"Cuma ya itu tadi, awalnya kami berusaha buat ini ya (membantu). Cuma memang dia enggak mau, udah gitu emosinya tinggi," ujar Fadly.
Baca juga: Eny Sempat Pukul dan Ludahi Petugas Saat Dievakuasi dari Rumah Mewah yang Terbengkalai di Cakung
Selama ini, kata Fadly, Eny hanya meminta bantuan kepada orang-orang atau tetangga tertentu.
Salah Salah satunya adalah orangtua Fadly yang dulu menjadi bagian dari pengurus lingkungan.
"Enggak ke semua warga, hanya kami-kami saja yang memang dianggap dekat. Ya kebetulan kan bapak saya dulu ketua pengurus masjid, disegani dan diorangin juga lah. Jadi dia ke sini," kata Fadly.
Meski begitu, Fadly mengungkapkan bahwa Eny akan langsung menolak jika diberikan bantuan makanan maupun kebutuhan sehari-hari, tanpa adanya permintaan.
"Cuma kalau kami tolongin langsung nih, bawain dia beras ke rumah. Baru buka pintu itu langsung diusir, histeris 'heh dia kamu ngapain itu? mau maling dia itu'. Tapi dia enggak pernah mengganggu keluarga di sini," tutut Fadly.
Pemda dan warga lakukan pendekatan
Warga dan pengurus lingkungan pun akhirnya mencoba melakukan pendekatan persuasif terhadap Tiko.
Mereka meminta Tiko bersedia diberikan bantuan sosial tanpa memberitahu ibundanya.
Bersamaan dengan itu, Tiko juga dibiayai sekolah paket C dan diberdayakan sebagai petugas keamanan lingkungan, sehingga memiliki penghasilan untuk membiayai kebutuhannya.
"Namanya lingkungan supaya bantuan bisa nyampe ke Ibu Eny gimana, yaitu si Tiko kan diberdayakan sebagai petugas keamanan lingkungan," kata Slamet.
Baca juga: Sepenggal Kisah Kehidupan Eny, Penghuni Rumah Mewah Terbengkalai Sebelum Dibawa ke RSJ Duren Sawit
"Jadi si Tiko yang suruh ambil, dibawa. Jadi dia yang masukin ke dalam (memberikan ke Ibu-nya). Kalau yang anter ibu-ibu kader PKK, RT, RW, pengurus lingkungan enggak akan mau," sambungnya.
Sementara itu, Eny yang diduga mengalami depresi juga sudah berhasil dievakuasi petugas ke Rumah Sakit Jiwa Duren Sawit, Jakarta Timur untuk mendapatkan penanganan medis.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.