Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Kompas.com - 22/02/2023, 09:35 WIB
Nabilla Ramadhian,
Jessi Carina

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Setiap tahunnya, masyarakat Indonesia merayakan Hari Peduli Sampah Nasional (HPSN) pada 21 Februari.

HPSN bertujuan untuk mengingatkan masyarakat Indonesia bahwa persoalan sampah bukan hanya melibatkan satu orang, tetapi seluruh lapisan masyarakat.

Kebiasaan seperti membuang sampah sembarangan pun bisa berdampak pada lingkungan jika dibiarkan.

Meski momen HPSN sudah lewat, bukan berarti kepedulian terhadap persoalan sampah harus berhenti.

Para petugas PPSU Kelurahan Kampung Rambutan turut mengingatkan dan berpesan, disiplin membuang sampah dan kepedulian persoalan sampah harus diterapkan setiap hari dan setiap saat.

Baca juga: Hari Peduli Sampah Nasional, Pasukan Oranye: Kesadaran Buang Sampah Lebih Baik Dididik sejak Dini

"Kalau bisa, di hari lainnya juga peduli dengan sampah," tutur PPSU Kelurahan Kampung Rambutan, Kendar (37), di Kelurahan Kampung Rambutan, Kecamatan Ciracas, Jakarta Timur, Senin (20/2/2023).

Kendar berharap masyarakat dapat meningkatkan kedisiplinan dalam membuang sampah pada tempatnya.

Sebab, jika tidak disiplin dan tak memupuk kesadaran pada diri sendiri, menurut Kendar, orang-orang tersebut sama saja tidak peduli dengan kebersihan lingkungan.

"Kalau disiplin dalam membuang sampah dan memiliki rasa peduli terhadap lingkungan, pasti kita akan membuang sampah pada tempatnya," terang Kendar.

Oleh karena itu, sambung dia, kepedulian terhadap persoalan sampah dan lingkungan harus berlanjut dan tidak hanya pada momen HPSN saja.

Baca juga: Hari Peduli Sampah Nasional, Pasukan Oranye: Semoga Kepedulian Berlanjut ke Hari-hari Berikutnya

Sementara itu, petugas PPSU Kelurahan Kampung Rambutan lainnya, Satria (31), berpesan agar masyarakat lebih taat dalam membuang sampah pada tempatnya.

Ia juga ingin agar masyarakat bisa lebih bekerja sama dalam membersihkan lingkungannya agar selalu bebas dari sampah.

"Bersihkan saluran jika ada sampah yang menumpuk biar enggak mampet dan sebabkan banjir," jelas Satria di lokasi yang sama.

"Soalnya, sampah sekecil apa pun, kalau dibiarkan menumpuk akan menggunung," imbuh dia.

Tak perlu menunggu momen khusus

Terkait membuang sampah sembarangan, Kendar mengatakan, masyarakat seharusnya disiplin dalam membuang sampah tidak hanya pada momen HPSN.

"Kalau hanya disiplin sampah pada gerakan satu hari aja, hari-hari lainnya bisa buang sampah sembarangan, sampah bisa berserakan dan menumpuk," tutur dia.

Untuk Satria sendiri, adanya HPSN memang bagus untuk mengingat masyarakat bahwa disiplin dalam mengelola dan membuang sampah itu penting.

Akan tetapi, sebaiknya pengelolaan dan pembuangan sampah yang tepat juga diterapkan pada hari-hari selain momen HPSN.

Baca juga: Masyarakat yang Ingin Olah Sampah Sendiri Pakai Belatung Bakal Difasilitasi Pemkot Jakpus, Ini Keuntungannya..

"Kalau bisa, buang sampahnya ya selalu ke tempatnya. Ini juga kan biar saluran air enggak mampet, yang bisa berujung banjir," tutur Satria.

Kesadaran sampah dididik sejak dini

Kendar tidak menampik, beberapa orang masih sulit untuk menerapkan disiplin membuang sampah.

Menurut dia, hal sesederhana membuang sampah pada tempatnya saja terkadang masih luput dilakukan.

"Kesadaran akan sampah memang lebih bagus untuk dididik sejak dini. Kalau kita sudah terbiasa disiplin sejak dini, di lingkungan pasti tidak akan ada sampah yang berserakan," terang Kendar.

Selain itu, membuang sampah pada tempatnya juga membantu memengaruhi intensitas banjir.

Apabila saluran air bebas dari sampah yang dibuang sembarangan, air dapat mengalir tanpa gangguan.

Baca juga: Pemprov DKI Mulai Kaji Pembangunan Tempat Pengolahan Sampah Jadi Bahan Bakar Ramah Lingkungan

Kalaupun volume hujan sangat tinggi dan menyebabkan banjir, masyarakat hanya akan melihat air saja tanpa sampah mengambang.

"Kalau pun banjir, di jalanan hanya akan ada air dan tidak ada sampah yang ikut hanyut," ucap dia.

Generasi muda mulai sadar lingkungan

Generasi muda juga berperan dalam menjaga lingkungan melalui disiplin membuang sampah.


"Kalau ada niat untuk membuang sampah pada tempatnya, akan ada disiplin tingkat tinggi untuk enggak buang sampah sembarangan," kata Kendar.

Satria mengatakan bahwa saat ini generasi yang lebih muda sudah mulai sadar akan kebersihan lingkungan.

Di lingkungannya sendiri, anak-anak muda tertib dalam membuang sampah pada tempatnya.

"Sejauh yang saya lihat, mereka tertib. Kalau ada kerja bakti untuk membersihkan sampah yang masih berserakan, mereka juga ikut," ujar Satria.

Terkait keaktifan anak muda dalam menjaga lingkungan, Kendar mengaku mengapresiasi gerakan yang dilakukan sekelompok pemuda dalam Pandawara Group.

Sebagai informasi, Pandawara Group kerap mengunggah dokumentasi kegiatan mereka saat membersihkan sungai.

Kegiatan ini disebut-sebut terinspirasi pengalaman pribadi anggota Pandawara Group.

Sebab, rumah mereka di Bandung Selatan, Jawa Barat, kerap dilanda banjir.

"Bagus gerakannya, karena menurut saya itu berawal dari hatinya," tutur dia.

Kendar menuturkan, ada kemungkinan gerakan Pandawara Group juga timbul karena mereka sudah gerah dengan tumpukan sampah yang berada di lingkungannya.

Oleh karena itu, niat untuk membersihkan sampah bersama teman-teman pun muncul.

"Mungkin setelah membersihkan sampah, merema menikmati hasilnya dan merasakan suasana lingkungannya yang lebih bersih," ucap Kendar.

Kemungkinan lainnya, menurut Kendar, banjir yang pernah melanda rumah para anggota Pandawara Group juga disebabkan karena kurangnya petugas kebersihan.

Di Jakarta sendiri, kata Kendar, ada petugas PPSU yang senantiasa membersihkan sampah yang dibuang sembarangan.

"Tapi untuk daerah lain, mungkin tidak ada atau personelnya terbatas," terang Kendar.

"Mungkin ini yang menimbulkan niat dalam hati kecil para anak muda itu untuk membuat gerakan membersihkan sampah, dan juga membuat mereka lebih peduli sama lingkungannya," sambungnya.

Manfaatnya dirasakan semua orang

Menurut Kendar, disiplin dalam membuang sampah memberi manfaat yang dapat dirasakan olah semua orang.

Inilah yang membuatnya merasa bahwa kedisiplinan itu penting diterapkan dan dilakukan seluruh lapisan masyarakat.

"Apabila kita membuang sampah sembarangan, kita juga yang merasakan dampaknya," jelas Kendar.

"Misalnya kayak pas banjir. Sampah jadi berserakan di mana-mana. Kan enggak enak dilihat," imbuh dia..

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Pemprov DKI Diminta Bina Juru Parkir Liar agar Punya Pekerjaan Layak

Pemprov DKI Diminta Bina Juru Parkir Liar agar Punya Pekerjaan Layak

Megapolitan
Gerindra Berencana Usung Kader Sendiri di Pilgub DKI 2024

Gerindra Berencana Usung Kader Sendiri di Pilgub DKI 2024

Megapolitan
Munculnya Keraguan di Balik Wacana Pemprov DKI Beri Pekerjaan ke Jukir Liar Minimarket Usai Ditertibkan

Munculnya Keraguan di Balik Wacana Pemprov DKI Beri Pekerjaan ke Jukir Liar Minimarket Usai Ditertibkan

Megapolitan
Perolehan Kursi DPR RI dari Jakarta Berkurang 5, Gerindra DKI Minta Maaf

Perolehan Kursi DPR RI dari Jakarta Berkurang 5, Gerindra DKI Minta Maaf

Megapolitan
Polda Metro Minta Masyarakat Lapor jika Ada Juru Parkir Memalak

Polda Metro Minta Masyarakat Lapor jika Ada Juru Parkir Memalak

Megapolitan
Polisi Akan Bantu Dishub Tertibkan Juru Parkir Liar di Jakarta

Polisi Akan Bantu Dishub Tertibkan Juru Parkir Liar di Jakarta

Megapolitan
Perolehan Kursi DPR RI dari Jakarta Berkurang 5, Gerindra Tetap Akan Usung Kader di Pilkada DKI 2024

Perolehan Kursi DPR RI dari Jakarta Berkurang 5, Gerindra Tetap Akan Usung Kader di Pilkada DKI 2024

Megapolitan
Prabowo Belum Bahas Isu Penambahan Menteri di Kabinetnya

Prabowo Belum Bahas Isu Penambahan Menteri di Kabinetnya

Megapolitan
Berantas Jukir Liar, DPRD Usul Pemprov DKI-Minimarket Kerja Sama

Berantas Jukir Liar, DPRD Usul Pemprov DKI-Minimarket Kerja Sama

Megapolitan
Bulan Depan, Gerindra Akan Umumkan Nama yang Diusung untuk Pilgub DKI

Bulan Depan, Gerindra Akan Umumkan Nama yang Diusung untuk Pilgub DKI

Megapolitan
Tak Tutup Kemungkinan Usung Anies di Pilkada DKI, PDIP: Tergantung Penilaian DPP dan Rekam Jejak

Tak Tutup Kemungkinan Usung Anies di Pilkada DKI, PDIP: Tergantung Penilaian DPP dan Rekam Jejak

Megapolitan
Jukir Liar Akan Ditertibkan lalu Dikasih Pekerjaan, DPRD DKI: Tidak Semudah Itu 'Ferguso'!

Jukir Liar Akan Ditertibkan lalu Dikasih Pekerjaan, DPRD DKI: Tidak Semudah Itu "Ferguso"!

Megapolitan
Gerindra DKI Usul 4 Nama Bacagub Jakarta ke DPP, Ada Ariza Patria dan Rahayu Saraswati

Gerindra DKI Usul 4 Nama Bacagub Jakarta ke DPP, Ada Ariza Patria dan Rahayu Saraswati

Megapolitan
Jangan Seolah Lepas Tangan, Direktur STIP dan BPSDM Diminta Ikut Tanggung Jawab atas Tewasnya Putu

Jangan Seolah Lepas Tangan, Direktur STIP dan BPSDM Diminta Ikut Tanggung Jawab atas Tewasnya Putu

Megapolitan
DPRD DKI: Tidak Ada Anggaran untuk Beri Pekerjaan Eks Jukir Liar Minimarket

DPRD DKI: Tidak Ada Anggaran untuk Beri Pekerjaan Eks Jukir Liar Minimarket

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com