JAKARTA, KOMPAS.com - Kekejaman yang dilakukan Mario Dandy Satrio (20) terhadap D (17) hingga menyebabkan korban tak sadarkan diri mengejutkan banyak pihak.
Banyak orang kemudian bertanya-tanya soal faktor yang mendorong pemuda tersebut bertindak anarki.
Pakar Kriminolog Universitas Indonesia (UI) Adrianus Meliala mencoba menjawab pertanyaan tersebut.
Menurut Adrianus, ada sejumlah faktor yang bisa menyebabkan Mario nekat menganiaya D hingga korban mengalami cedera otak dan koma. Berikut penjelasannya:
Baca juga: Seminggu Sejak Dianiaya Mario, D Belum Siuman dan Hanya Beri Respon Kecil lewat Gerakan Mata
Menurut Adrianus, individu yang tidak bisa mengontrol emosinya ketika dewasa bisa jadi mengalami trauma semasa kecil.
Seharusnya, anak yang dibesarkan secara baik akan tumbuh menjadi pribadi yang baik pula.
"Karena asumsinya anak sudah dijaga dari balita, masuk usia 15 tahun, maka di usia 20 tahun sudah beres. Tapi ternyata ada saja anak anak yang sudah usia dewasa muda, ternyata usia lima tahunan itu kacau. Makanya saya menduga Mario ini punya masa waktu kecil yang kacau" ujar Adrianus saat dihubungi, Senin (27/2/2023).
Dari video penganiayaan yang beredar, Mario terlihat tidak bisa menguasai emosinya sendiri, dan ketika marah pelaku tampak “mengerikan”, beber Adrianus.
Adrianus juga menduga ada kesalahan pada pola asuh yang diterapkan orang tua Mario.
“Mungkin di pengadilan bisa dilihat nanti masalahnya, pola asuh Mario seperti apa sehingga dia lalu menjadi begitu buas,” imbuh Adrianus.
Baca juga: Kriminolog Sebut Penganiayaan D oleh Mario Bentuk Pelampiasan Adrenalin Negatif
Selain faktor di atas, Adrianus juga menduga bahwa kondisinya yang selalu bergelimang harta membuat Mario tidak terlatih untuk menjadi dewasa.
Sehingga, ketika dihadapkan pada sebuah masalah, Mario tidak bisa menghadapi situasi dengan kepala dingin.
"Sejauh ini saya hanya tahu satu untuk konteks Mario, yakni dia orang yang enggak pernah susah, enggak pernah merasa menghadapi situasi yang down," ujar Adrianus.
“(Mario) enggak pernah menghadapi situasi gagal, kecewa, kalah. Padahal situasi itu baik untuk melatih kedewasaan, kematangan, sehingga ketika ketemu masalah dia enggak gampang lari ke emosi, enggak lari ke kekerasan," imbuhnya.
Baca juga: Saat Ditanya Alasan Aniaya D secara Brutal, Mario: Ya Begitulah..
Diberitakan sebelumnya, Mario merupakan anak eks pejabat Direktorat Jenderal Pajak Jakarta Selatan, Rafael Alun Trisambodo.
Setelah kasus penganiayaan ini ramai diperbincangkan, beredar pula gambar-gambar Mario yang kerap memamerkan harta kekayaannya.
Diketahui jumlah total kekayaan Rafael mencapai Rp 56 miliar. Rafael dicopot dari jabatannya karena ulah sang anak.
(Penulis : Rizky Syahrial/ Editor : Irfan Maullana, Ihsanuddin)
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.