JAKARTA, KOMPAS.com - Heri, suami korban pembunuhan di Bekasi Utara, mengungkapkan bahwa kali terakhir dia berkomunikasi dengan istrinya, Y, yakni ketika izin berangkat mengaji bersama teman-temannya pada Minggu (26/2/2023) siang.
"Almarhumah awalnya izin mengaji bersama teman-teman SMP-nya ke saya," ungkap Heri di Rumah Sakit (RS) Polri Kramat Jati, Jakarta Timur, Selasa (28/2/2023).
Adapun Y adalah salah satu korban pembunuhan di Bekasi Utara, dia tewas bersama dengan salah satu teman mengajinya, H.
Seiring berjalannya waktu, Y tidak kunjung berkabar kepada Heri. Sang suami lantas mencurigai perilaku yang tidak lazim ini.
Sebab, istrinya selalu menghubunginya setiap kali hendak pergi ke suatu tempat.
Baca juga: 2 Perempuan Korban Pembunuhan di Bekasi Utara Ditumpuk dan Dicor di Bawah Tangga
"Saya curiga karena almarhumah tidak pernah tidak mengabari saya, apalagi kemarin (Minggu) sudah mulai malam jam 22.00 WIB," jelas Heri.
"Saya tanya di WhatsApp Y ada di mana, tapi enggak terkirim," sambung dia.
Heri akhirnya menghubungi teman mengaji Y untuk menanyakan kabar istrinya. Ternyata, kegiatan mengaji sudah selesai sejak pukul 16.00 WIB.
Mulai malam itu, Heri segera mencari keberadaan Y ke beberapa rumah sakit. Namun, ia tidak mendapat kabar apa pun.
Pada Senin (27/2/2023), Heri meminta bantuan anaknya untuk melacak keberadaan Y melalui GPS ponsel istrinya.
Ini dilakukan untuk mengetahui kapan dan di mana terakhir kali ponsel Y aktif.
"Enggak tahunya, keluarga H juga melakukan hal serupa tanpa saya ketahui. Kami dapat titik yang sama, di Harapan Jaya," kata Heri.
"(Ternyata) setelah mengaji, almarhumah bersama Heni langsung ke tempat tersangka di daerah Harapan Jaya," sambung dia.
Mengetahui hal tersebut, Heri semakin yakin bahwa Y dan H berada di kawasan itu. Ia pun mengunjungi titik tersebut sekitar pukul 15.00 WIB.
Setelah bertanya-tanya kepada warga setempat, Heri akhirnya menemukan sebuah rumah yang ternyata disewa oleh kerabat dekat Y, yaitu seorang pria berinisial P.
"Saya sampai di lokasi itu jam 15.00 WIB. Tapi setelah maghrib, ada CCTV yang memperlihatkan bahwa istri saya dan temannya, H, masuk ke rumah P," tutur Heri.
Baca juga: Motif Pembunuhan Dua Perempuan di Bekasi Diduga Masalah Utang Setoran Perusahaan
"Tapi karena tidak dapat melihat di dalam rumah, sampai jam 22.00 WIB, saya belum bisa memastikan apakah para almarhumah ada di situ," imbuh dia.
Heri mengatakan, ia baru mengetahui bahwa istrinya telah meninggal dunia pada Selasa.
Sebelumnya diberitakan, warga di Bulak Sentul, Harapan Jaya, Bekasi Utara, Kota Bekasi, Selasa, digegerkan oleh pria berinisial P yang bunuh diri.
P diduga mengakhiri hidupnya usai membunuh dua orang korbannya. Dua korban itu diduga dicor oleh P menggunakan semen.
Nyawa P tak tertolong setelah dia menyayat urat nadinya sendiri. P dinyatakan meninggal dunia dalam perjalanan ke RSUD Kota Bekasi, Senin (27/2/2023) malam.
Baca juga: Motif Pembunuhan Dua Perempuan di Bekasi Diduga Masalah Utang Setoran Perusahaan
Seorang warga yang juga petugas keamanan di lingkungan sekitar, Adi (54), mengatakan bahwa P diduga membunuh seseorang lalu mengecor korbannya di dalam rumah kontrakan.
Sebab, pada Minggu (26/2/2023), terduga pelaku sempat membeli semen dan pasir setelah ia terlibat cekcok soal utang piutang dengan dua orang terduga korban.
"Yang meninggal datang mau nagih utang, mungkin cekcok. Tetangga dengar suara gaduh, terus setelah itu curiga melihat dia beli semen satu sak sama pasir waktu hari Minggu sore," ucap dia.
Kapolsek Bekasi Utara Kompol Arwan mengonfirmasi bahwa korban dari P diduga dua orang dan dicor menggunakan semen.
Setelah jenazah diangkat, bau busuk langsung tercium begitu jenazah dimasukkan ke dalam mobil ambulan.
Dua jenazah itu langsung dimasukkan berdampingan ke dalam satu unit mobil Suzuki APV.
Di halaman rumah yang menjadi TKP, terlihat ada bekas galian sisa semen berikut dengan pasir dan batu split.
Terlihat juga ada satu unit sepeda motor Yamaha Lexi bernomor polisi B 4967 KMI terparkir di halaman rumah.
Jenazah Y dan H diangkut dari rumah yang disewa P menuju RS Polri Kramat Jati pada 11.27 WIB.
Mereka tiba di RS Polri Kramat Jati pada pukul 12.14 WIB.
Pada saat itu, mereka sempat dibiarkan berada di dalam mobil jenazah yang terparkir di depan Gedung Instalasi Kedokteran Forensik.
Mereka telah dibungkus dalam kantong jenazah berwarna oranye dan ditaruh secara bertumpuk.
Pada pukul 12.54 WIB, pihak RS mulai memasukkan jenazah secara satu per satu ke dalam Gedung Instalasi Kedokteran Forensik.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.