"Sambil perjalanan ke kantor, aku selalu cek. K ini berangkat jam 06.10 WIB. Tapi karena hujan dan ada sungai banjir, mertuaku itu sampai ke sekolah jam 07.20 WIB. Artinya lewat lima menit dari ketentuan," ujar N.
Mertua N yang mengantar K menyampaikan permohonan maaf kepada guru karena keterlambatan di luar kontrol itu.
Sayangnya, guru tak mau memahami alasan itu. Para guru bersikukuh tak memperbolehkan K ikut di dalam field trip atas alasan menaati peraturan.
Bus juga terlambat berangkat
N mengatakan, hal yang menyedihkan baginya adalah pada saat K tiba di sekolah, teman-teman sekolahnya seluruhnya masih berada di dalam kelas.
Bus yang akan ditumpangi rombongan masih berada di depan sekolah dan belum ada tanda-tanda keberangkatan.
Bahkan, pihak sekolah memundurkan waktu keberangkatan yang semula pukul 07.30 WIB menjadi sekitar pukul 08.00 WIB.
Baca juga: Anaknya Ditinggal Field Trip di Depan Mata, Sang Ibu: Sekolah Tak Paham Perasaan dan Mental Anak
Walaupun waktu keberangkatan sudah dimundurkan atas alasan cuaca ekstrem, tapi guru tetap tidak memperbolehkan K ikut.
"Aku punya video parent lain memvideokan anak-anaknya naik ke bus. Sementara, K di luar kelas berdiri saja enggak bisa naik bus cuma bisa melihat teman-temannya saja. Benar-benar ngenes banget," ujar N.
K hanya bisa menangis melihat teman-temannya naik ke dalam bus.
N mengatakan, dirinya sempat melayangkan protes terhadap sekolah anaknya.
Tetapi, pihak sekolah hanya bisa memahami apa yang dirasakan N sebagai orangtua.
"Buat aku, mereka enggak memahami sih. Mereka enggak memahami perasaan anak, psikologi anak, mental anak. Kalau sekolah militer, it's okey lah, tapi ini playgroup. Apalagi tujuan field trip itu bagus untuk anak-anak. Ini aku sayangkan banget," ujar N.
Menangis dan merasa bersalah
Sebagaimana anak berusia 4 tahun, K cuma bisa menangis gagal berangkat untuk bermain bersama teman-temannya.