Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Pedagang dan Sopir Bajaj Buang Sampah Sembarangan di Kawasan Monas, Ditegur Malah Marah

Kompas.com - 26/02/2023, 12:59 WIB
Xena Olivia,
Nursita Sari

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Seorang petugas penanganan prasarana dan sarana umum (PPSU) tampak membersihkan sampah di depan Perpustakaan Nasional (Perpusnas) RI atau seberang Monas, Jalan Medan Merdeka Selatan, Jakarta Pusat, Minggu (26/2/2023) pagi.

Petugas PPSU bernama Abdul (44) itu mengatakan, sampah-sampah tersebut dibuang pedagang keliling dan sopir bajaj yang memangkal di sekitar Perpusnas.

"Dia (sopir) makan di dalam bajaj. Buang sampah lempar aja, padahal tempat sampah kan banyak," kata Abdul.

Baca juga: Pelican Crossing Diterobos Kendaraan, Warga: Bingung kalau Menyeberang, padahal Rambunya untuk Pejalan Kaki

Abdul menceritakan bahwa sopir bajaj itu malah marah saat ditegur karena membuang sampah sembarangan.

"Kami tegur, mereka marah. Kami kan (padahal) bilangnya jaga kebersihan bareng-bareng, tapi mereka ya mungkin mentang-mentang ada petugas kebersihannya," tutur dia.

Abdul berujar, para sopir bajaj dan kendaraan umum lainnya sebenarnya dilarang mangkal di sana. Abdul pun sudah berkoordinasi dengan Satpol PP, tetapi para sopir itu belum ditindak.

"Kadang ada yang mangkal. Kami udah koordinasi sama Satpol PP juga, tapi belum ada respons," kata Abdul.

"Seperti ini, bajaj. Ada larangan tidak boleh berhenti, enggak boleh parkir, tapi masih aja," kata dia sambil menunjuk deretan bajaj yang terparkir.

Baca juga: Masih Ada Kendaraan yang Terobos Lampu Merah Pejalan Kaki di Penyebrangan Balai Kota Jakarta

Dia mengatakan, biasanya Satpol PP yang bertugas berkeliling akan berhenti sebentar dan mensterilisasi area tersebut. Namun, pedagang dan sopir bajaj akan kembali saat petugas Satpol PP tak berjaga.

Abdul sudah hafal betul perilaku para pedagang dan sopir bajaj di sana. Sebab, ia sudah bertugas membersihkan sisi jalan dari Kedutaan Besar Amerika hingga Wisma Antara sejak 2019.

"Dipatroli, udah steril. Lalu, ambil gambar, terus pergi lagi petugasnya. Balik lagi, bajajnya. Seharusnya bisa stand by, petugasnya mengawasi," kata dia.

Baca juga: Ayah Mario Mundur dari ASN Ditjen Pajak, Mahfud MD: LHKPN Rafael Alun Trisambodo Harus Tetap Diselidiki

Berdasarkan pantauan Kompas.com sekitar pukul 08.50 WIB, ada beberapa petugas Satpol PP yang berpatroli dan memfoto kawasan tersebut. Tidak lama kemudian, para petugas Satpol PP itu pergi.

Ketika Kompas.com bertanya terkait bajaj yang mangkal sembarangan, petugas Satpol PP mengatakan bahwa yang berhak menindak bajaj adalah Dinas Perhubungan (Dishub).

"Kalau bajaj, urusannya sama Dishub," kata petugas tersebut.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Ada 292 Aduan Terkait Pembayaran THR 2024 Lewat Website Kemenaker

Ada 292 Aduan Terkait Pembayaran THR 2024 Lewat Website Kemenaker

Megapolitan
Bantah Gonta-ganti Pengurus Tanpa Izin, Ketua RW di Kalideres: Sudah Bersurat ke Lurah

Bantah Gonta-ganti Pengurus Tanpa Izin, Ketua RW di Kalideres: Sudah Bersurat ke Lurah

Megapolitan
Pelaku Pelecehan Payudara Siswi di Bogor Diduga ODGJ, Kini Dibawa ke RSJ

Pelaku Pelecehan Payudara Siswi di Bogor Diduga ODGJ, Kini Dibawa ke RSJ

Megapolitan
Longsor di New Anggrek 2 GDC Depok, Warga: Sudah Hubungi Semua Pihak, Tidak Ada Jawaban

Longsor di New Anggrek 2 GDC Depok, Warga: Sudah Hubungi Semua Pihak, Tidak Ada Jawaban

Megapolitan
Cuaca Panas Ekstrem di Arab Saudi, Fahira Idris Minta Jemaah Haji Jaga Kondisi Fisik

Cuaca Panas Ekstrem di Arab Saudi, Fahira Idris Minta Jemaah Haji Jaga Kondisi Fisik

Megapolitan
Mahasiswa Dikeroyok di Tangsel, Setara Institute Minta Hentikan Narasi Kebencian Pemicu Konflik

Mahasiswa Dikeroyok di Tangsel, Setara Institute Minta Hentikan Narasi Kebencian Pemicu Konflik

Megapolitan
Khawatir Kalah karena Politik Uang, Hanya 1 Kader PKB Daftar Pilkada Bogor

Khawatir Kalah karena Politik Uang, Hanya 1 Kader PKB Daftar Pilkada Bogor

Megapolitan
Dari 11, 4 Aduan Pekerja di Jakarta Terkait Pembayaran THR 2024 Telah Ditindaklanjuti

Dari 11, 4 Aduan Pekerja di Jakarta Terkait Pembayaran THR 2024 Telah Ditindaklanjuti

Megapolitan
Ketum PITI Diperiksa Polisi Terkait Laporan Terhadap Pendeta Gilbert

Ketum PITI Diperiksa Polisi Terkait Laporan Terhadap Pendeta Gilbert

Megapolitan
Lurah di Kalideres Tak Masalah jika Digugat soal Penonaktifan Ketua RW, Yakin Keputusannya Tepat

Lurah di Kalideres Tak Masalah jika Digugat soal Penonaktifan Ketua RW, Yakin Keputusannya Tepat

Megapolitan
Polisi Selidiki Kepemilikan Pelat Putih Mobil Dinas Polda Jabar yang Kecelakaan di Tol MBZ

Polisi Selidiki Kepemilikan Pelat Putih Mobil Dinas Polda Jabar yang Kecelakaan di Tol MBZ

Megapolitan
Hanya 1 Kader Daftar Pilkada Bogor, PKB: Khawatir Demokrasi Rusak seperti Pemilu

Hanya 1 Kader Daftar Pilkada Bogor, PKB: Khawatir Demokrasi Rusak seperti Pemilu

Megapolitan
Pemkot Tangsel Bakal Evaluasi Ketua RT-RW Imbas Pengeroyokan Mahasiswa

Pemkot Tangsel Bakal Evaluasi Ketua RT-RW Imbas Pengeroyokan Mahasiswa

Megapolitan
Meski Tersangka Sudah Ditetapkan, Polisi Sebut Penyidikan Kasus Tewasnya Taruna STIP Belum Final

Meski Tersangka Sudah Ditetapkan, Polisi Sebut Penyidikan Kasus Tewasnya Taruna STIP Belum Final

Megapolitan
Mengingat Lagi Pesan yang Ada di STIP, 'Sekolah Ini Akan Ditutup Jika Terjadi Kekerasan'

Mengingat Lagi Pesan yang Ada di STIP, "Sekolah Ini Akan Ditutup Jika Terjadi Kekerasan"

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com