Bersamaan dengan itu, Eny yang sebelumnya kerap bersosialisasi mulai menutup diri. Sebagian besar waktunya, dia habiskan di dalam rumah.
Eny hanya keluar untuk membeli keperluan makan ataupun minum. Aktivitas itu bahkan lebih sering diserahkan kepada Tiko, anak semata wayangnya.
Satu dua tahun berlalu, ekonomi keluarga Eny kian terpuruk. Aliran listrik ke rumah yang dihuni oleh Eny dan Tiko diputus.
Air bersih juga tak lagi mengalir di rumah mewah tersebut.
Kerap tolak bantuan sosial
Slamet menerangkan bahwa tetangga dan pengurus lingkungan yang prihatin melihat kondisi keluarga Eny dan Iko kemudian mencoba memberikan bantuan.
Sayangnya, bantuan dari warga sekitar kerap ditolak mentah-mentah oleh Eny. Pasalnya, dia merasa bahwa keluarga masih mampu memenuhi kebutuhan sehari-hari.
"Ya mohon maaf dulunya kan dia di (ekonomi) atas sebelumnya, terus nge-drop jadi tertutup," kata Slamet.
Baca juga: Dituding Telantarkan Eny dan Tiko di Rumah Mewah Terbengkalai, Lurah: Mau Bantu, tapi Ditolak
Eny bahkan melarang Tiko menerima pemberian apa pun dari orang lain, meski dalam kondisi ekonomi sulit.
Tiko yang tak kuasa menolak permintaan sang ibunda akhirnya ikut hidup dengan kondisi sulit.
Pemuda berusia 23 tahun itu bahkan diminta Eny tak lagi melanjutkan pendidikannya sejak duduk dibangku SMP.
"Tiko adalah anak yang penurut dengan ibu. Apa-apa harus izin ke ibunya. Dia tinggal di sini, dari lingkungan si Ibu Eny kalau dikasih bantuan sosial enggak mau," ungkap Slamet.
Larang warga masuk dan beri bantuan
Hal senada disampaikan oleh Fadly (45) selaku tetangga Eny dan Tiko. Rumah Fadil dan Enny hanya berjarak kurang lebih 10 meter dari tempat tinggal Eny.
Menurut Fadly, Eny melarang siapa pun untuk memasuki rumahnya. Dia bahan pernah berteriak histeris ketika melihat ada warga yang hendak masuk untuk memberikan bantuan.