Selain itu, Topik juga ditugaskan untuk mengumandangkan adzan di lima waktu shalat.
"Yang menjadi peruntukan sistem kerja saya itu adalah harus siap menjadi muazin, setiap waktu harus ada, jangan sampai ketertinggalan. Harus standby," kata Topik.
Dengan tugasnya sebagai marbut, Topik mendapatkan upah Rp 1,25 juta sebulannya.
Kata Topik, besaran gaji itu tergantung dengan jam terbang marbut. Semakin lama, maka akan semakin besar.
"Sebenarnya beda-beda, kalau saya masih pemula, masalah gaji itu ada yang lama dan baru karena saya pemula untuk gaji Rp 1,25 juta," kata Topik.
Baca juga: Jenuh Jadi Guru Honorer, Topik Banting Setir Jadi Marbut di Tangsel
Dari penghasilannya itu, Topik menghidupi ibu dan adiknya yang masih bersekolah di kampung. Sementara ayahnya telah meninggal dunia.
"Saya belum berkeluarga, Rp 1 juta dikirim ke kampung karena masih ada keluarga, tanggung jawab. Saya sudah ditinggal ayah, tinggal ibu dan adik satu," ujar dia.
Topik menyimpan Rp 250.000 untuk kebutuhannya, meski terdengar sedikit, apalagi zaman sekarang biaya hidup di kota mahal, Topik mengaku tidak pernah merasa kekurangan.
"Alhamdulillah cukup bahkan ya tergantung kita, kalau bisa mengirit, insya Allah ada sisa dari sebagai kebutuhan pokok," ujar dia.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.