Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Diperiksa Paminal hingga Dilaporkan sebagai Pembuat Onar Saat Perjuangkan Lahannya, Bripka Madih Kian Tersudut?

Kompas.com - 07/02/2023, 05:00 WIB
Larissa Huda

Editor

JAKARTA, KOMPAS.com - Perjalanan Brigadir Kepala (Bripka) Madih memperjuangkan lahan yang diduga diserobot oleh pihak pengembang perumahan Premier Estate 2 belum berakhir.

Posisi Madih pun kini kian tersudut dalam babak baru perjuangannya. Sejumlah warga setempat justru melaporkan Madih karena dinilai sebagai pembuat onar.

Selain itu, sosok Madih juga dibongkar oleh orang-orang yang mengaku sebagai tetangganya. Ia dianggap tak ramah dan kurang bersosialisasi dengan lingkungan sekitar.

Teranyar, Madih diduga dijemput oleh Unit Pengamanan Internal (Paminal) sebagai buntut dari pengakuannya yang diperas oleh sesama aparat kepolisian.

Baca juga: Dijemput dan Dibawa ke Polda Metro Jaya, Bripka Madih Diperiksa Unit Paminal

Pengakuan Madih mendadak ramai usai ia mengaku diperas rekan seprofesinya sendiri ketika melaporkan peristiwa penyerobotan tanah yang dilakukan oleh pengembang perumahan pada 2011.

Tak hanya uang, polisi yang menerima laporan Madih juga diduga meminta tanah seluas 1.000 meter persegi. Bahkan, penyidik meminta Madih untuk memberikan tanahnya sebagai "hadiah".

Diperiksa Unit Paminal Polda Metro

Bripka Madih dijemput oleh unit Paminal dari Divisi Propam Polda Metro Jaya, Senin (6/2/2023), sebagai buntut atas aksinya yang mengaku diperas oleh sesama anggota kepolisian

"Iya, dijemput bareng sama Pak Kanit Paminal," ujar istri dari Bripka Madih, yakni Seli, kepada wartawan, Senin (6/2/2023).

Baca juga: Bripka Madih Bawa Gerombolan saat Datangi Perumahan di Bekasi, Tetangganya: Bukan Warga Sini

Seli mengatakan, suaminya dijemput oleh unit Paminal sekitar pukul 08.00 WIB. Ia tidak merinci soal pemeriksaan suaminya tersebut.

Namun, kata dia, suaminya dibawa ke Polda Metro Jaya untuk diinterogasi. Tak berlangsung lama, Seli berujar suaminya itu sudah kembali ke rumah pada pukul 09.00 WIB.

Seperti diketahui, Madih terus berupaya untuk memperjuangkan apa yang menjadi haknya. Terlebih, tanah milik orang tuanya memiliki luas hingga ribuan meter.

"Girik di nomor C 815 seluas 2.954 meter diserobot perusahaan pengembang perumahan. Sementara Girik C 191 seluas 3.600 meter diserobot oknum makelar tanah," tutur Madih.

Disebut kerap teror hingga patok lahan warga

Madih, polisi yang mengaku tanahnya diserobot pengembang, serta diperas oleh oknum penyidik Polda Metro, disebut kerap membuat onar di wilayah tempat tinggalnya.

Baca juga: Manuver Bripka Madih atas Kepemilikan Lahannya: Bolak-balik Datangi Perumahan hingga Patok Lahan di Jatiwarna

Madih disebut sering membuat teror ke warga sekitar di Jatiwarna, Jatiasih, Bekasi. Ketua RW 4 Kelurahan Jatiwarna Nur Asiah Syafris mengatakan, kelakuan Madih itu membuat psikis warga terganggu.

Tak hanya itu, Madih bersama sejumlah orang tak dikenal pernah membawa peralatan pacul dan kayu untuk mematok tanah di depan rumah warga pada 31 Januari 2023 lalu.

Halaman:


Terkini Lainnya

Keluarga Tolak Otopsi Jenazah Brigadir RAT yang Bunuh Diri di Mampang

Keluarga Tolak Otopsi Jenazah Brigadir RAT yang Bunuh Diri di Mampang

Megapolitan
Pemilik Rumah Tempat Brigadir RAT Bunuh Diri Minta Publik Tak Berasumsi

Pemilik Rumah Tempat Brigadir RAT Bunuh Diri Minta Publik Tak Berasumsi

Megapolitan
Jenazah Brigadir RAT Telah Dibawa Pihak Keluarga dari RS Polri Kramat Jati

Jenazah Brigadir RAT Telah Dibawa Pihak Keluarga dari RS Polri Kramat Jati

Megapolitan
Proyek LRT Jakarta Rute Velodrome-Manggarai Masuk Tahap Pemasangan Girder

Proyek LRT Jakarta Rute Velodrome-Manggarai Masuk Tahap Pemasangan Girder

Megapolitan
Polisi Sebut Brigadir RAT Bunuh Diri di Mampang saat Sedang Cuti

Polisi Sebut Brigadir RAT Bunuh Diri di Mampang saat Sedang Cuti

Megapolitan
Pemprov DKI Siapkan Stok Blanko KTP untuk Pemilih Pemula Pilgub 2024

Pemprov DKI Siapkan Stok Blanko KTP untuk Pemilih Pemula Pilgub 2024

Megapolitan
Sebelum Tewas, Brigadir RAT Sepekan Tinggal di Jakarta

Sebelum Tewas, Brigadir RAT Sepekan Tinggal di Jakarta

Megapolitan
Partisipasi Pemilih di Jakarta pada Pemilu 2024 Turun Dibandingkan 2019

Partisipasi Pemilih di Jakarta pada Pemilu 2024 Turun Dibandingkan 2019

Megapolitan
Pemerintah DKJ Punya Wewenang Batasi Kendaraan Pribadi di Jakarta, DPRD Minta Dilibatkan

Pemerintah DKJ Punya Wewenang Batasi Kendaraan Pribadi di Jakarta, DPRD Minta Dilibatkan

Megapolitan
Dua Begal di Depok Lakukan Aksinya di Tiga Tempat dalam Sehari

Dua Begal di Depok Lakukan Aksinya di Tiga Tempat dalam Sehari

Megapolitan
Unggah Foto Gelas Starbucks Tutupi Kabah Saat Umrah, Zita Anjani: Saya Berniat Mancing Obrolan...

Unggah Foto Gelas Starbucks Tutupi Kabah Saat Umrah, Zita Anjani: Saya Berniat Mancing Obrolan...

Megapolitan
Jenazah Brigadir RAT Belum Diotopsi, Polisi Tunggu Keputusan Keluarga

Jenazah Brigadir RAT Belum Diotopsi, Polisi Tunggu Keputusan Keluarga

Megapolitan
Keluarga Brigadir RAT yang Meninggal Bunuh Diri Tiba di RS Polri Kramat Jati

Keluarga Brigadir RAT yang Meninggal Bunuh Diri Tiba di RS Polri Kramat Jati

Megapolitan
Dua Begal yang Bacok Korban di Depok Incar Anak Sekolah

Dua Begal yang Bacok Korban di Depok Incar Anak Sekolah

Megapolitan
Pemprov DKI Disarankan Ambil Alih Pengelolaan JIS, TIM, dan Velodrome dari Jakpro

Pemprov DKI Disarankan Ambil Alih Pengelolaan JIS, TIM, dan Velodrome dari Jakpro

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com