"Alhamdulillah lah yang nengokin banyak, ada Bu RT, Bu Lurah, Bu RW. Pada nengokin emak. 'Mak jangan banyak pikiran' katanya 'rumah mah biarin tahu-tahu rapi aja'," ujar Mak Mben menirukan percakapannya dengan ketua RW hingga lurah setempat.
Baca juga: Senangnya Mak Mben Usai Tahu Rumah Reyotnya Direnovasi Pemerintah
Suami Mak Mben meninggal sejak beberapa tahun yang lalu. Sebelum hidup sebatang kara, Mak Mben rupanya pernah tinggal satu atap dengan anak dan cucunya.
Mak Mben mengatakan bahwa anaknya yang berinisial B sudah meninggal dunia sekitar satu tahun lalu. B diketahui meninggal saat mendekam di dalam jeruji besi karena kasus pelecehan seksual terhadap anak.
Mak Mben hanya mengetahui, bahwa cucunya berinisial A berada di pesantren untuk belajar agama. Air mata Mak Mben pun tampak berlinang saat menceritakan sosok cucunya yang tak juga pulang ke rumah.
"Katanya A di Pesantren. Kata adik saya 'enggak usah ngurusin A, dia anak lalaki ini.' Yang penting kita doain aja supaya dia selamat, biar sehat," ucap Mak Mben.
Menurut penuturan tetangganya, A sesungguhnya berada dipenjara sejak tiga bulan lalu karena mengonsumsi narkoba jenis sabu.
Keluarga maupun tetangga tak memberitahu fakta tersebut kepada Mak Mben lantaran tak ingin dia khawatir.
Usai anak dan cucunya tak lagi tinggal di rumah kumuhnya, Mak Mben hidup sendirian.
Mak Mben menyampaikan, setiap hari, adik kandungnya yang bernama Sanan datang untuk membawakan nasi dan lauk pauk.
"Paling Mak dikasih nasi aja sama Sanan (adik). Dia tinggalnya di bajaj, tadinya tinggal sama saya di ruang atas. Dia sendiri yang pengen tidur di bajaj," sebut dia.
Baca juga: Bentrokan di Depok Dipicu Utang Pribadi, Polisi Minta Warga Tak Terprovokasi
Ketika tubuhnya masih kuat, nenek tersebut pernah berdagang nasi uduk di dekat minimarket tak jauh dari rumahnya.
Namun, dia tak lagi melanjutkan usahanya setelah menjalani operasi di kaki kirinya.
Mak Mben biasa menggunakan gerobak kayu, untuk membawa nasi uduk dan gorengan yang dijualnya.
Dengan bantuan anak tetangganya untuk membawa gerobak itu, Mak Mben menggelar lapak sejak sore hari.
"Sore doang jualan, jam 16.00 WIB keluar habis Magrib udah pulang. Kadang Mak enggak dagang," urai Mak Mben.