Lalu, ada kamar mandi umum khusus perempuan, laki-laki, dan difabel.
Tepat di seberangnya ada area kantin. Penghuni yang ingin berdagang makanan dan minuman bisa berjualan di sana.
Masih di area yang sama, ada etalase kerajinan tangan berupa tas, karangan bunga, dan wadah untuk menaruh air putih.
Jika menengok ke atas, tepat di pagar pembatas di lantai dua ada jaring.
"Jangan sampai ada kecelakaan, tapi jaring pengaman ini supaya (kalau ada yang terjatuh) enggak langsung ke bawah," terang Muchyidin.
"Menurut pihak Kementerian PUPR, jaring kuat untuk orang dewasa, tapi kami enggak harapkan ada kecelakaan, cuma ini bentuk antisipasi," imbuh dia.
Baca juga: Seputar Rusun Tunawisma di Cipayung, Harga Sewa Rp 10.000 dan Tak Boleh Dihuni Sembarang Orang
Kemudian, setiap ruangan di lantai satu memiliki fungsi tersendiri. Ada beberapa ruangan untuk pengelola rusun.
Kemudian, ada ruang koperasi yang akan dikelola penghuni rusun. Di sini, mereka bisa berbelanja kebutuhan sehari-hari.
Lalu, ada ruang serbaguna. Di ruangan itu, ada dua meja bundar berukuran lebar berkaki pendek.
Setiap meja dikelilingi oleh beberapa bangku warna-warni untuk anak-anak.
Ruangan itu dilengkapi karpet empuk, sebuah televisi, beberapa bean bag, serta tiga lemari besar berisi buku anak-anak, buku genre lainnya, dan mainan anak-anak.
"Orangtua juga boleh ke ruang serbaguna karena ada beragam judul bacaan di sini," ujar Muchyidin.
Ruangan selanjutnya adalah ruangan untuk belajar menjahit dan merias wajah.
Ada perbedaan bentuk dan fasilitas pada masing-masing unit di lantai satu.
Untuk difabel, pintu masuk unit lebih lebar. Tujuannya untuk mengantisipasi jika penghuni menggunakan kursi roda.