Lebih dari setengah abad berdiri dan mengalami pembaharuan bangunan, pada tahun 1890 Gereja Katedral harus menghadapi cobaan lagi. Tidak ada angin tidak ada hujan, Katedral ambruk dengan sendirinya.
"Kejadian tersebut terjadi tiga hari setelah gereja merayakan Paskah," jelas jelas Ira, pemandu wisata dalam rangkaian tur Wisata Bhineka Spesial Natal, dikutip dari Kompas.com.
Kondisi gereja setelah runtuh sangat parah dan tidak memungkinkan untuk penyelenggaraan misa. Untuk sementara waktu misa diselenggarakan di dalam garasi kereta kuda yang disesuaikan fungsinya untuk gereja darurat.
Satu tahun setelah itu, bangunan gereja direnovasi dalam dua tahap, dan selesai pengerjaannya dalam kurun waktu 10 tahun setelah sempat terhambat pembangunannya.
Bangunan Gereja Katedral sekarang diresmikan pada tanggal 21 April 1901 oleh Vikaris Apostolik Batavia saat itu, Mgr. Edmundus Sybrandus Luypen SJ.
Baca juga: Gereja Tugu, Jejak Peninggalan Portugis di Jakarta Utara
Gereja ini diberi nama De Kerk van Onze Lieve Vrowe ten Hemelopneming. Nama tersebut merupakan bahasa Belanda yang dalam bahasa Indonesia bermakna Gereja Santa Perawan Maria Diangkat ke Surga.
Gaya arsitektur Gereja Katedral adalah Neo-gotik dan denah Gereja Katedral berbentuk salib.
Pada pintu masuk utama terdapat patung Santa Maria dan inskripsi Latin berbunyi "Beatam Me Dicentes Omnes Generationes", artinya adalah Segala Keturunan Menyebut Aku Bahagia.
Gereja Katedral memiliki tiga menara, terdiri dari Menara Angelus Dei, terletak di atap bagian tengah mempunyai ketinggian 45 meter dari dasar bangunan Gereja Katedral.
Kemudian Menara Benteng Daud, terletak di sisi kiri pintu masuk utama mempunyai ketinggian 60 meter, terakhir Menara Gading, terletak di sisi kanan pintu masuk utama mempunyai ketinggian 60 meter.
Diantara menara Benteng Daud dan menara Gading terdapat jendela kaca bundar yang dikenal dengan sebutan Rozeta.
Saat ini, bangunan gereja yang berlokasi di Jalan Katedral, Pasar Baru Sawah Besar, Jakarta Pusat, ini sejak 1993 ditetapkan sebagai bangunan cagar budaya yang dilindungi pemerintah.
(Penulis: Yana Gabriella Wijaya, Zintah Prihatini | Editor: Ihsanuddin, Silvita Agmasari)
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.