Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Menjajal Kembali Bus Transjakarta di Tengah Wacana ERP, Bisakah Transportasi Umum Diandalkan?

Kompas.com - 17/01/2023, 11:36 WIB
Zintan Prihatini,
Jessi Carina

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Bus transjakarta menjadi andalan bagi sebagian besar pekerja di Ibu Kota. Tarifnya yang murah, menjadi pertimbangan penumpang untuk menggunakan bus itu.

Meski demikian, nyatanya keberadaan bus transjakarta tak mampu untuk mengurai kemacetan di Jakarta.

Alhasil Pemerintah Provinsi (Pemprov) DKI Jakarta berencana memberlakukan sistem jalan berbayar elektronik (electronic road pricing/ERP). ERP dinilai sebagai cara untuk mengurai kemacetan sekaligus mendorong masyarakat menggunakan transportasi umum.

Baca juga: Kita Perlu Dukung ERP atau Jalan Berbayar

Penjabat (Pj) Gubernur DKI Jakarta Heru Budi Hartono mengatakan akan meningkatkan layanan transportasi umum sembari menunggu peraturan ERP disusun.

Salah satu layanan transportasi publik yang bakal ditingkatkan adalah bus transjakarta, dengan membenahi durasi antar-kendaraan (headway).

"Kan konsepnya sambil proses itu (penyusunan Raperda PLLE), Pemda DKI juga harus merapikan, misal Transjakarta bisa melayani dengan baik, headway diperketat, dan seterusnya," ujar Heru, Jumat (13/1/2023).

Kompas.com pun menjajal bus transjakarta menuju rute tersibuk dari Halte Indosiar, Jakarta Barat ke Halte Harmoni, Jakarta Pusat, Selasa (17/1/2023).

 

Baca juga: Siap-siap, Pengendara Motor di Jakarta Juga Bakal Kena Tarif Jalan Berbayar atau ERP

Perjalanan Kompas.com di Halte Indosiar dimulai pada pukul 06.56 WIB. Menunggu sekitar 3 menit, bus transjakarta rute Kalideres-Harmoni tiba di halte.

Kondisi di dalam bus tampak dipadati penumpang yang mayoritas menggunakan pakaian kerja.

Tak ada tempat duduk tersisa, hanya ada ruang kecil yang bisa digunakan penumpang untuk berdiri.

Pegangan tangan bus terlihat dipenuhi oleh penumpang yang berupaya untuk menahan diri agar tak terjatuh saat di perjalanan. Di dalam bus ini, tidak ada petugas yang biasanya berjaga di depan pintu.

Baca juga: Potensi Pendapatan Fantastis dari Layanan ERP hingga Rp 60 Miliar Per Hari, ke Mana Larinya?

Selama 17 menit di dalam bus transjakarta, jalanan cukup lengang. Jalur bus transjakarta beberapa kali tampak dilintasi oleh pengendara sepeda motor dan mobil.

Bus juga perlu antre untuk memasuki kawasan Halte Harmoni, sekitar 5-10 menit karena bergantian masuk dengan bus di depannya.

Kompas.com sampai di Halte Harmoni pukul 07.16 WIB. Di halte inilah, masyarakat berlari-larian agar tidak tertinggal bus.

Beberapa petugas ditempatkan di area pintu masuk Halte Harmoni. Cukup merepotkan bila harus bolak-balik dari titik penurunan ke petugas karena kondisi halte yang padat.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Bertambah 3, Kini Ada 4 Tersangka Kasus Penganiayaan Taruna STIP hingga Tewas

Bertambah 3, Kini Ada 4 Tersangka Kasus Penganiayaan Taruna STIP hingga Tewas

Megapolitan
Polisi Tak Ingin Gegabah dalam Penyidikan Kasus Tewasnya Taruna STIP di Tangan Senior

Polisi Tak Ingin Gegabah dalam Penyidikan Kasus Tewasnya Taruna STIP di Tangan Senior

Megapolitan
Polisi Bantah Senior Penganiaya Taruna STIP hingga Tewas adalah Anak Pejabat

Polisi Bantah Senior Penganiaya Taruna STIP hingga Tewas adalah Anak Pejabat

Megapolitan
Prakiraan Cuaca Jakarta 9 Mei 2024 dan Besok: Tengah Malam ini Cerah Berawan

Prakiraan Cuaca Jakarta 9 Mei 2024 dan Besok: Tengah Malam ini Cerah Berawan

Megapolitan
[POPULER JABODETABEK] Cerita Eks Taruna STIP soal Lika-liku Perpeloncoan oleh Senior | Junior di STIP Disebut Wajib Panggil Senior dengan Sebutan “Nior”

[POPULER JABODETABEK] Cerita Eks Taruna STIP soal Lika-liku Perpeloncoan oleh Senior | Junior di STIP Disebut Wajib Panggil Senior dengan Sebutan “Nior”

Megapolitan
Rute Transjakarta 10A Rusun Marunda-Tanjung Priok

Rute Transjakarta 10A Rusun Marunda-Tanjung Priok

Megapolitan
Rute KA Cikuray, Tarif dan Jadwalnya 2024

Rute KA Cikuray, Tarif dan Jadwalnya 2024

Megapolitan
Bantah Pernyataan Ketua STIP soal Tak Ada Lagi Perpeloncoan, Alumni: Masih Ada, tapi pada Enggak Berani Berkoar

Bantah Pernyataan Ketua STIP soal Tak Ada Lagi Perpeloncoan, Alumni: Masih Ada, tapi pada Enggak Berani Berkoar

Megapolitan
Remaja Tusuk Seorang Ibu di Bogor Hingga Pisau Patah

Remaja Tusuk Seorang Ibu di Bogor Hingga Pisau Patah

Megapolitan
Jukir Liar Minimarket Ikhlas “Digusur” Asal Pemerintah Beri Pekerjaan Baru

Jukir Liar Minimarket Ikhlas “Digusur” Asal Pemerintah Beri Pekerjaan Baru

Megapolitan
Warga Bekasi Tewas Tertabrak Kereta di Kemayoran karena Terobos Palang Pelintasan

Warga Bekasi Tewas Tertabrak Kereta di Kemayoran karena Terobos Palang Pelintasan

Megapolitan
Manjakan Lansia, Asrama Haji Embarkasi Jakarta-Bekasi Tak Lagi Pakai Tempat Tidur Tingkat

Manjakan Lansia, Asrama Haji Embarkasi Jakarta-Bekasi Tak Lagi Pakai Tempat Tidur Tingkat

Megapolitan
KAI Commuter: Perjalanan Commuter Line Rangkasbitung-Tanah Abang Picu Pertumbuhan Ekonomi Lokal

KAI Commuter: Perjalanan Commuter Line Rangkasbitung-Tanah Abang Picu Pertumbuhan Ekonomi Lokal

Megapolitan
Tiga Jenazah ABK Kapal yang Terbakar di Muara Baru Telah Dijemput Keluarga

Tiga Jenazah ABK Kapal yang Terbakar di Muara Baru Telah Dijemput Keluarga

Megapolitan
Gangguan Jiwa Berat, Ibu yang Bunuh Anak Kandung di Bekasi Sempat Dirawat di RSJ

Gangguan Jiwa Berat, Ibu yang Bunuh Anak Kandung di Bekasi Sempat Dirawat di RSJ

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com