JAKARTA, KOMPAS.com - Polisi masih menyelidiki kasus satu keluarga diduga keracunan yang mengakibatkan tiga orang di antaranya meninggal dunia di Ciketing Udik, Bantar Gebang, Bekasi, Jawa Barat.
Terkini, penyidik sudah meminta keterangan dari tetangga hingga mantan suami salah satu korban dalam kasus dugaan keracunan tersebut.
"Untuk saksi-saksi sudah ya untuk keterangan tetangga dan juga mantan suaminya," ujar Kabid Humas Polda Metro Jaya Kombes Trunoyudo Wisnu Andiko kepada wartawan, Senin (16/1/2023).
Namun, Trunoyudo tidak menjelaskan secara terperinci informasi yang digali dan didapatkan dari mantan suami korban.
Baca juga: Sebelum Keracunan, Penghuni Kontrakan di Bantar Gebang Bekasi Beli 5 Saset Kopi Merek Berbeda
Dia hanya mengatakan bahwa penyidik masih akan mencari keterangan lain, khususnya dari korban yang masih dirawat di rumah sakit.
Menurut Trunoyudo, korban dapat mengungkap peristiwa yang terjadi sebelum satu keluarga tersebut terkapar di dalam rumah.
"Saksi yang kami tunggu adalah saksi yang dewasanya, yang satu, yang di ICU, untuk menjelaskan apa yang terjadi pada saat terakhir sebelum terjadi peristiwa tersebut," kata Trunoyudo.
"Tapi masih di ICU, kondisinya belum bisa dimintai keterangan secara konkret, sehingga ini mohon bersabar untuk bagaimana hasil pemeriksaan yang dewasanya," pungkas dia.
Baca juga: Penyebab Kematian Keluarga di Bantar Gebang Masih Misteri, Keracunan atau Diracun?
Sebagai informasi, satu keluarga ditemukan tidak sadarkan diri di rumah kontrakan kawasan Bantar Gebang, Bekasi, pada Kamis (12/1/2023).
Para korban yang terdiri dari empat orang dewasa dan satu orang anak itu diduga mengalami keracunan setelah mengonsumsi makanan.
Trunoyudo menjelaskan bahwa para korban ditemukan dalam kondisi tergeletak dengan mulut mengeluarkan bisa di dalam rumah yang baru mereka huni sepekan terakhir.
Terkini, tiga orang dalam satu keluarga itu dinyatakan meninggal dunia. Sementara itu, dua korban lainnya masih dirawat di Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Bantar Gebang.
"Kondisi keduanya sudah menunjukkan perubahan yang lebih baik dibandingkan saat pertama kali dibawa," ucap Trunoyudo.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.