JAKARTA, KOMPAS.com - Kepala Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional (BKKBN) Hasto Wardoyo mengatakan pendekatan individu menjadi salah satu cara dalam pengentasan stunting.
Cara tersebut telah dilakukan BKKBN saat mendata status stunting di beberapa daerah kabupaten dan kota, termasuk juga Jakarta.
"Pertama (cara pengentasan stunting) individu base, atau basis individu. Personal atau berbasis individu nanti kita memotret case ya jadi stunting. Kasus stunting bisa kami potret, mulai dari hulu dan hilir," kata Hasto saat wawancara khusus dengan Kompas.com, Senin (3/4/2023).
Baca juga: Kepala BKKBN: 90 Persen Orangtua Tahu Stunting, tetapi Hanya 60 Persen yang Paham Mencegahnya
Hasto mengatakan kasus stunting yang ditemukan di setiap wilayah akan dilakukan penelusuran (tracing), lalu melihat latar belakang lingkungan untuk mengetahui penyebabnya.
"Ini pendekatan individu. Kan BKKBN mengaudit status stunting di mana-mana diaudit status stunting. Kami mengaudit status stunting di kabupaten dan kota," kata Hasto.
Selain itu, pengentasan stunting juga dilakukan BKKBN dengan pendekatan berbasis populasi di wilayah kasus tertinggi.
"Kemudian kami akan lihat faktor-faktornya, seperti air, faktor lingkungan, kemudian faktor ekonominya untuk kami potret," kata Hasto.
BKKBN juga dapat mengeksplor faktor-faktor sensitif yang ada di lingkungan yang nantinya dapat mengetahui apa yang mempengaruhi terjadinya stunting.
Baca juga: Jangan Sepelekan Posyandu, Timbang Berat dan Ukur Tinggi Anak Penting untuk Cegah Stunting
"Seperti misalnya karena (lingkungan) kumuh yang bisa menyebabkan sakit-sakitan karena jamban tidak bagus, lalu airnya tidak bagus yang bisa menyebabkan diare," kata Hasto.
"Sehingga faktor ini menjadi faktor yang terbesar mempengaruhi stunting sehingga nanti bisa menunjukkan 'oh di situ ada benang merahnya'," sambung dia.
Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.