Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Wahidin Halim Tak Tambah Pengamanan di Rumahnya Usai Teror Sekarung Ular Kobra

Kompas.com - 27/01/2023, 09:22 WIB
Ellyvon Pranita,
Nursita Sari

Tim Redaksi

TANGERANG, KOMPAS.com - Mantan Gubernur Banten Wahidin Halim (WH) tidak menambah pengamanan di rumanya setelah teror pelemparan sekarung ular kobra hitam.

Kuasa hukum Wahidin Halim, Rasyid Hidayat, mengatakan bahwa sampai saat ini tidak ada penambahan keamanan di rumah WH, baik petugas maupun kamera CCTV.

“Enggak ada penambahan keamanan. Itu Pak WH tenang-tenang saja, itu istimewanya Pak WH, enggak ada rasa khawatir, normal-normal saja, ya kalau disuruh jaga ya jaga biasa aja,” kata Rasyid saat dijumpai di Mapolres Metro Tangerang Kota, Kamis (26/1/2023).

Baca juga: Wahidin Halim Laporkan Teror Ular Kobra sebagai Kasus Percobaan Pembunuhan

Menurut Rasyid, meskipun tenang-tenang saja atas aksi teror sekarung ular kobra hitam tersebut, WH sempat kaget dengan peristiwa tersebut.

Pasalnya, kata Rasyid, selama 42 tahun berkarier di dunia politik, WH tidak pernah mendapatkan teror apa pun.

“Emang kejadian ini enggak pernah ada sebelumnya, makanya mungkin agak syok juga, terutama anak-anak Pak WH yang mempunyai anak kecil,” kata Rasyid.

Baca juga: Teror Sekarung Ular Kobra di Rumah Wahidin Halim, Kuasa Hukum: Yang Bilang Rekayasa Sungguh Naif

WH sejauh ini hanya mengkhawatirkan teror tersebut dapat membahayakan keluarganya, terlebih halaman belakang rumah WH di Kecamatan Pinang, Kota Tangerang, itu kerap dijadikan arena bermain mereka.

“Cucu Pak WH kan masih kecil-kecil dan memang bermain di jalan yang tepat itu jatuh (sekarung ular kobra hitam),” jelas Rasyid.

Kronologi kejadian

Wahidin menceritakan, teror itu terjadi pada Rabu (25/1/2023) sekitar pukul 03.00 WIB.

Berdasarkan rekaman kamera CCTV, terdapat dua orang menggunakan yang membawa karung.

Karung berisi 20 ekor ular kobra hitam itu kemudian dilemparkan melewati pagar hingga masuk ke halaman belakang rumah Wahidin.

Baca juga: Selalu Aman Selama 42 Tahun Berpolitik, Wahidin Duga Teror Ular Kobra Ditujukan ke Anies Baswedan

Karung berupa jaring berwarna hijau itu tidak diikat dengan kuat, bahkan cenderung terbuka pada bagian atasnya. Pelaku hanya menggulung karung jaring tersebut.

"Dibuang (sekarung ular kobra hitam) ke pos belakang, dan untung didengar oleh penjaga keamanan, lalu didekati isinya ada ular dalam keadaan karung terbuka, tapi ularnya enggak keluar. Diambil, ditekan karungnya, lalu diikat. Dibawa keluar dalam keadaan terikat," tutur Wahidin Halim.

Wahidin sempat enggan melaporkan kejadian ini kepada pihak berwajib. Namun, ia akhirnya berubah pikiran setelah peristiwa ini mendapat perhatian masyarakat.

"Kemarin sebenarnya saya enggak mau lapor ke kepolisian, tapi masyarakat ramai menyarankan untuk melapor ke polisi, ya saya hari ini melapor. Ularnya telah diserahkan ke Polres Metro Tangerang Kota," jelas Wahidin.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Perjuangkan Peningkatan Upah Buruh, Lia dan Teman-temannya Rela ke Jakarta dari Cimahi

Perjuangkan Peningkatan Upah Buruh, Lia dan Teman-temannya Rela ke Jakarta dari Cimahi

Megapolitan
Cerita Suratno, Buruh yang Khawatir Uang Pensiunnya Berkurang karena UU Cipta Kerja

Cerita Suratno, Buruh yang Khawatir Uang Pensiunnya Berkurang karena UU Cipta Kerja

Megapolitan
Pembunuh Perempuan Dalam Koper Tak Melawan Saat Ditangkap Polisi di Palembang

Pembunuh Perempuan Dalam Koper Tak Melawan Saat Ditangkap Polisi di Palembang

Megapolitan
Said Iqbal Minta Prabowo Hapus UU Cipta Kerja Klaster Ketenagakerjaan

Said Iqbal Minta Prabowo Hapus UU Cipta Kerja Klaster Ketenagakerjaan

Megapolitan
Pembunuh Wanita Dalam Koper Sempat Ajak Korban Masuk ke Kamar Hotel di Bandung

Pembunuh Wanita Dalam Koper Sempat Ajak Korban Masuk ke Kamar Hotel di Bandung

Megapolitan
Said Iqbal: Upah Buruh di Jakarta yang Ideal Rp 7 Juta Per Bulan

Said Iqbal: Upah Buruh di Jakarta yang Ideal Rp 7 Juta Per Bulan

Megapolitan
Ikut Demo May Day 2024, Buruh Wanita Rela Panas-panasan demi Memperjuangkan Upah yang Layak

Ikut Demo May Day 2024, Buruh Wanita Rela Panas-panasan demi Memperjuangkan Upah yang Layak

Megapolitan
Dua Orang Terluka Imbas Kecelakaan di Tol Jakarta-Cikampek

Dua Orang Terluka Imbas Kecelakaan di Tol Jakarta-Cikampek

Megapolitan
Korban Kedua yang Tenggelam di Sungai Ciliwung Ditemukan Tewas 1,2 Kilometer dari Lokasi Kejadian

Korban Kedua yang Tenggelam di Sungai Ciliwung Ditemukan Tewas 1,2 Kilometer dari Lokasi Kejadian

Megapolitan
Rayakan 'May Day Fiesta', Massa Buruh Mulai Padati Stadion Madya GBK

Rayakan "May Day Fiesta", Massa Buruh Mulai Padati Stadion Madya GBK

Megapolitan
Fahira Idris: Gerakan Buruh Terdepan dalam Perjuangkan Isu Lintas Sektoral

Fahira Idris: Gerakan Buruh Terdepan dalam Perjuangkan Isu Lintas Sektoral

Megapolitan
Polisi Tangkap Pembunuh Wanita Dalam Koper di Bekasi

Polisi Tangkap Pembunuh Wanita Dalam Koper di Bekasi

Megapolitan
Hadiri 'May Day Fiesta', Massa Buruh Mulai Bergerak Menuju GBK

Hadiri "May Day Fiesta", Massa Buruh Mulai Bergerak Menuju GBK

Megapolitan
Pakai Caping Saat Aksi 'May Day', Pedemo: Buruh seperti Petani, Semua Pasti Butuh Kami...

Pakai Caping Saat Aksi "May Day", Pedemo: Buruh seperti Petani, Semua Pasti Butuh Kami...

Megapolitan
Penyebab Mobil Terbakar di Tol Japek: Pecah Ban lalu Ditabrak Pikap

Penyebab Mobil Terbakar di Tol Japek: Pecah Ban lalu Ditabrak Pikap

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com