringan Cagub dan Cawagub Jakarta hingga 20 Mei 2024

PDI-P Buka Penjaringan Cagub dan Cawagub Jakarta hingga 20 Mei 2024

Megapolitan
Kuota Haji Kota Tangsel Capai 1.242 Jemaah, Pemberangkatan Dibagi 2 Gelombang

Kuota Haji Kota Tangsel Capai 1.242 Jemaah, Pemberangkatan Dibagi 2 Gelombang

Megapolitan
Paniknya Mahasiswa di Tangsel, Kontrakan Digeruduk Warga saat Sedang Beribadah

Paniknya Mahasiswa di Tangsel, Kontrakan Digeruduk Warga saat Sedang Beribadah

Megapolitan
Jasad Balita Tersangkut di Selokan Matraman, Orangtua Sempat Lapor Kehilangan

Jasad Balita Tersangkut di Selokan Matraman, Orangtua Sempat Lapor Kehilangan

Megapolitan
Jasad Balita di Matraman Ditemukan Warga Saat Bersihkan Selokan, Ternyata Sudah 3 Hari Hilang

Jasad Balita di Matraman Ditemukan Warga Saat Bersihkan Selokan, Ternyata Sudah 3 Hari Hilang

Megapolitan
Polisi Ungkap Penyebab Mahasiswa di Tangsel Bertikai dengan Warga Saat Beribadah

Polisi Ungkap Penyebab Mahasiswa di Tangsel Bertikai dengan Warga Saat Beribadah

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com