Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kasus Mandek 2 Tahun Lebih, Puluhan Warga Korban Penipuan di Bogor Gelar Aksi "Long March"

Kompas.com - 08/01/2023, 16:39 WIB
Ramdhan Triyadi Bempah,
Irfan Maullana

Tim Redaksi

BOGOR, KOMPAS.com - Aksi long march dari Stadion Pakansari hingga ke Polres Bogor mewarnai unjuk rasa puluhan warga Perumahan Erfina Kencana Regency yang menjadi korban dugaan penipuan, Minggu (8/1/2023).

Aksi yang berlangsung damai itu dilakukan sebagai bentuk rasa kekecewaan mereka terhadap proses penanganan kasus yang dinilai berjalan lamban setelah berperkara kurang lebih dua tahun lamanya antara warga dengan PT Pancanaka Swasakti Utama selaku pihak pengembang perumahan.

Mereka juga turut membentangkan sejumlah spanduk berisi ungkapan kekecewaan yang ditujukan kepada Polres Bogor.

Baca juga: Cerita Korban Penipuan di Bogor hingga Terjerat Pinjol, Pelaku Mengaku Punya Gerai Ponsel dan Toko Hijab

Lewat spanduk itu pula, mereka juga turut mengadu kepada Kapolri untuk mengambil alih kasus tersebut.

"Kapolri, kami tidak percaya penyidik Polres Bogor lagi. Banyak PHP (pemberi harapan palsu) dan diduga berpihak serta melindungi penjahat. Periksa dan pecat Kapolres Bogor. Mohon segera ambil alih dan tuntaskan penyidikan," tulis kata-kata dalam spanduk tersebut.

Kuasa hukum warga Selestinus Ola mengatakan, warga sempat melakukan mediasi dengan Kapolres Bogor Ajun Komisaris Besar Iman Imanuddin usai berunjuk rasa di depan Polres Bogor, siang tadi.

Baca juga: Cerita Ibu yang Anaknya Jadi Korban Penipuan di Bogor, Dapat Untung Rp 50.000 tapi Ditagih Pinjol Rp 11 Juta

Namun dalam agenda mediasi itu, sambung Olla, Kapolres justru marah dan mengatakan bahwa warga justru yang menghambat proses penyidikan.

"Tadi dalam audiensi, dia (Kapolres) marah-marah lah intinya. Dia menganggap kami memfitnah dia, perkara ini katanya kami yang menghambat. Setelah ngomong itu dia langsung cabut," ungkap Ola, saat dikonfirmasi.

Ola mengungkapkan, sebagai korban justru warga tidak mempunyai kepentingan apapun selain meminta pihak kepolisian untuk segera menyelesaikan perkara tersebut.

Warga, lanjut Olla, justru beranggapan Polres Bogor lah yang selama ini tidak profesional dalam melakukan penanganan perkara.

Baca juga: Kala Kemanusiaan Jadi Alasan Warga Bantu Eny dan Tiko...

Hal itu terbukti dari dua orang yang sudah ditetapkan sebagai tersangka yakni Ahmad Ronny Yustianto selaku Direktur Utama PT Pancanaka Swasakti Utama serta Kurnadi selaku Project Manager PT Pancanaka Swasakti Utama belum juga ditangkap.

"Jangan dibolak-balik kami yang menghambat penyidikan. Buktinya dua orang itu sampai sekarang belum ditangkap. Justru Polres Bogor yang menghambat," ketusnya.

Ola menyebut, warga mendesak agar kepolisian segera menahan para tersangka. Apabila permintaan tersebut tidak dipenuhi maka warga akan terus melakukan unjuk rasa sampai hal itu terpenuhi.

"Kami minta minggu ini kedua tersangka itu ditangkap dan ditahan. Kalau itu terpenuhi, clear masalah. Tapi jika tidak, kita akan terus aksi," tutur dia.

"Nah, tadi Kasat Reskrim bilang dia akan berkoordinasi dengan pimpinan terkait tuntutan kami ini," bebernya.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Rekomendasi untuk anda

Terkini Lainnya

Toyota Vellfire Tabrak Truk di Tol Slipi, Pengemudi Meninggal Dunia

Toyota Vellfire Tabrak Truk di Tol Slipi, Pengemudi Meninggal Dunia

Megapolitan
Tim Gegana Cek Air Tercemar Limbah Busa di Kali Baru Cimanggis, Nihil Kandungan Berbahaya

Tim Gegana Cek Air Tercemar Limbah Busa di Kali Baru Cimanggis, Nihil Kandungan Berbahaya

Megapolitan
Dinkes DKI Suntik Dosis Kedua Vaksin Cacar Monyet ke 411 Orang

Dinkes DKI Suntik Dosis Kedua Vaksin Cacar Monyet ke 411 Orang

Megapolitan
Pegawai Minimarket di Depok Curi Uang Rp 43 Juta untuk Judi Online

Pegawai Minimarket di Depok Curi Uang Rp 43 Juta untuk Judi Online

Megapolitan
Soal Arah Politik PA 212 di Pilpres 2024, Novel Bamukmin: Ada Hasil Ijtima Ulama, Sudah Jelas

Soal Arah Politik PA 212 di Pilpres 2024, Novel Bamukmin: Ada Hasil Ijtima Ulama, Sudah Jelas

Megapolitan
Komplotan Pencuri Ketahuan Colong Besi Rel Kereta Bekas di Palmerah

Komplotan Pencuri Ketahuan Colong Besi Rel Kereta Bekas di Palmerah

Megapolitan
Kronologi Begal Lukai Pemuda yang Motornya Mogok, Berujung Ditangkap Orangtua Korban

Kronologi Begal Lukai Pemuda yang Motornya Mogok, Berujung Ditangkap Orangtua Korban

Megapolitan
Pengurus Masjid di Tanjung Priok Pastikan Seleksi Calon Relawan Sebelum Diberangkatkan ke Palestina

Pengurus Masjid di Tanjung Priok Pastikan Seleksi Calon Relawan Sebelum Diberangkatkan ke Palestina

Megapolitan
Pria Hendak Masturbasi di Transjakarta Tak Dilaporkan karena Diduga Berkebutuhan Khusus

Pria Hendak Masturbasi di Transjakarta Tak Dilaporkan karena Diduga Berkebutuhan Khusus

Megapolitan
Lapak di Duren Sawit Terbakar, Diduga akibat Pembakaran Barang Bekas

Lapak di Duren Sawit Terbakar, Diduga akibat Pembakaran Barang Bekas

Megapolitan
Bandit yang Lukai Pengendara Motor di Bekasi Ditangkap Orangtua Korban

Bandit yang Lukai Pengendara Motor di Bekasi Ditangkap Orangtua Korban

Megapolitan
Seorang Pria Diduga Hendak Masturbasi di Bus Transjakarta

Seorang Pria Diduga Hendak Masturbasi di Bus Transjakarta

Megapolitan
Tidak Undang Capres-Cawapres ke Munajat 212, Novel Bamukmin: Kami Tidak Ingin Dicampurkan Urusan Politik

Tidak Undang Capres-Cawapres ke Munajat 212, Novel Bamukmin: Kami Tidak Ingin Dicampurkan Urusan Politik

Megapolitan
Todong dan Lukai Pengendara Motor di Bekasi, Seorang Bandit Ditangkap Warga

Todong dan Lukai Pengendara Motor di Bekasi, Seorang Bandit Ditangkap Warga

Megapolitan
Aksi Munajat Kubro 212 Selesai, Massa Tinggalkan Area Monas

Aksi Munajat Kubro 212 Selesai, Massa Tinggalkan Area Monas

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Lengkapi Profil
Lengkapi Profil

Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.

Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com