Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Sebagian Ruangan Tempat Penitipan Anak di Balai Kota Bakal Dibongkar, Heru Budi: Ukurannya Disesuaikan

Kompas.com - 17/03/2023, 16:56 WIB
Muhammad Isa Bustomi,
Ambaranie Nadia Kemala Movanita

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Penjabat Gubernur DKI Jakarta Heru Budi Hartono mengatakan, ukuran ruangan tempat penitipan anak (TPA) Negeri Bale Bermain di Balai Kota DKI akan disesuaikan.

Sebelumnya, ruangan TPA yang juga tempat pendidikan anak usia dini (PAUD) itu disebut akan diperkecil. Ukurannya hanya sepertiga dari luas ruangan saat ini.

"Tidak. Tidak ada yang bilang sepertiga, tapi disesuaikan," ujar Heru di kawasan Jakarta Utara pada Jumat (17/3/2023).

Baca juga: Heru Budi Bantah Sebagian Ruang Penitipan Anak Balai Kota Bakal Jadi Area VVIP

Heru mengatakan luas ruangan TPA akan disesuaikan dengan jumlah anak yang dititipkan. Saat ini, ada 12 anak yang dititipkan oleh orangtua di TPA itu.

"Malah yang anak-anak yang di situ kan kemarin baru lima atau 12 orang. Kalau bisa kita minta lebih aktif lagi. Gurunya juga kita tambah lagi," kata Heru.

Heru sebelumnya membantah sebagian ruangan TPA tersebut akan dialihfungsikan sebagai ruang VVIP.

"Tidak (bukan jadi ruang VVIP). Kata siapa? Tadi Biro Umum sudah saya panggil," ujar Heru saat di kawasan Jakarta Utara, Jumat (17/2023).

Sebagian ruangan TPA hasil peninggalan era Gubernur DKI Jakarta, Anies Baswedan itu dibongkar hanya untuk renovasi.

Baca juga: Saat Tempat Penitipan Anak Peninggalan Anies di Balai Kota Bakal Dibongkar...

Namun, ukuran ruangan TPA itu nantinya akan lebih kecil.

"Tadi saya sudah koordinasi, mau sebagian ruangan itu, mau dirapikan. Sehingga harus ditata," kata Heru.

Sebagai informasi, TPA tersebut dibangun pada 2018. Tempat tersebut dibangun untuk menitipkan anak-anak dari pegawai Pemprov DKI di Balai Kota.

Di TPA negeri ini, anak-anak para pegawai bisa mengikuti pendidikan PAUD yang pengajarnya berasal dari Dinas Pendidikan DKI Jakarta.

Baca juga: Tempat Penitipan Anak di Balai Kota DKI Dibongkar, Diperbaiki atau Dialihfungsikan?

TPA ini sudah beroperasi sejak 12 September 2018. Pegawai yang menitipkan anaknya di TPA ini tidak dikenai biaya apa pun.

Selain di kantor pemerintahan, TPA semacam ini juga disiapkan di ruang publik lain seperti di pasar.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Pria yang Meninggal di Gubuk Wilayah Lenteng Agung adalah Pemulung

Pria yang Meninggal di Gubuk Wilayah Lenteng Agung adalah Pemulung

Megapolitan
Mayat Pria Ditemukan di Gubuk Wilayah Lenteng Agung, Diduga Meninggal karena Sakit

Mayat Pria Ditemukan di Gubuk Wilayah Lenteng Agung, Diduga Meninggal karena Sakit

Megapolitan
Tawuran Warga Pecah di Kampung Bahari, Polisi Periksa Penggunaan Pistol dan Sajam

Tawuran Warga Pecah di Kampung Bahari, Polisi Periksa Penggunaan Pistol dan Sajam

Megapolitan
Solusi Heru Budi Hilangkan Prostitusi di RTH Tubagus Angke: Bikin 'Jogging Track'

Solusi Heru Budi Hilangkan Prostitusi di RTH Tubagus Angke: Bikin "Jogging Track"

Megapolitan
Buka Pendaftaran, KPU DKI Jakarta Butuh 801 Petugas PPS untuk Pilkada 2024

Buka Pendaftaran, KPU DKI Jakarta Butuh 801 Petugas PPS untuk Pilkada 2024

Megapolitan
KPU DKI Jakarta Buka Pendaftaran Anggota PPS untuk Pilkada 2024

KPU DKI Jakarta Buka Pendaftaran Anggota PPS untuk Pilkada 2024

Megapolitan
Bantu Buang Mayat Wanita Dalam Koper, Aditya Tak Bisa Tolak Permintaan Sang Kakak

Bantu Buang Mayat Wanita Dalam Koper, Aditya Tak Bisa Tolak Permintaan Sang Kakak

Megapolitan
Pemkot Depok Bakal Bangun Turap untuk Atasi Banjir Berbulan-bulan di Permukiman

Pemkot Depok Bakal Bangun Turap untuk Atasi Banjir Berbulan-bulan di Permukiman

Megapolitan
Duduk Perkara Pria Gigit Jari Satpam Gereja sampai Putus, Berawal Pelaku Kesal dengan Teman Korban

Duduk Perkara Pria Gigit Jari Satpam Gereja sampai Putus, Berawal Pelaku Kesal dengan Teman Korban

Megapolitan
15 Pasien DBD Dirawat di RSUD Tamansari, Mayoritas Anak-anak

15 Pasien DBD Dirawat di RSUD Tamansari, Mayoritas Anak-anak

Megapolitan
Bantu Buang Mayat, Adik Pembunuh Wanita Dalam Koper Juga Jadi Tersangka

Bantu Buang Mayat, Adik Pembunuh Wanita Dalam Koper Juga Jadi Tersangka

Megapolitan
Banjir Berbulan-bulan di Permukiman Depok, Pemkot Bakal Keruk Sampah yang Tersumbat

Banjir Berbulan-bulan di Permukiman Depok, Pemkot Bakal Keruk Sampah yang Tersumbat

Megapolitan
Motif Pembunuhan Wanita Dalam Koper Terungkap, Korban Ternyata Minta Dinikahi

Motif Pembunuhan Wanita Dalam Koper Terungkap, Korban Ternyata Minta Dinikahi

Megapolitan
Tak Cuma di Medsos, DJ East Blake Juga Sebar Video Mesum Mantan Kekasih ke Teman dan Keluarganya

Tak Cuma di Medsos, DJ East Blake Juga Sebar Video Mesum Mantan Kekasih ke Teman dan Keluarganya

Megapolitan
Heru Budi Usul Bangun 'Jogging Track' di RTH Tubagus Angke yang Diduga Jadi Tempat Prostitusi

Heru Budi Usul Bangun "Jogging Track" di RTH Tubagus Angke yang Diduga Jadi Tempat Prostitusi

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com