JAKARTA, KOMPAS.com - Remaja berinisial D (17) dipastikan tidak akan bisa melanjutkan pendidikannya dan pulih seperti sedia kala setelah dianiaya Mario Dandy Satrio (20).
Hal itu dikonfirmasi langsung oleh ayah D, Jonathan Latumahina, yang akhirnya tampil di hadapan publik untuk pertama kalinya pada Senin (3/4/2023).
Jo, sapaan akrabnya, menceritakan kondisi terkini D dan berbagai kemungkinan yang bakal terjadi kepada sang anak usai dimintai keterangan sebagai saksi dalam sidang terdakwa AG (15) di Pengadilan Negeri (PN) Jakarta Selatan.
"Kami tetap agak kecewa dengan semua tindakan yang ditempuh karena tim dokter menyatakan bahwa dia (D) tidak akan mampu kembali seperti semula," ungkap Jo.
Alasan utama D tidak bisa kembali pulih seperti semula disebabkan kondisinya yang terlampau parah.
Jo bahkan menyebutkan bahwa D berada di ambang kematian karena tingkat kesadaran sang anak begitu rendah setelah dianiaya.
"Saat dirujuk ke rumah sakit (RS) usai peristiwa penganiayaan, D dinyatakan koma. Berdasarkan skala yang diukur menggunakan glasgow coma scale (GCS), tingkat kesadaran D hanya berada di skala 3. Umumnya manusia normal memiliki skala 15," ungkap Jo.
Baca juga: Tunjukkan Foto D Usai Dianiaya Mario, Kuasa Hukum: Optimistis Para Pelaku Dihukum Maksimal
GCS merupakan skala yang digunakan untuk mengetahui tingkat kesadaran seseorang. Skala ini dihitung berdasarkan tiga aspek, yakni respons terhadap suara, respons terhadap perintah gerakan, dan respons mata.
Saat pertama kali diperiksa, D hanya mendapat masing-masing satu poin dari ketiga aspek dalam skala CGS.
Ketika matanya diperiksa, tidak ada reaksi dari D dan mata tetap terpejam. Kemudian, tidak ada suara yang keluar meski namanya dipanggil.
Baca juga: Kuasa Hukum D: Permohonan Maaf Orangtua Mario Dandy Tak Sebanding dengan Penderitaan Korban
Terakhir, D tidak bisa menggerakkan bagian tubuhnya walau sudah diberi perintah oleh tim dokter.
"D hanya mendapat satu poin dari setiap aspek. Arti lebih gampangnya, dia seperti orang meninggal tapi masih bernapas karena ketika disenter matanya tidak ada respons sama sekali," papar Jo.
D sudah 43 hari dirawat di ruang perawatan intensif (ICU).
Selama periode tersebut, Jo mengungkapkan, sang anak telah menerima berbagai metode terapi dan pengobatan demi meningkatkan kesadaran ke skala yang baik.
Meski membutuhkan waktu yang tidak sebentar, tetapi progres penyembuhan D boleh dibilang positif.