Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Cerita Pria Pamekasan Cari Peruntungan Dagang Kopi Starling, Sepeda Kredit dan Penghasilan Tak Tentu...

Kompas.com - 30/01/2023, 16:03 WIB
M Chaerul Halim,
Irfan Maullana

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Mahdi (20), seorang pria asal Pamekasan, Madura, Jawa Timur, mengaku menjadi pedagang kopi "Starbucks" keliling atau starling karena ajakan teman di kampung pada Juli 2022 lalu.

Di awal perantauannya, mahdi berjualan kopi starling untuk kali pertama di Tangerang.

Saat itu, Mahdi merogoh modal usaha berjualan kopi starling sebesar Rp 2.000.000.

Uang itu dipergunakannya untuk membeli sepeda, kopi saset, termos hingga biaya perakitan sepeda sebagai moda transportasinya.

Baca juga: Cerita Abdul dari Pamekasan Mengadu Nasib ke Jakarta dan Berdagang Starling, Dapat Rp 200.000 dalam Setengah Hari

"Saya modal sendiri sekitar Rp 2.000.000 dan sudah beli sepeda sekitar Rp 500.000. Itu modal untuk berjualan di Tangerang," kata Mahdi kepada Kompas.com di Jalan Imam Bonjol, Menteng, Jakarta Pusat, Senin (30/1/2023).

Selama tiga bulan berjualan kopi keliling di Tangerang, kata Mahdi, penghasilannya tak begitu signifikan, sehingga dia pun mencoba peruntungan di Jakarta.

"Terus saya pindah ke Jakarta itu diajak sama abang saya," kata Mahdi.

Di Jakarta, Mahdi berdagang kopi keliling mulai dari nol lagi. Sebab, sepeda yang sebelumnya sudah dimilikinya harus dijual lantaran kondisinya sudah rusak.

Baca juga: Cerita Pedagang Kopi Starling di Tengah Menjamurnya Pesaing, Hanya Bisa Jualan di Rute Tertentu

Mahdi mengaku, sepeda yang saat ini dia kayuh saat ini dibelinya dengan sistem kredit kepada penjual sepeda selama tiga bulan.

"Makanya saya beli (sepeda) lagi, pas di Jakarta. Ini saya beli sepeda aja ngutang duli, bayarnya nyicil, per bulannya Rp 200.000," ujar dia.

Namun, hari-harinya berjualan di Jakarta, Mahdi merasa penghasilannya juga tak menentu, sama seperti ketika di Tangerang.

Terkadang, Mahdi hanya mendapatkan pendapatan bersih sekitar Rp 100.000 atau bahkan cuma Rp 50.000.

Baca juga: Penjual Kopi Starling di Kawasan Sudirman-Thamrin: Melintas Tidak Dilarang, tapi Malamnya Dirazia

Pendapatannya ini berbeda cukup jauh dibandingkan menjelang tahun baru, yang bisa mencapai Rp 300.000.

Meskipun demikian, Mahdi tetap bersyukur masih ada penghasilan yang masuk ke sakunya.

"Kadang Rp 100.000 lebih, kalau sekarang sudah agak sepi, kadang pendapatannya Rp 50.000," ujar dia.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Taruna STIP Tewas Dianiaya, Polisi Ungkap Pemukulan Senior ke Junior Jadi Tradisi 'Penindakan'

Taruna STIP Tewas Dianiaya, Polisi Ungkap Pemukulan Senior ke Junior Jadi Tradisi "Penindakan"

Megapolitan
Empat Taruna STIP yang Diduga Saksikan Pelaku Aniaya Junior Tak Ikut Ditetapkan Tersangka

Empat Taruna STIP yang Diduga Saksikan Pelaku Aniaya Junior Tak Ikut Ditetapkan Tersangka

Megapolitan
Motif Pelaku Aniaya Taruna STIP hingga Tewas: Senioritas dan Arogansi

Motif Pelaku Aniaya Taruna STIP hingga Tewas: Senioritas dan Arogansi

Megapolitan
Penyebab Utama Tewasnya Taruna STIP Bukan Pemukulan, tapi Ditutup Jalur Pernapasannya oleh Pelaku

Penyebab Utama Tewasnya Taruna STIP Bukan Pemukulan, tapi Ditutup Jalur Pernapasannya oleh Pelaku

Megapolitan
Polisi Tetapkan Tersangka Tunggal dalam Kasus Tewasnya Taruna STIP Jakarta

Polisi Tetapkan Tersangka Tunggal dalam Kasus Tewasnya Taruna STIP Jakarta

Megapolitan
Hasil Otopsi Taruna STIP yang Tewas Dianiaya Senior: Memar di Mulut, Dada, hingga Paru

Hasil Otopsi Taruna STIP yang Tewas Dianiaya Senior: Memar di Mulut, Dada, hingga Paru

Megapolitan
Akhir Penantian Ibu Pengemis yang Paksa Orang Sedekah, Dua Adiknya Datang Menjenguk ke RSJ

Akhir Penantian Ibu Pengemis yang Paksa Orang Sedekah, Dua Adiknya Datang Menjenguk ke RSJ

Megapolitan
Polisi Sebut Ahmad dan RM Semula Rekan Kerja, Jalin Hubungan Asmara sejak Akhir 2023

Polisi Sebut Ahmad dan RM Semula Rekan Kerja, Jalin Hubungan Asmara sejak Akhir 2023

Megapolitan
Praktik Prostitusi di RTH Tubagus Angke Dinilai Bukan PR Pemprov DKI Saja, tapi Juga Warga

Praktik Prostitusi di RTH Tubagus Angke Dinilai Bukan PR Pemprov DKI Saja, tapi Juga Warga

Megapolitan
Keluarga Harap Tak Ada Intervensi dalam Pengusutan Kasus Mahasiswa STIP yang Tewas Dianiaya Senior

Keluarga Harap Tak Ada Intervensi dalam Pengusutan Kasus Mahasiswa STIP yang Tewas Dianiaya Senior

Megapolitan
Pro-Kontra Warga soal Janji Dishub DKI Tertibkan Juru Parkir, Tak Keberatan jika Jukir Resmi

Pro-Kontra Warga soal Janji Dishub DKI Tertibkan Juru Parkir, Tak Keberatan jika Jukir Resmi

Megapolitan
Mahasiswa STIP Tewas Dianiaya Senior, Pengawasan dan Tata Tertib Kampus Jadi Sorotan

Mahasiswa STIP Tewas Dianiaya Senior, Pengawasan dan Tata Tertib Kampus Jadi Sorotan

Megapolitan
Hari Ini, Polisi Lakukan Gelar Perkara Kasus Mahasiswa STIP Tewas Diduga Dianiaya Senior

Hari Ini, Polisi Lakukan Gelar Perkara Kasus Mahasiswa STIP Tewas Diduga Dianiaya Senior

Megapolitan
Usul Heru Budi Bangun “Jogging Track” di RTH Tubagus Angke Dinilai Tak Tepat dan Buang Anggaran

Usul Heru Budi Bangun “Jogging Track” di RTH Tubagus Angke Dinilai Tak Tepat dan Buang Anggaran

Megapolitan
Polisi Sebut Pembunuh Wanita Dalam Koper Tak Berniat Ambil Uang Kantor yang Dibawa Korban

Polisi Sebut Pembunuh Wanita Dalam Koper Tak Berniat Ambil Uang Kantor yang Dibawa Korban

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com