Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Mak Mben Hidup Sebatang Kara, Rumahnya yang Usang dan Penuh Sampah Akhirnya Direnovasi

Kompas.com - 13/02/2023, 09:48 WIB
Zintan Prihatini,
Ambaranie Nadia Kemala Movanita

Tim Redaksi

Mak Mben menyatakan, berdagang nasi uduk dan gorengan tak selalu laku.

 

Baca juga: Antisipasi Penumpukan di Stasiun Manggarai, KCI Tambah 31 Kereta Pengumpan pada Jam Sibuk

Dalam sehari, dia hanya mendapatkan untung sekitar Rp 100.000. Mak Mben bahkan sering memberi nasi uduk gratis, apabila ada yang meminta.

"Saya mah terserah siapa saja yang minta makan, minta nasi orang yang lewat bilang 'Bu, lapar Bu' dikasih dan dibungkusin. Yang penting dia minta," tuturnya.

Mak Mben berkata bahwa dirinya ikhlas membagi-bagikan nasi uduk dan gorengan secara gratis.

Dia menganggap hal ini sebagai sedekah dan "bekal" di akhirat nanti.

Selain itu, Mak Mben juga kerap mengizinkan tetangganya untuk berutang jika tak memiliki uang untuk membayar.

"Kalau ada yang utang, ditagih bayar syukur, kalau enggak juga udah. Kadang enggak pernah nagih. Mak suka enggak inget siapa yang punya utang," ucapnya.

"Tapi yang punya utang inget, dia bayar. Sekarang mah udah enggak dagang apa-apa, udah pasrah lah udah tua," sambung Mak Mben.

Baca juga: 2023 Baru Satu Setengah Bulan, Sudah Ada 6 Kasus Kekerasan Seksual Anak di Jakarta dan Tangerang yang Terungkap

Proses renovasi rumah Mak Mben

Sementara itu, menurut petugas PPSU Tanah Sereal Muhammad Andika Darizal, renovasi sudah mencapai 30 persen untuk septic tank dan 70 persen di bagian atap rumah.

"Renovasi di bagian bawah termasuk area dapur, kamar mandi, tembok, dan plafon-plafon," jelas Andika.

Pengerjaan tersebut telah berlangsung sejak Selasa (7/2/2023) usai petugas memindahkan Mak Mben dari kediamannya ke rumah keponakannya.

Ada 70 karung bekas makanan, pasir, baju-baju tak layak pakai yang dikumpulkan oleh petugas saat membersihkan rumah nenek tersebut.

"Renovasi rumah dari Kemensos, bersama kelurahan dan pihak lainnya," sebut Andika.

Baca juga: Tabrak dan Rusak Taksi Online di Senopati, Pengemudi Fortuner Lontarkan Alasan Tak Nyambung

Kompas.com juga sempat menilik ke dalam rumah Mak Mben yang sedang direnovasi oleh kuli bangunan dan petugas PPSU.

Suasana di rumah Mak Ben sangat gelap, dan pengap. Untuk masuk ke rumahnya, hanya ada satu jalan sempit yang muat dilewati satu orang saja.

Saat memasuki area dalam rumah Mak Mben, tampak petugas sedang membenahi kamar mandi dan dinding-dinding rumah. Aroma pesing seketika menguar di dalam ruangan itu.

Terlihat pula tangga kayu yang dijadikan sang pemilik untuk ke ruangan di lantai atas.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

BOY STORY Bawakan Lagu 'Dekat di Hati' Milik RAN dan Joget Pargoy

BOY STORY Bawakan Lagu "Dekat di Hati" Milik RAN dan Joget Pargoy

Megapolitan
Lepas Rindu 'My Day', DAY6 Bawakan 10 Lagu di Saranghaeyo Indonesia 2024

Lepas Rindu "My Day", DAY6 Bawakan 10 Lagu di Saranghaeyo Indonesia 2024

Megapolitan
Jelang Pilkada 2024, 8 Nama Daftar Jadi Calon Wali Kota Bogor Melalui PKB

Jelang Pilkada 2024, 8 Nama Daftar Jadi Calon Wali Kota Bogor Melalui PKB

Megapolitan
Satpol PP Minta Pihak Keluarga Jemput dan Rawat Ibu Pengemis Viral Usai Dirawat di RSJ

Satpol PP Minta Pihak Keluarga Jemput dan Rawat Ibu Pengemis Viral Usai Dirawat di RSJ

Megapolitan
Mulai Hari Ini, KPU DKI Jakarta Buka Pendaftaran Cagub Independen

Mulai Hari Ini, KPU DKI Jakarta Buka Pendaftaran Cagub Independen

Megapolitan
Kala Senioritas dan Arogansi Hilangkan Nyawa Taruna STIP...

Kala Senioritas dan Arogansi Hilangkan Nyawa Taruna STIP...

Megapolitan
[POPULER JABODETABEK] Kebengisan Pembunuh Wanita Dalam Koper | Kronologi Meninggalnya Siswa STIP yang Dianiaya Senior

[POPULER JABODETABEK] Kebengisan Pembunuh Wanita Dalam Koper | Kronologi Meninggalnya Siswa STIP yang Dianiaya Senior

Megapolitan
Daftar 73 SD/MI Gratis di Tangerang dan Cara Daftarnya

Daftar 73 SD/MI Gratis di Tangerang dan Cara Daftarnya

Megapolitan
Taruna STIP Tewas Dianiaya, Polisi Ungkap Pemukulan Senior ke Junior Jadi Tradisi 'Penindakan'

Taruna STIP Tewas Dianiaya, Polisi Ungkap Pemukulan Senior ke Junior Jadi Tradisi "Penindakan"

Megapolitan
Empat Taruna STIP yang Diduga Saksikan Pelaku Aniaya Junior Tak Ikut Ditetapkan Tersangka

Empat Taruna STIP yang Diduga Saksikan Pelaku Aniaya Junior Tak Ikut Ditetapkan Tersangka

Megapolitan
Motif Pelaku Aniaya Taruna STIP hingga Tewas: Senioritas dan Arogansi

Motif Pelaku Aniaya Taruna STIP hingga Tewas: Senioritas dan Arogansi

Megapolitan
Penyebab Utama Tewasnya Taruna STIP Bukan Pemukulan, tapi Ditutup Jalur Pernapasannya oleh Pelaku

Penyebab Utama Tewasnya Taruna STIP Bukan Pemukulan, tapi Ditutup Jalur Pernapasannya oleh Pelaku

Megapolitan
Polisi Tetapkan Tersangka Tunggal dalam Kasus Tewasnya Taruna STIP Jakarta

Polisi Tetapkan Tersangka Tunggal dalam Kasus Tewasnya Taruna STIP Jakarta

Megapolitan
Hasil Otopsi Taruna STIP yang Tewas Dianiaya Senior: Memar di Mulut, Dada, hingga Paru

Hasil Otopsi Taruna STIP yang Tewas Dianiaya Senior: Memar di Mulut, Dada, hingga Paru

Megapolitan
Akhir Penantian Ibu Pengemis yang Paksa Orang Sedekah, Dua Adiknya Datang Menjenguk ke RSJ

Akhir Penantian Ibu Pengemis yang Paksa Orang Sedekah, Dua Adiknya Datang Menjenguk ke RSJ

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com