JAKARTA, KOMPAS.com - Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional (BKKBN) akan mengunjungi beberapa wilayah sebagai langkah pengentasan stunting.
Direktur Komunikasi, Informasi, dan Edukasi (KIE) BKKBN Eka Sulistia Ediningsih mengatakan, DKI Jakarta akan menjadi wilayah pertama yang dikunjungi.
Meski berstatus ibu kota, nyatanya tetap banyak anak-anak di Jakarta yang mengidap stunting akibat kekurangan gizi.
"Informasi untuk intervensi stunting perkotaan ini kami akan melakukan kunjungan-kunjungan ke lokus stuting didahului oleh DKI," kata Eka saat sesi wawancara khusus dengan Kompas.com, Senin (3/4/2023).
Baca juga: Kerap Mengintai Anak, Pahami Gejala Stunting dan Cara Mencegahnya
Eka mengatakan, wilayah yang akan dikunjungi oleh BKKBN dalam pengentasan stunting itu yakni daerah Kebagusan, Jakarta Selatan; Cakung, Jakarta Timur; dan Cilincing, Jakarta Utara.
"Dan agar kami bisa membawa intervensi yang tepat, maka mulai besok saya berdasarkan data yang sudah ada, kami akan mendahului kunjungan tersebut," kata Eka.
Sebelum kunjungan itu, kata Eka, BKKBN telah berkoordinasi oleh kelurahan hingga ke RT di wilayah yang akan disambangi.
"Kita akan berembuk dengan kelurahan dan RT yang ada di lokus untuk melihat yang mana penyebab-penyebab (Stunting)," ucap Eka.
Baca juga: Asap Rokok Meningkatkan Risiko Stunting, Ibu Hamil yang Terpapar Bisa Alami Janin Tumbuh Lambat
Sebelumnya, Kepala BKKBN Hasto Wardoyo mengatakan, sebagian besar orangtua di Indonesia sebenarnya sudah mengetahui istilah stunting alias tengkes.
Namun, hal tersebut belum menjamin para orangtua melakukan upaya untuk mencegah stunting pada anak.
"Kalau kita lihat dari hasil survei terakhir, (orangtua) yang mendengar stunting itu lebih dari 90 persen," ujar Hasto.
"Tetapi soal bagaimana cara mencegah stunting itu baru sekitar 60 persen (orangtua yang memahaminya)," lanjut dia.
Baca juga: BKKBN Sebut Stunting Bisa Terjadi di Perkotaan, Ini 3 Penyebabnya
Hasto memaklumi situasi tersebut. Sebab, sosialisasi pencegahan stunting di Indonesia memang baru digencarkan dalam beberapa tahun belakangan ini.
Diperlukan sosialisasi yang lebih intensif lagi agar tidak hanya orangtua yang memahami cara pencegahan stunting pada anak, melainkan juga masyarakat luas.
"Di Indonesia ini stunting relatif baru dan belum disosialisasikan sehingga mereka ini tarafnya mendengar tapi belum mengetahui secara dalam," ujar Hasto.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.