Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Bongkar Makam Anak dari Perempuan Korban Mutilasi, Polisi Ambil Tulang Paha dan Iga

Kompas.com - 06/01/2023, 09:30 WIB
Muhammad Isa Bustomi,
Irfan Maullana

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Polisi mengambil tulang paha dan iga sebagai sampel saat membongkar makam Anna Laksita Leialoha untuk mencocokkan deoxyribo nucleic acid (DNA) pada jenazah perempuan diduga Angela Hindriati Wahyuningsih (51), korban mutilasi di Bekasi.

Sebagai informasi, Anna merupakan anak Angela. Pembongkaran makam Anna yang berada di Tempat Pemakaman Umum (TPU) Kampung Kandang, Jagakarsa, Jakarta Selatan, dilakukan Kamis (5/1/2023) siang.

"Itu (polisi) hanya mengambil sampel saja. Tulang paha sama iga," kata Turyono, kakak Angela yang juga paman Anna saat dikonfirmasi pada Jumat (6/1/2023).

Baca juga: Teka-teki Mutilasi Angela dan Pencarian Petunjuk dari Makam Anaknya

Turyono mengatakan, pengambilan tulang iga dan paha dari jasad Anna itu diketahui berdasarkan keterangan dokter forensik dari kepolisian yang berada di lokasi.

Sebab Turyono dan anggota keluarga lainnya saat itu tidak diperkenankan untuk masuk sepanjang proses pembongkaran makam untuk pengambilan sempel guna tes DNA.

"Itu menurut keterangan dari pihak dokter forensiknya. Setelah itu kembali dikebumikan," kata Turyono.

Baca juga: Saat Polisi Bongkar Makam Anak dari Diduga Korban Mutilasi di Bekasi untuk Tes DNA...
Untuk diketahui, pembongkaran makam oleh polisi dilakukan pada Kamis sekitar pukul 14.03 WIB.

Proses pembongkaran makam itu dilakukan secara tertutup dengan kain berwarna putih yang diikat pada tiang-tiang tenda.

Keluarga almarhumah Anna tampak hadir menyaksikan pembongkaran makam tersebut.

Beberapa anggota keluarga mengelilingi tenda yang ditutupi kain putih.

Di sisi lain, tampak pembongkaran makam itu dijaga ketat oleh polisi. Sejumlah polisi tersebut terlihat berjaga di luar tenda. Mereka mengawasi dan melarang awak media yang mendekat.

Baca juga: Sosok Ecky Si Pemutilasi di Lingkungan Kontrakan, Cuek dan Tak Pernah Bersosialisasi

Tak jauh dari makam yang dibongkar, terdapat satu ambulans. Lokasinya terparkir tepat di depan mobil pickup.

Turyono sebelumnya mengatakan makam keponakannya ini dibongkar atas permintaan polisi. Hal itu karena berkaitan dengan kasus mutilasi diduga dialami adiknya, Angla oleh pria bernama M Ecky Listiantho (34).

Anna merupakan anak adik kandung Turyono yang bernama Angela. Angela disebut telah hilang sejak 2019 lalu.

Ia mendapatkan kabar bahwa Angela diduga merupakan korban mutilasi yang terjadi di Bekasi.

"Iya pembongkaran makam (permintaan polisi) untuk cek DNA. Katanya masih beberapa persen gitu," kata Turyono.

Adapun pelaku Ecky telah ditangkap oleh Subdit Resmob Ditreskrimun Polda Metro Jaya bersamaan dengan penemuan potongan jasad korban di salah satu kontrakan di Tambun, Kabupaten Bekasi.

Sementara itu, Dirkrimum Polda Metro Jaya Kombes Pol Hengki Haryadi mengatakan, penyidik sampai saat ini tengah memastikan identitas korban mutilasi.

"Kalau identitas mayat sudah firm, maka kami akan memberikan penjelasan lanjutan secara komprehensif," kata Hengki.

"Jenazah ini di perkirakan lama, oleh karenanya tingkat kesulitan cukup tinggi. Perlu ketelitian dan hati-hati," sambung Hengki.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

[POPULER JABODETABEK] Warga yang 'Numpang' KTP Jakarta Protes NIK-nya Dinonaktifkan | Polisi Sita Senpi dan Alat Seks dari Pria yang Cekoki Remaja hingga Tewas

[POPULER JABODETABEK] Warga yang "Numpang" KTP Jakarta Protes NIK-nya Dinonaktifkan | Polisi Sita Senpi dan Alat Seks dari Pria yang Cekoki Remaja hingga Tewas

Megapolitan
Harga Bawang Merah Melonjak, Pemprov DKI Bakal Gelar Pangan Murah

Harga Bawang Merah Melonjak, Pemprov DKI Bakal Gelar Pangan Murah

Megapolitan
Pemprov DKI Diminta Lindungi Pengusaha Warung Madura Terkait Adanya Permintaan Pembatasan Jam Operasional

Pemprov DKI Diminta Lindungi Pengusaha Warung Madura Terkait Adanya Permintaan Pembatasan Jam Operasional

Megapolitan
Kronologi Brigadir RAT Bunuh Diri Pakai Pistol di Dalam Alphard

Kronologi Brigadir RAT Bunuh Diri Pakai Pistol di Dalam Alphard

Megapolitan
Polisi Pastikan Kasus Dugaan Pemerasan Firli Bahuri Masih Terus Berjalan

Polisi Pastikan Kasus Dugaan Pemerasan Firli Bahuri Masih Terus Berjalan

Megapolitan
Brigadir RAT Diduga Pakai Pistol HS-9 untuk Akhiri Hidupnya di Dalam Mobil

Brigadir RAT Diduga Pakai Pistol HS-9 untuk Akhiri Hidupnya di Dalam Mobil

Megapolitan
Korban: Guling yang Dicuri Maling Peninggalan Almarhum Ayah Saya

Korban: Guling yang Dicuri Maling Peninggalan Almarhum Ayah Saya

Megapolitan
Guling yang Dicuri Maling di Cinere Usianya Sudah Belasan Tahun

Guling yang Dicuri Maling di Cinere Usianya Sudah Belasan Tahun

Megapolitan
Khawatir Rumahnya Diambil Pemerintah, Banyak Warga Tanah Tinggi Tak Ikut Program 'Bebenah Kampung'

Khawatir Rumahnya Diambil Pemerintah, Banyak Warga Tanah Tinggi Tak Ikut Program "Bebenah Kampung"

Megapolitan
Anggota Polresta Manado Tembak Kepalanya Pakai Senpi, Peluru Tembus dari Pelipis Kanan ke Kiri

Anggota Polresta Manado Tembak Kepalanya Pakai Senpi, Peluru Tembus dari Pelipis Kanan ke Kiri

Megapolitan
Maling Guling Beraksi di Cinere, Korban: Lucu, Kenapa Enggak Sekalian Kasurnya!

Maling Guling Beraksi di Cinere, Korban: Lucu, Kenapa Enggak Sekalian Kasurnya!

Megapolitan
Kronologi Pengendara Moge Tewas Terlindas Truk Trailer di Plumpang

Kronologi Pengendara Moge Tewas Terlindas Truk Trailer di Plumpang

Megapolitan
Mayat Bayi di Tanah Abang, Diduga Dibuang Ayah Kandungnya

Mayat Bayi di Tanah Abang, Diduga Dibuang Ayah Kandungnya

Megapolitan
2 Pria Rampok Taksi 'Online' di Kembangan untuk Bayar Pinjol

2 Pria Rampok Taksi "Online" di Kembangan untuk Bayar Pinjol

Megapolitan
Heru Budi: Jakarta Bisa Benahi Tata Kota jika Pemerintahan Pindah ke IKN

Heru Budi: Jakarta Bisa Benahi Tata Kota jika Pemerintahan Pindah ke IKN

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com